TRIBUNNEWS.COM - Sakit kepala, rasa sakit pada tubuh, dan kelelahan yang disebabkan minum alkohol biasanya hilang setelah hari berikutnya.
Walau begitu, dampak minum alkohol terhadap otak tidak demikian. Otak tetap merasakan efek minuman keras ini hampir selama enam minggu setelah meminumnya.
Dalam sebuah studi terbaru para ilumuwan menemukan dalam pemindaian otak pada pecandu alkohol pada materi putih (substansi alba), bagian otak yang mengandung saraf, terus berubah setelah lebih dari sebulan dalam keadaan sadar.
Baca: Air Kencing Berbusa, Bisa Jadi Anda Punya Masalah Kesehatan
Baca: Tidur Telanjang dan Manfaatnya Bagi Kesehatan
Baca: 7 Bahan Alami Bantu Perokok Hentikan Kebiasaan Buruknya
Hasil ini diperoleh peneliti dari Spanish Institute of Neuroscience dan Central Institute of Mental Health di Jerman setelah memindai sebanyak 90 otak pria alkoholik.
Para pecandu ini dilarikan ke rumah sakit akibat masalah minum minuman keras mereka, dan para peneliti juga membandingkan otak mereka dengan otak 36 pria yang bukan pecandu alkohol.
Peneliti tahu bahwa minum alkohol dapat mengubah cara saraf berkomunikasi di otak.
Tetapi mereka baru sadar jika perubahan itu terus berlanjut walaupun orang tersebut telah berhenti minum.
Meskipun minum minuman beralkohol membuat seseorang menjadi lebih 'bahagia', terlalu sering mengonsumsinya tentu akan mengalami kerusakan otak.
Jika kerusakan otak terjadi, itu artinya kita sakit berat. Terutama pada bagian yang mengendalikan pikiran serta gerakan.
Pemindaian menunjukkan adanya aktivitas listrik yang secara signifikan lebih sedikit pada otak peminum dibandingkan dengan peminum teh, bahkan setelah dua minggu tidak mengonsumsi alkohol.
Parahnya lagi, perubahan itu masih terus berlanjut bahkan setelah enam minggu tanpa minum alkohol, menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Psychiatry.
Baca: Aktivitas Agung Hercules di Luar Rumah Sakit, Ternyata Tetap Kerja Meski Idap Kanker Otak
Para peneliti mengatakan temuan mereka bertentangan dengan gagasan konvensional bahwa kerusakan akibat alkohol berhenti ketika minum berakhir.
Dr. Santiago Canals, salah satu penulis studi, mengatakan, "Sampai sekarang, tidak ada yang bisa percaya bahwa tanpa alkohol, kerusakan di otak akan berlanjut."
Dua area yang paling parah terkena dampak, scan menunjukkan, adalah hippocampus dan prefrontal cortex.
Hippocampus merupakan bagian dari otak yang terletak di lobus temporal, yang berperan dalam kegiatan mengingat dan navigasi ruangan.
Sedangkan prefrontal cortex merupakan otak bagian depan yang memiliki fungsi membuat perencanaan, kontrol diri, mengatur emosi hingga mengambil keputusan.
Kenangan, emosi, pengambilan keputusan dan perilaku dikendalikan oleh bagian-bagian organ ini, menunjukkan bahwa karakteristik ini dapat diubah secara khusus.
"Kami menemukan bahwa pada dua dan enam minggu tidak mengonsumsi alkohol, perubahan mikrostruktur berkembang," tulis para ilmuwan dalam laporan mereka.
Mereka mengatakan perjalanan sinyal saraf terus dibatasi di otak.
Peneliti juga menambahkan, "Hasil ini menantang gagasan konvensional bahwa perubahan mikrostruktur mulai kembali ke (normal) segera setelah menghentikan konsumsi alkohol."
Berita ini sebelumnya tayang di Gridhealth.Id dengan judul Sebuah Scan Otak Terbaru Menunjukkan Bagaimana Alkohol Merusak Otak Setelah 6 Minggu Meminumnya