Tedy menjelaskan data Rumah Sakit Al Islam yang mencatat Lina memiliki riwayat hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Tedy mengatakan sebelum istrinya meninggal dunia sempat makan nasi padang.
Sehingga menurutnya, berdampak terhadap tekanan darah tinggi.
"Kalau dari hipertensi, itu kan sebelumnya makan nasi padang yah, bukan jelek-jelekin itu ya," ujar Tedy kepada Tribun Jabar, di depan Satreskrim Polrestabes Bandung, Sabtu (11/1/2020).
Selain nasi padang, menurut dia, Lina juga menyantap makanan banyak mengandung minyak. Sehingga diduga asam lambungnya menjadi naik.
"Dari situ agak susah nelen (menelan), jadi kayak lambungnya naik ke saluran THT, jadi agak susah nelen dan susah nafas," katanya.
Dia menceritakan, seingatnya pada tanggal 21 November 2019, pertama kali masuk ke ruang IGD rumah sakit.
"(Dokter) diagnosa asam lambung, terus dikasih obat, tahunya tanggal 23 November balik lagi," ujarnya.
Setelah itu, almarhum Lina Jubaedah merasa masih kurang nyaman. Lantas, diberikan obat tambahan. Setelah itu merasa agak baikan.
"Sampai tanggal 11 Desember baru sesak lagi. Sekalian saja cek, pindah ke Rumah Sakit Santosa," katanya.
Dia menuturkan, ketika berada di Rumah Sakit Santosa Bandung, dilakukan rawat inap selama satu hari.
"Dibilang sama, asam lambung juga. Terus yang lainnya sehat, darahnya sempat 220 per diastolik sistolik itu tinggi saja. 220 per 150 kalau enggak salah. Terus paling rendah itu 150 per 110," ujarnya.
Tedy mengatakan telah memberikan surat kuasa kepada pihak kepolisian, untuk mengambil hasil histori dari rumah sakit.
Kesaksian Rizky Febian