TRIBUNNEWS.COM - Anak penyanyi Karen Pooroe atau Karen Idol, ZC (6), meninggal dunia setelah jatuh dari balkon lantai 6 Apartemen suaminya yakni Arya Satria Claproth, Jumat (7/2/2020).
Karen menilai kematian putri semata wayangnya itu janggal, karena kronologis kejadian yang menurutnya belum jelas.
Sementara itu, pengasuh ZC, Tiara, mengatakan, dirinya ikut serta memandikan jenazah ZC di rumah sakit.
Ia menyebut, tidak menemui luka yang cukup parah pada tubuh ZC yang meninggal karena jatuh tersebut.
"Kalau jatuh dari ketinggian itu pasti semua pada rusak, ini enggak," ujar Tiara, dikutip dari YouTube beepdo, Minggu (9/2/2020).
"Dia utuh seperti kita terakhir bertemu sama dia, dari ujung rambut sampai ujung kaki utuh semua," ungkapnya.
Tiara hanya menemukan luka di dahi anak Karen Pooroe saja.
Baca: Karen Pooroe Ternyata Sempat Bertemu Arya Satria Claproth: Jangan Tatap Muka Saya, Enggak Sanggup
Selain itu, terlihat telinga dan bibirnya berwarna hitam.
Ia menambahkan, pada mulut ZC terlihat berdarah.
"Paling cuma di jidat dia ini kayak orang kejedot, terus telinga dia hitam, bibir dia hitam, mulut dia berdarah, badan dia itu enggak ada yang patah," kata Tiara.
Lalu, ZC juga memar di tangan kirinya.
Namun, bagian belakang tubuhnya tidak terdapat luka ataupun kerusakan.
"Terus di tangan dia sebelah kiri sempat memar juga, tapi bagian belakangnya enggak ada, mulus gitu," jelas dia.
Ia merasa ada yang janggal, karena ZC jatuh tanpa mengalami patah tulang.
"Kita kan bertanya-tanya masa anak seusia dia tulangnya masih lunak, jatuh dari lantai 6 dia enggak ada rusak apa-apa," ujar Tiara.
Pihak Karen Pooroe Nilai Ada Kejanggalan
Kuasa hukum Karen Pooroe, Acong Latief mengatakan, pihaknya menilai kematian ZC terbilang janggal, karena kronologinya tidak terlalu jelas.
"Kami dari kuasa hukum dan keluarga menganggap ini adalah kematian tidak wajar. Jadi memang banyak yang janggal," ujar Acong di TPU Tanah Kusir, Bintaro, Jakarta Selatan, Minggu (9/2/2020), dikutip dari Kompas.com.
Ia menyebut, kematian ZC pada Jumat (7/2/2020) lalu itu menimbulkan tanda tanya, terutama soal waktu.
"Dia (Zefania) meninggal antara jam 9 atau 10 malam, tetapi saudara Karen dikasih tahu besoknya jam 11 pagi. Itu pun dari kepolisian, bukan dari Arya dan keluarganya. Ini patut dipertanyakan ada apa," katanya.
Selain itu, mengenai tempat yang menjadi lokasi kejadian juga dipertanyakan oleh pihaknya.
"Balkon ini yang kami tahu tidak mungkin pendek, biasanya tinggi. Artinya untuk anak seumuran 6 tahun itu rasanya tidak mungkin untuk loncat di situ," ujar Acong.
Baca: Karen Pooroe Minta Keadilan, Masih Tak Percaya Anaknya Meninggal Usai Terjatuh dari Balkon Apartemen
Sementara itu, Karen mengatakan, meski anaknya baru berusia enam tahun, tetapi menurutnya sang anak mengetahui mana yang berbahaya dan tidak.
"Dan dia enggak bodoh, anak saya takut balkon," ujarnya.
Lalu, Karen membenarkan bahwa unit apartemen tempat putrinya terjatuh merupakan apartemen yang pernah dipermasalahkan dirinya saat mencari keberadaan buah hati beberapa bulan silam.
Kabarnya, apartemen tersebut milik dari artis Marshanda.
"Itu akan kami cari tahu. Ketidakwajaran ini bahwa kami akan melakukan langkah hukum," kata Acong.
Lapor Polisi
Acong Latief telah mendatangi Mapolres Metro Jakarta Selatan, untuk mengetahui status hukum dari suami Karen, Arya Satria Claproth.
Pihaknya ingin memastikan apakah Arya ditahan setelah kematian anaknya.
"Karena kemarin kabarnya Arya sudah diperiksa segala macam. Sampai hari ini ternyata tidak ada perkara, nomor perkara di Polres Jakarta Selatan ini terkait kejadian kemarin," ucap Acong Latief di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Jakarta Selatan, Minggu, dikutip dari Kompas.com.
Baca: Karen Pooroe Akan Lapor Polisi, Nilai Janggal Waktu & Tempat Jatuh Putrinya: Anak Saya Takut Balkon
Pihak Karen Pooroe berencana melaporkan dugaan kejanggalan kematian ZC ke polisi.
Kliennya akan melaporkan terkait penyebab dan pengawasan ZC yang dinilai telah lalai.
Lalu, juga kejanggalan soal kliennya yang baru dihubungi 12 jam kemudian.
"Kejanggalan ini, kami dari tim kuasa hukum, mengambil sikap untuk membuat laporan. Secepat mungkin, bisa malam ini, bisa besok, maksimal besok kami buat laporan itu," ungkap Acong.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (Kompas.com/Melvina Tionardus/Andika Aditia)