News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Lagu Aisyah Istri Rasulullah Populer, Syakir Daulay Dilaporkan, Berawal dari Jual Beli Akun YouTube

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Syakir Daulay berakting dalam sinetron Para Pencari Tuhan Jilid 13

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Populernya lagu Aisyah Istri Rasulullah tak hanya berdampak positif pada Syakir Daulay. Penyanyi muda asal Aceh ini malah dilaporkan. Mengapa?

Label musik Pro Aktif telah melaporkan , Syakir Daulay, ke Polda Metro Jaya atas dugaan pencemaran nama baik.

Kuasa hukum Pro Aktif, Abdul Fakhridz, mengatakan bahwa laporan tersebut berawal ketika Syakir menyebut akun YouTube-nya telah diretas oleh orang yang tidak bertanggung jawab pada unggahan Insta Story Instagram-nya.

Padahal, kata Abdul, akun YouTube tersebut sudah berpindah tangan ke Pro Aktif sebelum lagu "Aisyah Istri Rasulullah" naik daun pada 7 Februari 2020.

Abdul mengatakan, Pro Aktif membeli akun YouTube Syakir Daulay seharga Rp 200 juta dengan memberikan uang muka Rp 100 juta

Namun, kata Abdul, Syakir Daulay beberapa waktu telah berdalih tidak pernah menjual akun YouTube-nya tersebut ke pihak mana pun.

Lirik Lagu Aisyah Istri Rasulullah - Syakir Daulay, (Kolase foto Syakir Daulay di Instagram @syakirdaulay via Tribunnewsmaker)

Abdul mengatakan, Syakir menyuarakan itu setelah lagu "Aisyah Istri Rasulullah" trending di YouTube.

Rencananya, Pro Aktif juga akan menggugat Syakir Daulay atas dugaan wanprestasi ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan lantar Syakir dituding melanggar kontraknya.

Terkait hal ini, Syakir Daulay bersama kuasa hukumnya, Haris Azhar, buka suara melalui jumpa pers di kawasan Jakarta Selatan, Sabtu (9/5/2020).

1. Banyak kejanggalan kontrak dengan Pro Aktif
Haris menjelaskan, dia menemukan ada beberapa kejanggalan dalam kontrak Syakir dengan Pro Aktif.

Di antaranya seperti judul kontrak yang tidak sesuai dengan isi, hingga masa perjanjian yang berlaku seumur hidup.

"Di perjanjian tersebut berlaku seumur hidup. Luar biasa. Perjanjian itu harus ada waktunya, dan enggak bisa berlaku seumur hidup, karena yang diperjanjikan bukan hal yang berlaku kekal," kata Haris.

Dalam kontrak tersebut, kata Haris, diminta untuk tidak membuat komitmen dengan pihak lain, yang mana hal tersebut tidak dipahami kliennya.

Baca: S‎aleh Daulay: Orang Punya Duit Kok Bisa Lolos Daftar Kartu Prakerja

Baca: Ciptakan Lagu Melawan Demi Dunia, Rizky Febian Ajak Sule dan Putri Delina Galang Dana Covid-19

Sebab, kata Haris, saat menandatangani kontrak tidak ada perwakilan yang mendampingi, mengingat usia Syakir saat itu masih di bawah umur.

Haris mengatakan, salinan kontrak yang baru diserahkan 14 April lalu, padahal tanda tangan kontrak dilakukan sejak 7 Februari 2020.

Kejanggalan lain dari kontrak tersebut yang dijabarkan oleh Haris adalah tidak adanya keseimbangan ganti rugi.

Dengan hal ini, Haris menyebut Pro Aktif bisa menuntut ganti rugi pada Syakir, sementara kliennya tidak memiliki hak untuk menuntut ganti rugi.

"Jangankan konten kreator, narik orang untuk kerja di kantor enggak mungkin semua kerja sendiri, terus kalau rugi enggak boleh komplain," ujarnya.

2. Sedang butuh uang
Sementara itu, Syakir mengaku tak paham saat menandatangani kontrak dengan Pro Aktif Februari 2020 lalu.

Saat itu, dia sedang dalam kondisi terdesak, sehingga tak memahami dengan baik isi kontrak.

"Memang sedang terdesak kan (butuh uang), enggak ditemenin siapa-siapa," kata Syakir.

Haris berujar, Syakir tak hanya diberikan uang, tapi bahkan dijanjikan akan diberikan mobil, serta tempat tinggal.

"Itu kayak keuntungan yang diberikan lebih dulu semacam deposito atau apa," kata Haris.

Kendati demikian, Haris mengatakan kontrak tersebut seharusnya batal lantaran Syakir masih di bawah umur dan tak didampingi.

"Kontrak yang pertama Syakir masih di bawah umur, jadi otomatis kontraknya itu batal secara hukum," jelas Haris.

"Jadi ada kebohongan keluarga ikut jadi wali, itu enggak ada," sambungnya.

3. Hanya mencari rezeki
Sedangkan, Syakir menilai pembagian hasil dari YouTube dengan Pro Aktif tidak adil.
Padahal, Syakir mengaku sudah memenuhi kewajibannya untuk mengisi konten di YouTube tersebut sesuai dengan isi kontrak.

"Kalau YouTuber melakukan semuanya, mereka yang bikin konten, mereka yang promo, sudah lakukan itu semua, (malah) dikasih 15 persen, YouTuber mana yang mau," kata Syakir.

"Bukan Syakir mata duitan, tapi kembali lagi kalau Syakir jujur bukan cari ribut, tapi cari rezeki. Syakir minta kewajaran dong. Bahkan 50 persen Syakir yakin enggak ada YouTuber yang mau," sambungnya.

Sampai akhirnya Syakir sendiri terblokir dari akun YouTube-nya dan tidak bisa mengakses e-mailnya, sehari setelah lagu "Aisyah Istri Rasulullah" trending.

"Kata dia (label), ini keputusan Pak Sugianto," ujar Syakir.

"Syakir enggak diberi akses, tiba-tiba mereka ubah judul jadi official music video. Terus Syakir yang diserang orang kan," ucap Syakir kemudian.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Syakir Daulay Buka Suara soal Laporan Dugaan Pencemaran Nama Baik", .
Penulis : Baharudin Al Farisi

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini