Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM - Nama Vanesha Prescilla memang masih tergolong baru di industri perfilman Indonesia.
Terbukti, dirinya baru membintangi beberapa film, seperti Teman Tapi Menikah (TTM) dan Dilan 1990, serta yang sebentar lagi akan tayang, Dilan 1991.
Vanesha Prescilla mengaku sudah merasa capek jadi artis. Lho, kenapa?
Adik dari Sissy Prescillia ini mengaku, menjadi artis adalah pekerjaan berat, terutama jika urusan personalnya sudah jadi sorotan.
"Kalau dukanya kadang-kadang capek, aktivitas kita tuh diliatin semua orang. Sampai akhirnya mereka ngerasa memiliki kehidupan kita," tambah Sasha–biasa ia disapa.
Belum lagi, Sasha kerap kali dianggap sombong, padahal cuma karena ia menolak diajak berfoto.
"Pas lagi capek, mau me time sama keluarga, aku paling sebel sih misalnya lagi jalan, ngobrol sama keluarga, terus tiba-tiba ada yang minta foto," katanya dengan ekspresi kesal.
"Terus tahu banget aku kalau lagi kejadian kayak gitu. Pas aku lihat komen Instagram ada yang bilang, Ih sombong tadi enggak mau diajak foto," lanjutnya.
Sudah begini, Sasha akhirnya hanya bisa memikirkan kembali niatnya terjun ke dunia artis.
Kadung nyemplung, perempuan 19 tahun ini pun berusaha terima risiko jadi pesohor.
Salah satu caranya, selalu berpikir positif.
Yah, begitulah ciri perempuan yang akhirnya berani memilih dan mandiri, bukan?
Misalnya, Vanesha jadi mesti rajin senyum—meskipun dia mengaku sering membuatnya capek hati.
Karenanya, Sasha perlu punya cara ampuh untuk membangun mood lagi.
Caranya?
"Orang-orang di sekitarku harus menyenangkan, sih. Dan aku cinta banget sama orang yang humoris. Terus (aku suka) lagu, sih, karena bikin aku senang," jelasnya.
Hal lain, Sasha pun mengaku menjadi artis adalah “sekolahnya” untuk masuk ke bidang yang bisa jadi membuatnya lebih capek.
Yah, bekerja apapun memang capek dan melelahkan. Akan tetapi sebagai penggemar, kita juga musti tahu kalau artis tetaplah manusia.
Sepakat? (*)
Informasi dan wawancara Eksklusif NOVA yang lebih lengkap bersama para pemeran film Dilan 1991 bisa Sahabat NOVA baca di Tabloid NOVA edisi 1717.
Raynaldi Wahyu