TRIBUNNEWS.COM - Idol K-Pop, Kim Jaejoong yang merupakan member dari JYJ, terancam akan dihukum setelah melakukan April Mop pada Rabu (1/4/2020) kemarin dengan menyatakan dirinya positif virus corona (Covid-19).
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) mengatakan pihaknya akan menyelidiki 'kebohongan' Jaejoong tersebut.
Dikutip Tribunnews dari Soompi, KCDC menilai tindakan Jaejoong tersebut telah melibatkan penyebaran informasi palsu.
"Kami saat ini sedang menyelidiki kasus tentang Kim Jaejoong."
"Ini melibatkan penyebaran informasi palsu, jadi kami sedang mendiskusikan bagaimana tepatnya hukuman akan dilakukan," terang seorang sumber dari KCDC kepada Star News yang dikutip Soompi.
Baca: UPDATE Corona Hari Ini, 2 April 2020: Kasus Global Tembus 935.287, Hampir 200 Ribu Dinyatakan Sembuh
Baca: LINK NONTON Drama Korea Lawas untuk Temani Kamu #diRumahAja, Secret Garden hingga Masters Sun
Lebih lanjut, pihak KCDC mengatakan diskusi internal lebih diperlukan karena insiden Kim Jaejoong ini bermula dari unggahannya di media sosial.
Bukan berdasarkan laporan orang tertentu.
"Adalah mungkin menghukum mereka yang dilaporkan karena menghasut dengan terus menerus, melakukan panggilan jahat terhadap otoritas pencegahan epidemi."
"Namun, kasus ini adalah sesuatu yang dilakukan oleh seorang selebriti di media sosial, dan sepertinya diskusi internal lebih diperlukan," tutur dia.
Pada Rabu kemarin, Kepala Koordinator Pertama di Markas Penanggulangan Bencana dan Keselamatan Pusat, Kim Kang Rip, menyatakan bukan saatnya melakukan prank April Mop di tengah pandemi corona.
Terlebih menyebarkan informasi palsu hanya untuk lelucon.
Ia mengatakan saat ini Korea Selatan dan dunia tengah berada dalam situasi yang serius berjuang menghadapi Covid-19.
"1 April adalah Hari April Mop, yang berasal dari Barat, tapi kita saat ini berada dalam situasi yang serius."
"Masyarakat kita tidak berada di tempat, dimana kita bisa menerima informasi palsu hanya karena itu adalah lelucon," tegas dia.
Tindakan Kim Jaejoong yang mengaku positif corona, dinilai berpotensi menyebabkan kekacauan.
Baca: Pernah Berpacaran saat SMA, RM BTS Putus karena Kekasihnya Punya Banyak Teman Laki-laki
Baca: Akrab dengan Keluarga J-Hope BTS, Leeteuk Super Junior Ungkap Kebaikan Mereka
Akibatnya, sebuah petisi online untuk Kim Jaejoong diajukan di situs kepresidenan Blue House.
Petisi tersebut berjudul silakan menghukum selebriti KIm atas lelucon April Mop-nya.
Star News menuliskan, menurut undang-undang saat ini, jika seseorang menipu pegawai atau lembaga pemerintah dan karenanya menganggu kinerja tugas mereka, pelaku bisa menghadapi hukuman maksimal lima tahun penjara atau denda maksimal 10 juta won (Rp 136 juta).
Sebelumnya, diketahui Kim Jaejoong mengaku ia positif Covid-19 melalui unggahannya di Instagram.
Namun tak lama kemudian, ia mengedit caption unggahannya tersebut.
Jaejoong mengaku apa yang dilakukannya adalah dalam rangka April Mop.
Meski begitu, ia menjelaskan perbuatannya hanyalah untuk memperingatkan orang lain agar selalu berhati-hati.
Unggahannya itupun menuai banyak respons negatif dari penggemar dan dunia internasional.
Berdasarkan penelusuran Tribunnews, Kim Jaejoong telah menghapus unggahannya.
Ia kemudian menuliskan permintaan maaf atas perbuatannya.
Baca: BTS Beri Semangat Bagi Tenaga Medis Hingga Fans untuk Hadapi Wabah Virus Corona
Baca: 10 Album Terlaris 2019: Band Jepang Arashi Duduki Peringkat Pertama, Disusul Taylor Swift dan BTS
"Aku pribadi juga sadar, itu adalah sesuatu yang tak boleh dilakukan.
Pertama, melalui unggahan media sosial yang aku tulis, aku ingin menyampaikan permintaan maaf tulus kepada orang-orang yang menderita karena Covid-19 dan kepada orang-orang yang terganggu dalam pekerjaan administrasi mereka.
Penilaian buruk. Aku tahu.
Kurangnya kesadaran saat ini tentang respons dan bahaya virus, aku ingin menyampaikan pesan itu karena berharap orang akan lebih sadar dan karena itu, bisa meminimalkan jumlah orang terjangkit Covid-19.
Sangat menakutkan untuk berpikir orang-orang menghabiskan waktu di luar dalam cuaca hangat saat musim semi tiba, atau melakukan kontak dengan orang lain di ruang tertutup sambil memanfaatkan waktu santai karena awal semester ditunda, bisa menyebabkan kebangkitean tersier atau sekunder atas kasu Covid-19.
Ayahku juga baru saja menjalani operasi kanker paru-paru dan dia sering pergi ke rumah sakit.
Saat aku melihat staf medis dan pasien di rumah sakit, aku merasa sedikit marah dan berharap orang-orang yang menganggap virus bukanlah masalah orang lain, tapi masalah mereka sendiri.
Berlawanan dengan orang-orang yang bekerja keras untuk membebaskan kita dari Covid-19, ada mereka yang menikmati waktu luang tanpa mengenakan masker.
Saat aku mendengar itu, aku pikir perlu lebih banyak kesadaran.
Dalam berbagai jenis media dan internet, ada permintaan agar orang berhati-hati, tapi ada dari mereka yang tak mendengarkan.
Aku ingin menyampaikan bahaya saat ini pada mereka secara satu arah atau lainnya, 'Tolong dengarkan. Silakan. Jangan sakit'.
Ada juga kasus yang dikonfirmasi di antara orang yang aku kenal. Ini membuatku merasa yakin, Covid-19 bukanlah sesuatu yang terjadi di tempat jauh dan itu membuatku lebih takut.
Merenung sendiri setelah kehilangan seseorang sama sekali tak membantu.
Ini membuat frustrasi dan sulit, tapi aku ingin mencoba sedikit lebih keras dari sekarang dan melewati waktu sulit bersama.
Unggahan hari ini, terlalu panjang, tapi aku pikir jika orang membayar untuk itu, maka mereka akan mendengarkan.
Cara ini telah melukai banyak orang dan aku menerima kritik untuk itu.
Karena telah menyebabkan kesusuan, aku tulus meminta maaf pada lembaga pemerintah dan profesional medis yang bekerja keras melawan Covid-19, dan kepada banyak orang yang mengikuti perintah untuk tak melakukan rutinitas mereka, serta melakukan semua yang kalian bisa untuk mengatasi ini."
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)