TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Didi Kempot yang meninggal pada Selasa (5/5/2020) ternyata meninggalkan 8 (delapan) buah korek api Zippo langka.
Selain merupakan hadiah dari keluarga yang mencintainya, langkanya korek api Zippo itu karena empat di antaranya bergambar wajahnya sendiri, dua Zippo lainnya bergambar pasangan mendiang Presiden Indonesia Soeharto serta Ibu Tien Soeharto dan sisa lainnya merupakan koleksi langka dari keluarga si pemberi.
Delapan buah Zippo ini merupakan hadiah tanda cinta dari keluarga Soehardjo Soebardi, keluarga dekat dari mendiang Presiden Soeharto yang mempunyai hubungan batin kuat dengan Didi Kempot.
Baca: Kematian Didi Kempot Turut Mengejutkan Sobat Ambyar Suriname, Jadi Pemberitaan Media Asing
Baca: Henti Jantung & Serangan Jantung Ternyata Berbeda, Kenali Penyebab Wafatnya Didi Kempot Ini
Koleksi langka Zippo itu diberikan kepada Didi Kempot tiga bulan yang lalu.
Demikian diceritakan Dosen Universitas Mercu Buana, Arissetyanto Nugroho, putera dari Soehardjo Soebardi di Jakarta, Rabu (6/5/2020).
Menurut Arissetyanto, koleksi langka itu memang didesain khusus sebagai tanda cinta keluarga Soehardja Soebardi dan diberikan pada 14 Februari lalu, saat Didi Kempot dan rombongan berkunjung ke Kantor Pusat Badan Narkotika Nasional (BNN) di Jakarta.
“Koleksi koreksi Zippo ini memang didesain khusus. Selain bergambar wajah mas Didi Kempot, pasangan Pak Harto dan Ibu Tien, dua sisanya merupakan Zippo yang dikoleksi oleh ayah saya. Keluarga kami memang memiliki hubungan khusus dengan Mas Didi Kempot,” tutur Arissetyanto.
Hubungan keluarga Didi Kempot dan keluarga Soehardjo Soebardi dimulai pada tahun 2004, ketika penyanyi campur sari “Sewu Kutho” itu membantu Siti Hardijanti Rukmana atau yang dikenal dengan Mbak Tutut saat berkeliling 12 kabupaten di Jawa Tengah.
Baca: 3 Peristiwa yang Membuat Didi Kempot Dekat dengan Kaum Millenial
Setelah pertemuan demi pertemuan, hubungan batin terjadi antara keluarga Soehardjo dengan Didi Kempot.
Baca: 8 Artis Meninggal Dunia saat di Puncak Popularitas, Didi Kempot, Olga Syahputra, hingga Nike Ardilla
“Kami sangat kehilangan mas Didi Kempot, yang telah kami anggap saudara sendiri. Mas Didi Kempot sempat datang ke rumah di Pejompongan untuk berkangen-kangenan. Lalu hubungan per telepon dengan ayah terjalin terus. Bahkan Mas Didi selalu mengabari kalau dia berganti nomor telepon,” tutur Arissetyanto, yang alumnus PPSA XXI Lemhannas RI.
Aris mengagumi sifat dan karakter pelantun “Stasiun Balapan” yang dinilainya sangat bersahaja dan rendah hati.
Meskipun sudah menjadi penyanyi papan atas dengan jutaan penggemar, Didi Kempot senantiasa mengangkat telepon jika keluarga Soehardjo menelpon untuk melepas rindu atau sekedar menanyakan kabar.
Ketika bertemu dengan Didi Kempot di Kantor Pusat BNN pada Februari 2020, daya ingat Didi Kempot masih kuat. Dengan disaksikan Kepala BNN, Komjen Pol Heru Winarko, Didi Kempot berteriak “Mas Aris’ sambil kemudian merangkul Arissetyanto Nugroho.
Ketika duduk pada satu saat beramah tamah, Aris kemudian kemudian memberikan hadiah langka berupa koleksi korek api Zippo.
“Sungguh Indonesia kehilangan Didi Kempot, yang kerendahan hatinya perlu dicontoh banyak seniman atau artis yang lain. Semoga Didi Kempot bahagia dalam kehidupan barunya dan keluarga yang ditinggalkan mendapat rahmat penghiburan,” ujar Aris yang adalah teman sekelas Heru Winarko di Lemhannas.
Baca: Liku Hidup Didi Kempot Sebelum Wafat, Putus Sekolah Pilih Ngamen Kini Justru Menyandang Banyak Gelar
Baca: Didi Kempot Rupanya Tak Pernah Pakai WhatsApp, Ini SMS Terakhir untuk Sang Istri Yan Vellia
Tak mau dompleng nama sang kakak
Didi Kempot memilih jalannya sendiri. Ia ogah mendompleng ketenaran sang kakak Mamiek Prakoso.
Kisah perjuangan ini dikisahkan sudah ditunjukkan Didi Kempot semasa muda.
Masa muda Didi Kempot kerap di Kampung Baron Cilik, Kelurahan Bumi, Kecamatan Laweyan, Kota Solo.
Ketua PCNU Solo, Mashuri mengatakan, semasa muda dia sering bertemu dengan pelantun tembang Sewu Kuto tersebut di Kampung Baron Cilik.
Maka setelah mendengar kabar Didi Kempot meninggal dunia, Selasa (5/5/2020) dia mengaku kaget.
"Saya itu sahabatnya mas Eko Gudel adiknya Mas Didi Kempot, jadi sering bertemu kalau di Baron," kata Mashuri kepada TribunSolo.com, Rabu (6/5/2020).
Menurut Mashuri, sosok Didi Kempot adalah orang yang gigih menekuni musik campur sari.
Baca: Didi Kempot Dikenal Pekerja Keras, Pernah Ngamen di Jakarta, Sosoknya Rendah Hati
Baca: Wiridan Sang Istri Kuatkan Didi Kempot Semasa Hidup, Sebagai Bukti Sayangnya Hadiahkan Masjid
Walaupun saat itu nama kakaknya Mamiek Prakoso sudah lebih dahulu naik daun dan menghiasi dunia hiburan.
Namun, legenda campursari Indonesia itu tetap memilih jalannya sendiri, dari jalur musik paling bawah di jalanan.
"Kita dulu sering bertemu di Baron Cilik, disana ngobrol-ngobrol sedikit," akunya.
"Mas Didi Kempot itu orang yang betul berjuang dengan proses pencapaian sendiri," jelanya.
"Beliau tidak pernah mau menumpang popularitas kakaknya almarhum Mamik ketika beliau belum sukses dan masih berjuang."
Mashuri mengatakan, saat almarhum Mamiek sedang naik daun Didi Kempot masih berjuang di Suriname.
"Beliau orang yang gigih dan punya keyakinan tinggi bahwa beliau kelak akan mencapai kesuksesan dengan namanya sendiri," jelas dia.
Bahkan, sebelum terkenal Didi Kempot sering manggung di banyak tempat untuk menghibur. (*)