Virus ini ternyata bisa mengendalikan otak manusia.
Komisaris polisi melihat rekaman CCTV yang memperlihatkan orang-orang melompat ke dalam air seolah-olah mereka kerasukan dan menenggelamkan diri.
Waktu berlalu dan ratusan kasus serupa dilaporkan, membuat para pejabat bingung tentang penyebab kematian tersebut.
Mereka yang terinfeksi menunjukkan gejala peningkatan kelaparan tanpa penambahan berat badan.
Serta rasa haus yang berlebihan ketika cacing sudah matang dan siap untuk bereproduksi.
Oleh karena itu, mereka melompat ke sungai untuk membiarkan cacing keluar dari tubuh.
Pemerintah lantas mengumumkan keadaan darurat nasional.
Jae-pil bergabung dengan penyelidikan besar-besaran dan bertemu walikota sebuah kota kecil.
Kepada Walikota tersebut mengklaim dia menyaksikan beberapa pria berseragam kerja membuang anjing yang terinfeksi ke sungai dan menyadari bahwa ada konspirasi di balik wabah.
Sementara itu, istri dan anak-anak Jae-hyuk menunjukkan gejala yang sama dengan para korban.
Ia pun semakin panik mencoba untuk mencari obat untuk penyakit ini.
Jae-pil yang merasa bersalah karena menyia-nyiakan uang Jae-hyuk di pasar saham.
Ia pun berjuang untuk menyelamatkan keluarga Jae-hyuk ketika mereka menunjukkan gejala yang mirip dengan orang yang terinfeksi.
Melalui Jae-pil dia belajar tentang sebuah gudang yang berisi obat potensial dalam ribuan dan ribuan dosis.