TRIBUNNEWS.COM - Isan Masardi alias Ki Gendeng Pamungkas merupakan paranormal kondang. Ia meninggal dunia, Sabtu (6/6/2020).
Orang mungkin hanya mengenal Ki Gendeng Pamungkas sebagai paranormal eksentrik. Tak banyak yang tahu bagaimana ia juga berperan sebagai ayah dari anak-anaknya.
Simak penuturan Gebyar Nusantara Masardi, anak kedua Ki Gendeng, saat dijumpai wartawan di rumah duka, Sawangan, Minggu (7/6/2020).
Menurut dia, Ki Gendeng Pamungkas meninggalkan pesan mendelam, sebelum kembali ke hadapan sang khalik.
Baca: Ki Gendeng Pamungkas Meninggal, Begini Suasana Rumahnya di Bogor
"Setiap saat almarhum pasti memberikan pesan. Yang paling membekas itu dia bilang, kemerdekaan itu tidak mengajarkan seseorang untuk menjadi pengecut," ujar Gebyar.
Gebyar menilai, Ki Gendeng merupakan sosok ayah terbaik di dunia.
"Menurut saya ayah terbaik di dunia ini ya, kalau ada seorang anak yang mengenal sosok beliau, pasti pengen jadi anak, menurut saya begitu," katanya.
Baca: Merasa Disudutkan, Krisdayanti Beberkan Percakapannya di WhatsApp dengan Aurel
Baca: Pengantin Wanita Tolak Hubungan Badan di Malam Pertama, Belakangan Suami Baru Tahu Istrinya Lelaki
Baca: Bukan Hanya Obesitas, Terlalu Kurus Juga Picu Masalah Kesehatan
Lanjut Gebyar, ayahnya merupakan sosok altruistik, tak pernah mencari keuntungan dalam setiap aktifitasnya.
"Beliau itu punya sikap altruistik yang sangat besar, sangat peduli dengan orang banyak," tuturnya.
Ki Gendeng meninggal dunia di RS Mulia Pajajaran, Kota Bogor, karena sakit, Sabtu (6/6/2020).
Di hari yang sama, almarhum langsung dikembumikan oleh pihak keluarga dan kerabat di tempat pemakaman umum (TPU) Gede di Kelurahan Pengasinan, Sawangan, Kota Depok.
Sosok yang ramah
Sosok Ki Gendeng Pamungkas di mata warga sekitar tempat tinggalnya dikenal sebagai orang yang ramah.
Dalam pemberitaan Kompas.com, 11 Mei 2019, Ki Gendeng kerap membuat acara dangdutan untuk menghibur warga di lingkungan tempat tinggalnya.
Hal itu disampaikan oleh Suryana, petugas keamanan di rumah Ki Gendeng Pamungkas.
Kata Suryana, Gendeng sering membagikan sembako kepada orang-orang, baik yang dikenalnya maupun yang tidak.
"Saya enggak bela (Ki Gendeng Pamungkas). Tapi, ya kenyataannya begitu. Ki Gendeng suka bikin acara hiburan dangdutan. Yang datang enggak cuman dari sini aja, dari tempat lain juga. Suka ngasih sembako juga," ucap Suryana, saat ditemui Kompas.com, Kamis (11/5/2017).
Ia menuturkan, Ki Gendeng sudah menempati rumah di Perumahan Bogor Baru, Blok D IV, Kelurahan Tegallega, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat sejak tahun 1990-an.
Pernah Calonkan Diri sebagai Wali Kota Bogor
Ki Gendeng Pamungkas diketahui pernah mencalonkan diri sebagai Wali Kota Bogor.
Pada 2017 lalu, Ki Gendeng Pamungkas dengan keras mengkritik maraknya kejahatan korupsi di lingkungan pemerintahan Indonesia.
Mengkritik Pemerintahan Soal Korupsi
Dikutip dari Tribun Kaltim, Ki Gendeng Pamungkas menyebut, jika dia seorang presiden, dia akan menembak sendiri para koruptor.
"Kalau saya presiden, saya sendiri yang akan tembak mati koruptor," ungkap Ki Gendeng Pamungkas, Jumat (7/4/2017).
Lebih lanjut, Ki Gendeng Pamungkas menegaskan, aksi korupsi yang dilakukan pejabat pemerintah bisa terjadi karena belumada sanksi tegas bagi pelakunya.
Ki Gendeng Pamungkas menambahkan, pelaku korupsi harus dijatuhi hukuman mati.
Lebih lanjut, Ki Gendeng Pamungkas menerangkan, karena ketidaktegasan pemerintah, banyak oknum pemerintah terjerumus dalam liang korupsi.
"Semua koruptor harus dihukum mati, tidak ada pengampuan untuk mereka," katanya.
"Kenapa begitu? karena mereka sudah mengkhianati kepercayaan dan amanah yang diberikan rakyat Indonesia, untuk mengemban tanggung jawab," tambahnya.
Pernah Tersangkut kasus SARA
Pada Selasa (9/5/2017) lalu, paranormal Ki Gendeng Pamungkas diamankan aparat kepolisian di rumahnya.
Terkait penangkapan Ki Gendeng Pamungkas, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono angkat bicara.
Kombes Argo Yuwono membenarkan Ki Gendeng Pamungkas ditangkap atas tuduhan penyebaran kebencian, berdasarkan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
"Ya benar, diduga melanggar tindak pidana perbuatan diskriminatif ras, dan etnis dengan melakukan perbuatan (yang) menunjukkan kebencian dan atau rasa benci, kepada orang karena perbedaan ras dan etnis," terang Kombes Argo Yuwono, dikonfirmasi Kompas.com pada Rabu (10/5/2017).
Secara terpisah, Ki Gendeng Pamungkas kepada aparat kepolisian mengaku dirinya sudah lama memendam kebencian terhadap etnis tertentu.
Terkait hal tersebut Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Wahyu Hadiningrat.
"Berdasarkan keterangan sementara dari tersangka, yang bersangkutan dari dulu memang melakukan hal seperti itu," ungkap Kombes Wahyu, Rabu (10/5/2017) yang dikutip dari Kompas.com.
Diketahui, Ki Gendeng Pamungkas membuat video berdurasi 54 detik yang memuat unsur kebencian yang bersifar rasial.
Video tersebut dibuat Ki Gendeng Pamungkas pada 2 Mei 2017 lalu.
Ki Gendeng Pamungkas merekam dirinya sendiri dengan bantuan tripod menggunakan ponselnya.
Selain video, Ki Gendeng juga memproduksi beberapa atribut.
Atribut itu di antaranya, kaos, stiker, jaket, hingga kantong plastik bermuatan kebencian suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Ki Gendeng Pamungkasmengaku melakukannya sendiri.
"Untuk siapa yag menyuruh kemudian apa yang melatarbelakangi saat ini sedang kami dalami," kata Kombes Wahyu.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Sosok Almarhum Ki Gendeng Pamungkas di Mata Sang Anak: Altruistik dan Ayah Terbaik