Laporan Wartawan Tribunnews.com, Muhammad Husain Sanusi Dari Makkah
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Jemaah gelombang kedua mulai hari ini Rabu (21/8/2019) bergeser dari Makkah ke Madinah.
Pendorongan pertama dilakukan terhadap jemaah haji embarkasi Surabaya (SUB 41) sebanyak 450 jemaah haji asal Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.
“Ya alhamdulillah pada pagi ini jam 7.30 waktu Arab Saudi kita melepas jamaah haji SUB 41 dari Kabupaten Nganjuk ke Madinah. Ini adalah bagian yang pertama menuju Madinah selama 8 hari atau selama 40 waktu salat berjamaah dan berziarah ke tempat-tempat yang sangat bersejarah, ziarah ke Makam Rosulullah tentu idealnya bisa berdoa dan salat di Raudhah sebagaimana yang diajarkan Rosul saw,” Kata Dirjen Pengelolaan Haji dan Umrah, Nizar Ali.
Nizar Ali beserta jajarannya melepas keberangkatan pertama jemaah haji ke Madinah di Hotel Arkan Bakkah, Makkah.
Dia menjelaskan tentang fasilitas yang akan didapatkan jemaah haji selama berada di Madinah.
Baca: Bayi Baru Lahir di Malaysia Bisa Langsung Daftar Haji Tapi Masa Tunggu 102 Tahun
Baca: Usai Tragedi Cakaran Berdarah, Kini Anggia Perez Ditagih Surat oleh Mantan Suami Jupe, Soal Warisan?
“Ya tentu tiga layanan standar yang kita berikan tentu pertama naqobah transportasi pengangkut jamaah dari sektor lima menuju ke Madinah. Layanan akomodasi mereka ditempatkan di hotel-hotel standar bintang 3 dan alhamdulillah tahun ini banyak di atas ekspektasi SPM (Standar Pelayanan Minimal) artinya ada yang bintang 4 ada yang bintang 5 sekalipun. Dari aspek jarak akomodasi hotelnya seluruhnya berada di wilayah Makaziyah dan ini tentu memudahkan jamaah untuk mengakses Masjid Nabawi,” katanya.
Lalu yang terakhir adalah layanan di bidang konsumsi selama di Madinah jemaah haji akan mendapatkan layanan sekitar 8 hari lebih 16 kali makan perhari mereka mendapatkan makan siang dan makan malam sehingga jamaah haji tidak perlu lagi menyiapkan secara mandiri makanan atau konsumsi selama di Madinah.
Nizar juga menyampaikan meski puncak haji telah lewat seiring dengan berakhirnya dengan masa Armuzna, situasi di Madinah juga masih penuh atau ramai tapi tidak seramai seperti sebelum masa puncak haji.
“Secara faktual tidak ada masjid yang kosong karena tentu ini dari berbagai negara juga kita relatif agak lama karena ada arbain salat 40 waktu negara lain paling banter 5 hari mungkin kita dengan Malaysia yang 8 hari. Yang lainnya seperti Turki mereka hanya 5 hari. Jamaah tetap ada cuma dari kepadatan sedikit longgar karena mereka ada yang sudah didorong ke negaranya masing-masing. Jadi relatif bisa beribadah di Masjid Nabawi dengan aman dan nyaman,” kata Nizar Ali.
Nizar meminta kepada jemaah haji agar hati-hati ketika antri untuk masuk ke Raudhah baik jamaah perempuan maupun laki-laki.
“Mereka kan harus berdiri untuk ini tidak mungkin duduk karena di situ masuk ke lokasi 1,2, dan 3 baru masuk ke Raudhah jadi butuh berdiri agak lama sehingga butuh fisik yang baik. Sehingga tentu ini kami harapkan jamaah cari momen yang tepat sehingga bisa masuk ke situ dengan aman,” katanya.
Biasanya waktu yang amat padat habis salat fardlu dan mungkin tengah malam dibuka bebas tapi jemaah haji harus memiliki fisik harus kuat di situ agar bisa nongkrongi dekat Raudhah berjam-jam dalam konteks ini. “Jadi kalau itu bisa disiapkan tentu masuk Raudhah lebih mudah daripada habis salat pasti berbondong-bondong masuk Raudhah,” pungkas Nizar Ali.