TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Putra Kusuma Pictures segera menggarap film bergenre Action Kung Fu.
Sepertinya Ki Kusumo pemilik Putra Kusuma Pictures lebih suka menggarap film dengan latar belakang kisah nyata, kali ini kisah pendekar asal Hokian Lo Ban Teng akan di angkat ke layar film.
Mungkin tidak banyak orang tahu kalau di Indonesia ada perguruan ilmu bela diri kung fu beraliran Ngo Chu Kun yang dikembangkan oleh seorang guru bernama Lo Ban Teng.
Aliran yang lahir sejak 1928 ini tersebar tidak saja di sejumlah daerah di Indonesia, tapi juga di beberapa negara di Asia.
Dalam menggarap Film Lo Ban Teng, Ki Kusumo melibatkan orang-orang yang professional dibidangnya masing-masing.
Antara lain dengan Produser Taufiq Arief Denin peraih Panasonic Gobel Award dan sineas kawakan Yan Sanjaya atau yang lebih dikenal Pak Yansen yang pernah menggarap film almarhum Suzana dan Warkop DKI sebagai supervisi
Film Lo Ban Teng akan menampilkan adegan perkelahian ilmu bela diri mengambil lokasi syuting di 3 negara yaitu Indoensia, Thailand, dan Tiongkok.
Film Lo Ban Teng akan memadukan bintang-bintang dari Indonesia dan Tiongkok.
Film adaptasi dari kisah hidup pendekar asal Hokian Tiongkok ini akan menelan biaya produksi hingga puluhan miliar, serta menurut kabar terbaru film ini akan menggaet bintang Hollywood Jean Claude Van Dame.
Menurut Taufiq Arief Denin, selama ini Ki Kusumo jika memproduksi sebuah film selalu wanti-wanti ke dia soal budget produksi, tetapi kali ini dia dibebaskan berkreasi dan tidak di batasi budgetnya, tentunya sesuai dengan kebutuhan.
Film Lo Ban Teng akan memakan waktu penggarapan selama 3 sampai dengan 4 bulan.
Ki Kusumo berpesan kepada Arief Denin agar film Lo Ban Teng harus perfect dari segi produksi dan hasilnya.
Bahkan Ki Kusumo meminta kepadanya untuk mengejar bintang laga Jean Claude Van Dame untuk membintangi film Lo Ban Teng.
Oleh karena itu pihaknya saat ini sedang intens berhubungan dengan manajemen Jean Claude Van Dame utnutk menghadirkan bintang laga hollywood itu dalam film Lo Ben Teng.
Film Lo Ban Teng menjadi film termahal dari rumah produksi Putra Kusuma Pictures, jadi mereka berharap film Lo Ban Teng ini bisa menjadi film kebanggaan Indonesia. Di harapkan sebelum akhir tahun 2020 film Lo Ban Teng sudah beredar baik di Indonesia maupun negara lain.
Lo Ban Teng berkisah tentang seorang pemuda dari Desa Ciobee, Hokkian. Di desa tersebut dia bersama keluarganya adalah pendatang. Ayahnya, Lo Ka Liong membuka usaha arak bernama Kim Oen Hap.
Sejak umur 14 tahun, Lo Ban Teng sudah belajar kungfu pada seorang guru di desanya. Merasa cukup ampuh, dia petantang petenteng di depan segerombolan pemuda dan menantang berkelahi.
Sayangnya bukan menjadi orang paling terakhir berdiri, Lo Ban Teng justru babak belur dihajar habis-habisan.
Dasar kepala batu, selepas kejadian tersebut keinginannya untuk belajar kungfu justru makin kuat. Ayahnya was-was dengan ambisi Lo Ban Teng. Umur 17 tahun, Lo Ban Teng dikirim ayahnya ke Kampung Selan, Semarang Jawa Tengah. Disana, dia hanya bertahan 7 bulan. Lo Ban Teng memutuskan kembali ke Tiongkok.
Sekembalinya dari Semarang, Lo Ban Teng mendengar tentang adanya ilmu gingkang atau melompat melebihi tinggi tubuhnya hingga ke atas genteng.
Sejak saat itu dia kembali menekuni kungfu lagi. Dia mengabdi pada guru tua kerempeng bernama Yoe Tjoen Gan, hingga menemukan rahasia teknik pukulan dahsyat, Kuntao Ho Yong Pay.
Ketika gurunya meninggal, Lo Ban Teng tetap belajar kungfu pada guru yang lain. Lo Ban Teng tak mengenal lelah untuk terus berguru dan belajar kungfu hingga ilmu-ilmu lainnya.
Termasuk mengobati orang.