Baca tanpa iklan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Bulan Ramadan segera tiba. Diperkirakan awal Mei 2019 umat Muslim mulai menjalankan ibadah puasa.
Lalu bagaimana kalau ibu hamil berniat menjalankan ibadah puasa?
Spesialis Gizi Klinis, Dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp. GK menyebutkan jika berniat untuk menjalankan puasa yang pertama dilakukan adalah berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter kandungan untuk memastikan tubuh dalam keadaan yang memungkinkan.
Kondisi yang memungkinkan khususnya pada kehamilan trimester dua dan tiga ini seperti kondisi gizi yang baik dan tidak ada penyakit lain misalnya hipertensi pada kehamilan.
“Ibu hamil konsultasi dulu ke dokter obgyn apalagi trimester satu dua, kalau kondisi memungkinkan lanjut apalagi yang hamilnya kebo-kebo aja,” tutur dr. Juwalita Surapsari di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Senin (29/4/2019).
Baca: Ibu Hamil Makan Berlebihan, Ketahui Dampak Buruknya Bagi Kesehatan
Kemudian saat menjalankan puasa ibu hamil harus ekstra memperhatikan kebutuhan kalori harus terpenuhi agar tetap bertenaga, yang bisa diatur dari makanan yang dikonsumi seperti buah, sayur, kacang-kacangan, daging, ikan, maupun telur.
Saat puasa ibu hamil juga harus memastikan hidrasi cukup, istirahat cukup, dan hindari dulu aktivitas berat, dan waspada tanda bahaya.
Tanda bahaya yang harus diwaspadai adalah berat badan tidak naik atau malah turun, haus berlebihan, buang air kecil jarang atau urin berwarna gelap, sakit kepala atau demam.
Baca: Ibu Hamil Sebaiknya Jangan Malas Jaga Kebersihan Diri
Tanda lainnya yang harus diwasapadai adalah mual dan muntah, gerak janin berkurang, nyeri perut seperti kontraksi.
Jika sudah mengalami tanda-tanda tersebut, sebaiknya hentikan dulu puasanya untuk kesehatan janin dalam kandungan,
“Ibu hamil kalau sudah ada tanda-tanda tadi haus berlebih, berat badan turun, sakit kepala paksakan puasa efeknya ke janiinnya,” pungkas dr. Juwalita Surapsari.