TRIBUNNEWS.COM - Pengusaha Medina Zein yang terjerat kasus narkoba menuturkan sang sahabat, yakni Zaskia Sungkar memberikan dukungan untuk dirinya dalam menghadapi peristiwa ini.
Pernyataan tersebut diungkapkan Medina setelah melakukan konferensi pers yang videonya diunggah dikanal YouTube beepdo, pada Jumat (3/1/2020).
Medina dan Zaskia sendiri sempat terlibat konflik, pada bulan Oktober 2019 lalu yang berujung pada pelaporan ke pihak kepolisian.
Saat itu, Medina mengungkapkan adanya dugaan penipuan yang dilakukan suami Zaskia, Irwansyah dalam usaha bisnis bersama mereka.
Saat ini Medina yang sedang menghadapi kasus narkoba mengungkapkan Zaskia memberikan semangat padanya secara personal melalui WhatsApp.
"Zaskia Sungkar? Dia mendukung lewat WhatsApp," ungkap Medina.
Sementara itu, saat melakukan konferensi pers, Medina mengucapkan permintaan maaf kepada beberapa pihak.
Seperti keluarga, karyawan, hingga para pengikutnya di media sosial.
Tak hanya itu, Medina juga berterima kasih pada pihak kepolisian yang telah melakukan penangkapan serta memutuskan untuk merehabilitasi.
Medina menjelaskan akhirnya tersadar apabila narkoba bukan jalan keluar yang dapat digunakan sebagai 'obat' dalam mengatasi penyembuhan penyakit maupun saat ada kendalan dalam pekerjaan.
"Sebelumnya saya mau minta maaf pada keluarga, kepada seluruh karyawan saya di perusahaan, pada followers saya, pada masyarakat Indonesia," ucap Medina.
"Dan untuk rekan semua juga karena belakangan ini pemberitaan saya sangat baik, banyak prestasi tapi tiba-tiba mungkin kaget."
"Sebelumnya saya terima kasih untuk keluarga Polda Metro Jaya yang telah menyadarkan saya narkoba itu bukan sesuatu hal yang bagus digunakan untuk bekerja atau bukan untuk penyembuhan," lanjutnya.
Meski demikian, Medina menuturkan Amfetamin merupakan kandungan dalam obat yang dikonsumsinya.
Medina mengonsumsi obat tersebut juga berdasarkan izin dokter.
Namun memang obat yang diberikan merupakan masuk ke dalam golongan narkoba.
Medina juga menuturkan obat yang membuatnya positif narkoba untuk mengatasi Bipolar yang telah diidap sejak tahun 2016 lalu.
Bipolar yang dialami oleh Medina merupakan faktor genetik dari sang ibu.
"Memang ada obat yang digunakan oleh saya tapi izin dokter, itu memang narkoba golongan apa saya nggak paham," terang Medina.
"Itu yang membuat positif juga gitu, tapi itu memang obat saya, obat Bipolar saya."
"Saya memang mengidap bipolar dari tahun 2016 tapi memang genetik, ibu saya juga mengidap bipolar," tambahnya.
Medina menambahkan, dirinya tidak pernah memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif untuk anak keduanya yang baru lahir, pada 9 September 2019 lalu.
Medina menuturkan sangat merindukan sang anak saat melakukan proses pemeriksaan kasus narkoba yang sedang menjeratnya saat ini.
Meski demikian, Medina menuturkan kondisi kedua anaknya saat ini sehat.
Bahkan Medina bercerita anak pertamanya baru saja selesai sunat.
Sedangkan anak keduanya sudah pandai untuk berbicara.
Dikaitkan dengan mengidap penyakit bipolar, Medina mengaku tidak pernah memberikan ASI eksklusif untuk bayinya.
Medina mengungkapkan hal tersebut dikarenakan obat untuk penyakit bipolar sangat keras sehingga tidak baik apabila dirinya memberikan ASI untuk sang anak.
"Aku yang paling ditangisin setiap hari anak, kondisinya Alhamdulillah sehat semua," jelas Medina.
"Anak pertama baru selesai sunat, anak kedua udah pinter ngomong."
"Aku emang dari awal nggak boleh ASI karena aku kena bipolar, obatnya keras," tambahnya.
Hingga proses pemeriksaan selesai, suami Medina, Lukman Azhari memang tidak terlihat menemani sang istri.
Diungkapkan Medina, Lukman sedang menunaikan ibadah umrah.
Medina menceritakan sang suami sudah mengetahui kasus yang sedang menjeratnya.
Menurut penuturan Medina, Lukman kemungkinan akan pulang ke Indonesia pada minggu ini.
Medina menceritakan sebelumnya Lukman memang sudah ingin pulang lebih cepat dari jadwal yang seharusnya.
Namun rencana tersebut tidak jadi karena Lukman tidak mendapatkan tiket pesawat untuk kembali pulang.
"Suami saya sedang umrah, InsyaAllah akan pulang minggu-minggu ini, udah tau," tutur Medina.
"Tadinya dia mau pulang, cuma karena tiket pesawat nggak dapet jadi belum pulang," lanjutnya.
Medina akan melakukan rehabilitasi selama tiga bulan yang telah dimulai sejak hari ini.
Keputusan itu diambil setelah hasil pemeriksaan pihak kepolisian saat Medina melakukan tes urine yang ditemukan positif Amfetamin.
Rehabilitasi tersebut dilaksanakan di Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lemdikpol), Pasar Jumat, Jakarta Selatan.
(Tribunnews.com/Febia Rosada Fitrianum)