TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Raiden Soedjono Drummer terkenal sekilgus ketua panitia konser untuk republik mengaku bingung, kenapa konser musik untuk tujuan merekatkan kembali persatuan dan kesatuan anak bangsa masih bisa dinyinyirin. Padahal, banyak konser lain yang sifatnya hura-hura dan berorientasi profit mereka tutup mata.
"Konser kami jelas membawa pesan persatuan dan perdamian anak bangsa, tapi mereka terus nyinyir. Sementara mereka menutup mata untuk konser-konser lain yang sifatnya hura-hura dan orientasi profit," kata Raiden Soedjono saat dihubungi wartawan, Kamis (3/10/2019).
Hal itu disampaikan Raiden untuk menjawab kritik dari sebagian masyarakat Indonesia terkait rencana konser untuk republik di Cibubur dari tanggal 18 sampai 20 Oktober 2019 dengan konsep untuk merekatkan kembali persatuan dan perdamaian akibat dari polarisasi 01 dan 02.
"Bagi kami persatuan dan perdamian ini harga mati tidak bisa ditawar. Saya bingung kenapa aksi kami masih dinyinyirin," sesal Raiden Soedjono.
Dijelaskan Raiden bahwa gerakan ini muncul atas keresahan para musisi yang melihat polarisasi 01 dan 02 usai pilpres tak kunjung usai. Terbentuklah ide untuk mengembalikan persatuan dan perdamian melalui pagelaran konser musik.
"Musisi ini adalah influncer yang tepat. Sehingga pesan persatuan dan perdamaian yang akan disampaikan bisa diterima dengan baik oleh masyarakat. Pesan yang akan disampaikan juga jelas, persatuan harga mati tak bisa ditawar lagi, kalau ada yang tidak ingin kita bersatu patut dipertanyakan," tegas Raiden Soedjono.
Para musisi yang hadir juga kata Raiden tidak lagi memikirkan profit, seperti Godbless, mereka tidak terima public rate, hanya production cost beberapa vendor juga sama. Mereka kata Raiden memiliki hati merah putih, tidak memikirkan profit dengan menjual tiket.
"Jadi kalau ada yang masih meragukan kami, apakah mereka-mereka ini menolak persatuan. Buat saya sih simple, jika kita bersatu segala konflik yang ada di bangsa ini bisa selesai," ujar Raiden Soedjono.
Terkait pertemuan dengan Presiden Jokowi, Raidan mengatakan bahwa tujuannya untuk berdialog tidak untuk meminta izin apalagi permintaan dana. Karena kata dia, siapapun presiden terpilih, sebagai warga negara yang baik tentu harus menghormatinya.
"Pak Jokowi menawarkan apa yang bisa dibantu, kita tolak mentah-mentah. Karena gerakan ini harus bersih dari kepentingan apapun. Kalau ada yang tidak suka, mungkin mereka anti Pak Jokowi atau memang mereka tidak suka kita bersatu, ini tugas kita untuk membangunkan kesadaran mereka," ungkap Dramer Raiden Soedjono.