TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Artis nasional dan vocalis legendaris Connie Constantia meluncurkan buku berjudul Tuhan Tidak Adil? mengisahkan tentang sebagian pengalaman hidup.
Buku menceritakan CC dari masa kecil yang sangat memprihatinkan hingga menjadi seorang artis legendaris dimana dirinya kemudian mengalami pengalaman spiritual, mati suri sampai 4 kali.
Pengalaman tersebut juga menyangkut jatuh bangunnya seorang Connie Constantia selama lebih dari 20 tahun dalam upayanya memberitakan kabar baik mengenai Keesaan Allah.
"Dalam buku ini saya menceritakan tentang apa saja yang saya alami, rasakan, dengar, dan lihat dalam peristiwa mati suri pertama selama 6 hari," kata Connie Constantia saat peluncuran buku di Jakarta, Minggu (2/2/2020).
Dia juga mengungkapkan bagaimana dirinya menanggulangi kekhawatiran munculnya kontroversi, termasuk banyaknya orang-orang di dekatnya yang tidak mendukung apa yang ingin CC sampaikan dalam buku tersebut.
“Dalam buku ini saya tidak membentuk aliran keyakinan baru atau mencari pengikut, tetapi megajak kepada pemeluk agama-agama untuk bersungguh-sungguh di dalam meyakini Tuhan Yang Maha Esa, tidak semata-mata menggunakan akal, tetapi juga hati nurani yang tulus bersih," ucap CC.
Baca: Teddy Sebut Lina Pernah Mati Suri, Sebabkan Tunda Prosesi Mandikan Jenazah: Berharap Ada Keajaiban
Baca: ICW: Pembentukan Dewan Pengawas Tak Bisa Selamatkan KPK dari Mati Suri
Ia menambahkan, telah mengerahkan segenap kemampuan, jiwa-raganya untuk menyampaikan kabar baik ini kepada sesama.
"Saya berpuasa secara rutin dan memohon hikmah dari Tuhan Allah YME agar apa yang saya sampaikan bisa mudah diterima oleh masyarakat,” katanya.
Inti dari buku ini adalah perjalanan spiritual CC yang menyangkut dua keyakinan terbesar di dunia yang pada prinsipnya saling terkait satu sama lain, sebab mereka bersaudara dan berawal dari satu, serta tujuannya pun sama, yaitu Tuhan Allah Yang Maha Esa.
Buku ini bukan sebuah buku kajian kitab suci atau doktrin teologi, juga bukan sebuah penarikan kesimpulan dari proses belajar logis-rasional, melainkan sebuah pengungkapan keyakinan berdasarkan pengalaman nyata di dunia rohani.
Sebuah kesaksian seorang anak manusia yang terbentuk, tumbuh- berkembang, dan menjadi matang di dalam tempaan realitas kehidupan yang keras.
“Buku ini bagi saya merupakan pencerahan dari pengalaman spiritual saya, bahwa sangatlah indah hidup berdampingan tanpa mengotak-ngotakan agama. Satu cinta dalam kebenaran dan satu iman dalam perbedaan,” ungkap CC.
Baca: Lucinta Luna Pamer Penampilan Terbaru Pasca Lakukan Operasi Plastik : Habis Mati Suri Hidup Lagi
Baca: 775 Koperasi di Kabupaten Bandung Mati Suri, Ini Penyebabnya
Proses penulisan buku ini – dibantu oleh M. Jadul Maula, seorang penulis dari Yogyakarta – membutuhkan waktu lebih dari 10 tahun.
Tumbuhnya rasa tanggung jawab yang semakin besar dan kuat untuk menulis buku ini ketika CC melihat realitas manusia, khususnya Bangsa Indonesia saat ini yang dihantam berbagai persoalan dan krisis kemanusiaan baik di dalam tatanan moral, maupun tatanan sosialnya.
Bahkan agama-agama seperti telah terdegradasi dan terfragmentasi sedemikian rupa, sehingga kehilangan kekuatan rahmatnya untuk manusia.
Peluncuran buku diisi diskusi terbatas yang dikemas secara santai dengan menghadirkan sejumlah pembicara ternama dari beragam latar belakang.
Hadir seniman dan budayawan senior, Jajang C. Noer; Penulis dan aktor teater, Abdullah Wong; Tokoh lintas agama, Trisno Sutanto; Tokoh politik PDIP, Henry Yosodiningrat, yang akan dimoderatori oleh Dedi Gumelar (Mi’ing Bagito).
Selain itu, diskusi juga akan dimeriahkan oleh penampilan para aktris dan musisi ternama antara lain Ian Antono, Ermy Kullit, Vonny Sumlang, Taraz Bistara, Doddy Katamsi, dan lainnya.