News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kepedulian Nicholas Saputra Terhadap Anak-anak Kurang Gizi di NTT

Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Artis peran Nicholas Saputra berpose saat konferensi pers film Aruna dan Lidahnya, di Jakarta, Kamis (31/5/2018). Nicholas Saputra berperan sebagai Bono dalam film yang diadaptasi dari novel karya Laksmi Pamuntjak, yang akan dirilis tahun ini. TRIBUNNEWS/HERUDIN

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Biasanya Nicholas Saputra ke Nusa Tenggara Timur (NTT) hanya untuk berjalan-jalan menikmati keindahan alam.

Namun, saat terakhir kali ke sana Nicholas Saputra melakukan kegiatan berbeda.

Bintang film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) ini ingin membantu anak-anak di NTT khususnya di wilayah Alor yang mengalami mal nutrisi atau gizi buruk.

Bergabung dengan program ‘Berbagi Harapan Dengan Aksi’ Nicholas membagikan 270 paket nutrisi tambahan yang berisi susu, kacang hijau, telur yang kaya protein.

Aktor 34 tahun itu menjelaskan dengan meningkatkan gizi anak-anak yang malnutrisi diharapkan dapat membantu anak-anak tumbuh lebih berkualitas.

Baca: Makanan yang Bikin Nicholas Saputra Semangat Jalankan Aktivitas

“Ini sebuah langkah kecil yang bisa kita lakukan, saya rasa SDM Indonesia itu ke depannya perlu diperhatikan dengan mempersiapkan generasi kita dari anak-anak kecil agar gizinya baik dulu,” ungkap Nicholas saat ditemui di acara Cadburry ‘Berbagi Harapan Dengan Aksi’ di Jakarta Selatan, Kamis (15/8/2019).

NTT menjadi fokus Nicholas Saputra dan timnya karena berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 proporsi status gizi buruk dan gizi kurang mencapai 17,7 persen dengan angka gizi buruk dan gizi kurang terbanyak berada di wilayah NTT yakni 42,6 persen.

Baca: Kecewa, Iqbaal Ramadhan Merasa Bandnya Tak Diapresiasi Manajemen LANY

“Ya kalau kita melihat dari ukuran kebanyakan ukuran tinggi dan umur perbandingannya, pergelangan kaki dan lain-lain itu kalau dari ukuran dari puskesmas setempat dinyatakan bahwa kekurangan gizi,” kata Nicholas.

Melihat potensi alam yang sangat indah di NTT, perhatian kepada anak-anak yang kekurangan gizi ini diharapkan dapat menciptakan generasi penerus yang dapat mengembangkan potensi daerah agar tingkat kesejahteraan meningkat.

“Daerah ini potensinya sangat besar nantinya ke depan, jadi kalau tidak ada yang kita lakukan, sayang sekali nanti ngomongin 5 tahun lagi atau 10 tahun lagi kalau masyarakatnya tidak disiapkan,” ucap Nicholas Saputra.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini