TRIBUNNEWS.COM - Syahrini telah dikenal masyarakat sebagai penyanyi kondang dan fenomenal.
Lama berkarier di dunia hiburan, Syahrini kini telah merambah ke dunia bisnis.
Syahrini kerap menjadi model untuk produknya dan mengunggahnya ke akun Instagram.
Memiliki banyak penggemar, membuat dagangan yang dijual Syahrini selalu laris manis.
Baru-baru ini Syahrini menjual mukena menjelang Idul Fitri 2019.
Tak main-main, harga mukena dengan merk 'Fatimah Syahrini', yang baru rilis pada 22 Mei 2019 lalu, dibanderol dengan harga Rp 3,5 juta per pasang.
Baca: Jawab Hubungannya dengan Prilly Latuconsina, Ini Curhatan Maxime Bouttier Soal Kabar Putus
Melansir akun Instagram penggemar, @syahreino.27.02, sejak tanggal peluncuran, mukena Syahrini telah terjual sebanyak 5000 buah.
Mukena dagangan Syahrini memiliki 3 varian warna yakni pink, broken white dan cream, yang masing-masing diproduksi sebanyak 5000 pasang.
Baca: Mukena Berlapis Emas Syahrini Laris Manis, Ditjen Pajak Soroti PPN Rp 1,75 Miliar
Sehingga jika ditotal, sejumlah 15 ribu mukena yang terjual habis meraup keuntungan hingga miliaran rupiah.
Ditjen Pajak Republik Indonesia bahkan mengunggah cuitan di akun Twitter @DitjenPajakRI pada Rabu(29/5/2019), yang terdengar seperti menyindir Syahrini.
Cuitan Ditjen Pajak RI yang membicarakan omzet penjualan mukena, dari mulai harga satuan, omzet yang didapat, dan pajak yang harus dibayarkan kepada Negara.
Dari cuitan dan perhitungan Ditjen Pajak RI memiliki kesamaan dengan mukena yang dijual oleh Syahrini.
Sempat membuat heboh publik, mantan Ketua DPR RI periode tahun 2009-2014, H. Marzuki Alie, SE, MM, membalas cuitan Ditjen Pajak RI.
Marzuki Alie membela Syahrini dengan mengatakan bahwa pajak bukan lagi tanggungan Syahrini melainkan produsen.
"Syahrini bukan produsen dan bukan PKP, artinya saat beli dari produsen sdh dikenakan PPN.
Syahrini tidak mungut PPN walaupun mukena adalah objek PPN. Darimana kok tau2 harus bayar PPN," tulis Marzuki pada Rabu (29/5/2019).
Meskipun Marzuki telah menulis cuitan tersebut, masih banyak masyarakat yang berpikir bahwa Syahrini tetap harus membayarkan pajak kepada negara. (Grid.ID, Nopsi Marga)