Ketika seorang editor dari Roberts Brothers Publishing meminta Louisa May Alcott menulis novel terkait anak perempuan, dia tidak terlalu tertarik.
Alcott menuliskan di jurnalnya ia tidak tahu banyak terkait gadis, kecuali saudara perempuannya sendiri.
Pada saat itu karya Alcott telah mengusung sastra dan fiksi, seperti Passion and Hukuman Pauline.
Namun Little Women menjadi novel best-seller secara instan.
2. Menggunakan Saudaranya Sendiri
Alcott tahu karakternya, Meg, May, Beth, dan Jo.
Dia menggunakan dirinya dan saudara-saudaranya sendiri sebagai cetak biru.
Karakter Jo, seorang penulis yang menolak cita-cita feminin, itu ia ambil dari dirinya sendiri.
Anna, saudara perempuannya dengan cita-cita tradisional yang memandang pernikahan sebagai jalan keluar dari kemiskinan, diambil dari karakter saudara tertua Alcott.
May, seorang seniman yang berlatih di Boston dan tinggal di Eropa, memajang satu diantara lukisannya di Paris Salon pada 1877, digambar dari kisah saudara bungsu Alcott.
Kemudian Elizabeth, "Lizzie," saudari Alcott yang meninggal pada 22 karena demam berdarah.
3. Ditulis dalam Waktu Singkat
Hanya 10 minggu setelah Alcott memulai bab satu, dia mengirimkan seluruh naskah ke penerbitnya.
Mungkin dia bergegas dalam menyelesaikannya atau karena dia tahu isinya sangat baik.