TRIBUNNEWS.COM - Belum ada sebulan menikah, istri pertama dan istri kedua Abah Cijeungjing (29) berbeda pendapat soal tempat tinggal.
Diketahui, pernikahan kedua Abah Cijeungjing di Jombang, Jawa Timur, Minggu (2/2/2020) viral di media sosial.
Pasalnya, istri pertama, Nengmas Putriyanti (23) dengan sukarela mengantarkan sang suami menikah lagi.
Bahkan Nengmas pula yang mencarikan istri sekaligus mengurusi pernikahan kedua Pimpinan Pondok Pesantren Cijeungjing, Kecamatan Cijeungjing, Ciamis tersebut.
Perbedaan pendapat ini bermula dari keinginan istri pertama Abah Cijeungjing yang meminta agar istri kedua, Rita (35) tinggal serumah dengannya.
Baca: Pengakuan Istri ke2 Abah Cijeungjing, Sebelum Nikah Alami Keanehan & Ungkap Hal Ini yang Bikin Luluh
Baca: Pengakuan Teh Rita Terima Pinangan Abah Cijeunjing, Ikhlas Berjuang dengan Istri Pertama
"Kalau keinginan saya dulu ke Abah, kalau nikah sama siapa pun, dibarengin aja satu rumah," ujar Nengmas, dikutip dari wawancara yang tayang di Channel YouTube Cumicumi, Sabtu (15/2/2020).
Namun, setelah bertemu dengan Rita, niat Nengmas urung kesampaian.
Pasalnya, Rita menolak dan ingin tinggal di rumah yang berbeda.
Rita tentu memiliki alasan tersendiri kenapa ia ingin tinggal yang terpisah dari istri pertama.
Ia ingin menjaga keharmonisan serta menghindari kecanggungan yang terjadi bila mereka satu rumah.
"Karena begini, saya menjaga keharmonisan. Ketika tetap satu rumah, di situ kecanggungan terjadi. Saya menjaga itu," kata Rita.
Selain itu, baik dirinya maupun Nengmas masing-masing memiliki privasi.
"Umma pun di sini punya privasi, ketika Abah ke saya pun punya privasi. Jadi saya berpikir, berpisah rumah itu lebih baik," kata dia.
Baca: Istri Pertama Abah Cijeungjing Minta Tinggal Satu Rumah, Istri Muda Tolak: Supaya Tidak Canggung
Baca: Dinikahi Suami Nengmas, Istri Kedua Abah Cijeungjing Kaget Sudah Diincar Istri Pertama Sejak Lama
Ditanya di mana ia tinggal saat ini, Rita menjawab kini dirinya tinggal di Tasikmalaya, kampung halamannya.
Sementara istri pertama, Nengmas tetap berada di Ciamis.
"Tapi ketika pengajian, saya datang ke sini," uujar Rita.
Sementara itu, Abah Cijeungjing membenarkan kedua istrinya tidak tinggal serumah alias masih terpisah.
Namun, pria bernama asli Hafi Muhammad Kafi Firdaus itu memiliki rencana tersendiri.
Ia akan membangunkan rumah masing-masing untuk kedua istrinya di pesantren.
"Setelah pesantre ini dirombak habis-habisan, dibikinkan rumah masing-masing di pesantren. Jadi ada rumah singgah, ada rumah khusus," kata Abah Cijeungjing.
Rumah khusus akan dihuni setiap istri dan berada di kampung halaman mereka.
Rita, misalnya yang tinggal rumah di Tasikmalaya, sedangkan Nengmas di Garut.
"Rumah khusus Umma ada di Garut, karena Umma kan aslinya orang Garut. Di sini (pesantren, red) rumah singgah," ujarnya.
Masih dikutip dari tayangan yang sama, Abah Cijeungjing akhirnya blak-blakan terkait kisah poligaminya yang viral.
Menurutnya, menikah adalah sebagian kecil dari tujuan perjuangannya.
Abah Cijeungjing juga telah membagi tugas kepada kedua istrinya.
"Yang satu urus pesantren, yang satu untuk perusahaan," kata Abah Cijeungjing.
Bahkan ia telah membuatkan surat perjanjian apa saja tugas istri pertama dan istri kedua.
Abah Cijeungjing juga membuat surat perjanjian pranikah yang memuat sejumlah poin.
Satu di antaranya, istri kedua, Rita wajib menghormati istri pertama, Nengmas, walau secara usia, Rita lebih tua ketimbang Nengmas.
"Yang paling harus wajib dihormati walau usia di bawah adalah Umma. Jadi kalau ketemu Umma, Teh Rita yang cium tangan. Menghargai yang pertama," ucap Cijeungjing.
Termasuk bila mereka memiliki kesalahan, masing-masing tidak perlu melaporkan kejelekan satu dengan lainnya.
"Misalkan Umma berbuat salah, terlihat oleh Teh Rita, itu jangan melaporkan ke saya. Dua-duanya, ya," ujar Abah Cijeungjing.
Sebagaimana diketahui, kisah pernikahan kedua Abah Cijeungjing sempat viral.
Seorang kerabat, Fikri Habibullah Muharram, menceritakan melalui akun Facebook, pernikahan kedua Abah merupakan permintaan istri pertama, Nengmas Putriyanti.
"Abah Cijeungjing sendiri tak menghendaki, berharap, apalagi meminta ini," tulis Fikri dalam akun Facebook-nya, Kamis (6/2/2020).
"Beliau merasa sudah bahagia dan bersyukur dengan apa yang Allah berikan kepadanya," sambung dia.
Saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Fikri pun membenarkan kisah tersebut.
Ia juga menekankan, viralnya peristiwa ini di luar kehendak keluarga Hafi.
"Pada prinsipnya ini bukan atas kehendak pribadi dari Abah Hafi, tetapi ini adalah perjuangan dan ikhtiar yang dilakukan oleh istrinya," tutur Fikri saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (7/2/2020).
Fikri mengatakan, permintaan Nengmas agar sang suami menikah lagi karena merasa tidak cukup sempurna dalam membahagiakan suaminya.
"Karena istri yang pertama mungkin dengan perasaannya sebagai seorang wanita, meskipun sifatnya subjektif sekali, mungkin merasa belum mampu untuk membahagiakan sang suami dengan sempurna," ungkap Fikri.
Fikri menerangkan, Abah Cijeungjing memiliki tanggung jawab besar dalam mengurus pesantren hingga mengurus perusahaan-perusahaannya yang ada di Baitul Maal.
Karena itulah, Nengmas merasa Abah Cijeungjing perlu memiliki pendamping kedua untuk mendukung perjuangannya.
"Di sisi lain, suami juga banyak sekali beban umat yang harus ditanggung seperti mengurus pesantren, mengurus kiai, mengurus perusahaan-perusahaan yang ada di Baitul Maal," kata Fikri.
"Dia (Nengmas) merasa harus ada asisten kedua yang mungkin lebih dalam untuk masuk ke ranah manajerial, nah dari sinilah perjalanan dimulai," sambungnya.
Menurut Fikri, Nengmas mencarikan sendiri pendamping hidup untuk suaminya.
"Sang istri yang pertama, dia yang membantu mencarikan, menyeleksi, menjelaskan pada calon istri kedua pada saat itu sampai akhirnya menemukan istri kedua tersebut," terang Fikri.
"Ini prosesnya 2 sampai 3 bulan," tambahnya.
Fikri menyampaikan, seluruh prosesi pernikahan berjalan secara baik dan lancar.
Seluruh keluarga pun merestui pernikahan ini.
"Keluarga menerima dengan baik," tutur Fikri.
"Baik itu dari pihak istri pertama, istri kedua, termasuk dari keluarga Abah Hafi sendiri dan keluarga besar Pondok Pesantren Cijeungjing," lanjutnya.
(Tribunnews.com/Sri Juliati/Widyadewi Metta Adya Irani)