TRIBUNNEWS.COM - Kabar duka kembali menyelimuti dunia hiburan Indonesia.
Artis senior Ade Irawan dinyatakan meninggal dunia saat sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan, Jumat (17/1/2020).
Kabar ini pun dibenarkan oleh anaknya, Dewi Irawan.
"Iya benar (Ade Irawan meninggal dunia)," tulis Dewi saat dihubungi Kompas.com melalui pesan Whatsapp, Jumat (17/1/2020).
Sementara itu, menantu Ade Irawan Mayky Wongkar mengenang kata-kata yang diucapkan sang ibu mertua sebelum istrinya Ria Irawan meninggal.
Mayky Wongkar menyebut, Ade Irawan sempat mengatakan peluang sang mertua dan istrinya meninggal lebih dulu yakni 50:50.
Beberapa saat setelah mengatakan hal itu, Ria Irawan meninggal dunia, Senin (6/1/2020).
"Sebelum dia (Ria Irawan) meninggal kan saya tanya sama Mama Ade (Ade Irawan), 'Ma, ini gimana?', Mama bilang peluangnya 50:50," kata Mayky Wongkar dikutip dari Kompas.com.
"Maksud mama, ya mungkin bisa Ria Irawan duluan, bisa ibu duluan (meninggalnya)," lanjutnya.
Diketahui, saat akhirnya Ria Irawan meninggal lebih dulu, Ade Irawan tidak menangisi kepergian anaknya.
Hal itu seolah-olah menyiratkan bahwa Ade Irawan telah mengikhlaskan putrinya meninggal lebih dulu.
Selang 11 hari sejak kepergian Ria Irawan, Ade Irawan meninggal dunia.
Ade Irawan meninggal karena masalah pada organ jantungnya dan sempat menjalani operasi beberapa kali.
Saat ini, jenazah Ade Irawan disemayamkan di Lebak Lestari Indah Residen Jalan Anggrek Lestari Indah Blok N No. 11, kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Rencananya Ade Irawan akan dimakamkan besok, Sabtu (18/1/2020) di TPU Tanah Kusir, sekira pukul 10.00 WIB.
Kiprah Semasa Hidup
Ade Irawan lahir di Jakarta, 5 April 1935.
Dikutip Tribunnews.com dari Wikipedia , perempuan yang memiliki nama asli Arzia Dahar ini memulai terjun ke dunia akting pada tahun 1964 sebagai figuran dalam film Diambang Fadjar.
Film itu diproduksi oleh perusahaan film Agora yang dipimpin Bambang Irawan, lelaki yang kemudian menjadi suami Ade.
Ade mulai mendapat peran utama sejak bermain dalam film Tjinta Di Udjung Tahun (1965).
Tak hanya bermain dalam perusahaan film suaminya, Ade juga bermain dalam perusahaan film lain.
Selain bermain film, Ade juga aktif menulis skenario antara lain Fajar Menyingsing (1975) dan Belas Kasih.
Setelah menyelesaikan Fajar Menyingsing , perusahaan film Agora yang ia dirikan bersama suaminya gulung tikar.
Setelah itu Bambang jatuh sakit dan meninggal pada tahun 1979.
Ade menerima penghargaan Kesetiaan Profesi dari Dewan Film Nasional pada 1993.
Tak hanya dunia layar lebar, Ade juga aktif di layar kaca.
Sinetron yang pernah dibintanginya antara lain, Takdir Ilahi.
(Tribunnews.com/R Agustina/Daryono)(Kompas.com/Rintan Puspita Sari)