Pasangan suami istri Meira Anastasia dan Ernest Prakasa mengalami fase-fase tidak biasa dalam rumah tangga mereka. Gara-gara menggarap film Imperfect: Karir, Cinta, & Timbangan, mereka jadi sering cek-cok akibat adanya perbedaan pandangan.
Meira adalah penulis novel dengan judul sama yang kemudian diangkat menjadi film di bawah bendera Starvision. Ia juga menjadi co sutradara bekerjasama dengan sang suami yang menjadi sutradara dalam film itu.
Entah kenapa perselisihan itu begitu sengit. Padahal ini adalah kali kedua mereka terlibat dalam film sama pasangan itu berkolaborasi dalam penulisan naskah Milly & Mamet (2018).
"Selain syutingnya susah, film ini juga berdampak pada hubungan nyata saya dan Ernest sebagai suami istri. Kita banyak berkelahi, berdebat. Baik di rumah maupun di tempat syuting," ujar Meira di sela press screening film Imperfect: Karir, Cinta, & Timbangan di Bioskop Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (10/12).
Meira sempat merasakan masa-masa sebal hingga hampir frustasi ketika perbedaan pandangan mereka semakin sengit. Tetapi meskipun sempat berselisih soal penggarapan film, toh keduanya sepakat ingin menjadikan film itu berkualitas baik dari sisi penyajian gambar maupun jalan cerita.
Baca: Trend JPO Naik Pesat hingga Melewati RAPBD DKI, Ernest Prakasa Beri Sindiran: Berkat Jasa Pandji
Baca: Angkat Isu Body Shaming, Trailer Film Imperfect Rilis Dibintangi Jessica Mila dan Reza Rahadian
"Tapi saya percaya Tuhan pastu kasih jalan untuk berubah, tidak stagnan. Termasuk ketika mengorbankan banyak hal termasuk keharmonisan rumah tangga," kata Meira.
Pikiran yang berbeda itu kemudian justru saling melengkapi meskipun proses pembuatan film butuh waktu cukup lama yakni tiga bulan. Hingga akhirnya film itu selesai dan mendapat pujian dari banyak pihak. Film itu dikatakan menjadi karya terbaik Ernest dari film-film yang dibuat sebelumnya.
Sementara itu, bagi Meira selaku pemilik cerita, ia merasa puas karena pesan penting yang ingin ia sampaikan dalam film itu bisa tersampaikan dengan baik.
"Message film ini tidak hanya hiburan tapi gerakan bagaimana kita mencari kebahagiaan dari dalam diri sendiri. Bukan semata dari sisi tampilan, keren atau cantik saja," kata Meira.
Meira berharap, film yang akan tayang pada 19 Desember tersebut mampu diterima masyarakat dan terpenting pesan yang ingin ia sampaikan bisa berdampak positif.
"Semoga setelah nonton film ini kita bisa merefleksi ke diri sendiri. (sebab) saat ini kita mudah membandingkan kehidupan kita dengan orang lain yang kelihatannya lebih bahagia. Padahal kita bisa menciptakan kebahagiaan itu sendiri," tandasnya