TRIBUNNEWS.COM - Dalam klarifikasinya soal foto jenazah pasien covid-19 karya Joshua Irwandi, Anji Manji sempat menyinggung soal sebutan mantan artis.
Musisi Erdian Aji Prihartanto atau yang biasa disapa Anji Manji menyampaikan klarifikasinya terkait pendapatnya pada unggahan Instagram mengenai foto karya Joshua Irwandi.
Sebelumnya, Anji mengungkapkan pendapatnya mengenai sebuah foto karya Joshua Irwandi, fotografer yang mendapatkan grant dari National Geographic.
Dalam potret foto tersebut, sesosok mayat terbungkus plastik yang meninggal akibat Covid- 19 di salah satu rumah sakit di Jakarta.
Pendapat itu lantas menuai banyak kritikan dari sejumlah pihak terutama dari Organisasi Pewarta Foto Indonesia (PFI).
PFI bahkan mengeluarkan surat pernyataan yang isinya mengecam keras dan serius terhadap unggahan Anji Manji itu.
Baca: Anji Manji Klarifikasi Soal Foto Jenazah Covid-19 yang Dikecam, Tapi Masih Belum Puas, Mengapa?
Baca: Pewarta Foto Indonesia Kecam Pernyataan Kontroversialnya, Begini Reaksi Anji Manji
Beberapa poin yang disampaikan PFI terkait unggahan Anji yakni desakan untuk menghapus unggahannya di Instagram.
Selain itu, PFI juga mendesak Anji untuk meminta maaf secara terbuka serta tidak membandingkan kerja jurnalistik pewarta foto dengan buzzer, influencer ataupun YouTuber.
"Organisasi profesi Pewarta Foto Indonesia (PFI) mengecam keras dan serius terhadap pernyataan Erdian Aji Prihartanto atau yang lebih dikenal sebagai Anji. Lewat sebuah postingan di Instagram, mantan artis ini mengungkapkan kejanggalan yang ada pada foto karya Joshua Irwandi, fotografer yang mendapatkan grant dari National Geographic, dan membuat opini penghakiman sepihak seolah-olah foto tersebut adalah hasil setting dan hasil
karya dari seorang buzzer, bukan jurnalis," demikian tertulis di akun instagram @pewartafotoindonesia.
Dalam salah satu poin klarifikasinya, Anji seperti tak sependapat dengan sebutan mantan artis.
Baca: Pendapatnya Soal Foto Jenazah Pasien Covid-19 Dikecam, Anji Manji Bicara Perbedaan Sudut Pandang
Baca: Ungkap Kejanggalan di Balik Viralnya Foto Jenazah Covid-19, Anji Manji: Mungkin Saya yang Aneh
"Saya juga meralat sedikit pernyataan tertulis dari PFI yang menuliskan saya MANTAN ARTIS," demikian tulis suami Wina Natalia ini.
Anji Manji pun membeberkan niatannya untuk pensiun dini dari dunia keartisan tanah air, namun bukan sekarang.
"Memang saya berencana untuk pensiun dini dari dunia keartisan dan mengurus binis-bisnis saya ...
Tapi belum hari ini ...," tulis Anji lagi
Ungkap Kejanggalan
Dalam unggahannya, Anji menilai ada beberapa kejanggalan atas karya foto tersebut.
"Foto ini terlihat powerful ya. Jenazah korban cvd. Tapi ada beberapa kejanggalan.
1. Tiba-tiba secara berbarengan foto ini diunggah oleh banyak akun-akun ber-follower besar, dengan caption seragam.
Sebagai orang yang familiar dengan dunia digital, buat saya ini sangat tertata.
Seperti ada KOL (Key Opinion Leader) lalu banyak akun berpengaruh menyebarkannya. Polanya mirip.
Anak Agency atau influencer/buzzer pasti mengerti.
2. Dalam kasus kematian (yang katanya) korban cvd, keluarga saja tidak boleh menemui. Ini seorang Fotografer, malah boleh. Kalau kamu merasa ini tidak aneh, artinya mungkin saya yang aneh.
Saya percaya cvd itu ada. Tapi saya tidak percaya bahwa cvd semengerikan itu. Yang mengerikan adalah hancurnya hajat hidup masyarakat kecil.
EDIT : saya menulis cvd karena malas menulis covid," tulis Anji melalui captionnya
Ini Isi Klarifikasi Anji Soal Foto Jenazah Covid-19
Kini Anji pun menjawab surat pernyataan tersebut melalui unggahan di akun Instagram-nya.
Dalam unggahan itu, Anji menyampaikan bahwa ia sebelumnya telah berkomunikasi dengan Sekjen PFI untuk menjelaskan perihal unggahan sebelumnya.
Ia tidak bermaksud mendiskreditkan profesi pewarta foto maupun Jurnalis.
"Caption di Instagram adalah opini saya dari sudut penyebaran informasi yang terasa janggal, buat saya," tulis Anji.
Anji menjelaskan bahwa ia lebih menyoroti penyebaran informasi terkait foto karya Josua Irwandi yang menurutnya banyak kejanggalan.
"Yang saya bahas dengan KOL (Key Opinion Leader) adalah pola penyebaran informasi, bukan tujuan Joshua mengambil foto itu," jelas Anji.
Selanjutnya, Anji juga menjelaskan poin kedua dalam pernyataannya adalah menyangkut kepada kose etik dunia kesehatan.
Ia tidak menyoal tentang etika jurnalis dalam mengambil foto tersebut karena menurutnya pewarta foto lebih tahu.
"Disini pertanyaan saya menyangkut kepada kode etik dunia kesehatan, bukan kode etik jurnalisme. Karena menurut pemberitaan korban covid-19 tidak boleh ditemui oleh keluarganya," terang Anji.
"Jika ada penjelasan tentang itu berdasarkan aturan medis, silakan dijelaskan. Banyak orang perlu tahu," lanjut Anji.
Anji mengaku bahwa postingannya telah menuai polemik karena tidak menyertakan keterangan tambahan untuk memperjelas poin yang ia maksut.
Atas hal itu, ia pun meminta maaf kepada PFI dan juga Joshua Irwandi.
"Tadi malam pun dalam forum dengan 300-an orang Fotografer, termasuk di dalamnya ada Joshua, saya sampaikan permintaan maaf untuk penerimaan informasi yang berbeda. Ini adalah permintaan maaf terbuka," tulis Anji.
Anji juga telah menghapus unggahannya dari Instagram untuk menghormati PFI dan Joshua Irwandi.
Meski begitu, Anji masih menunggu jawaban terkait poin kedua yang ia sampaikan sebelumnya, yakni mengenai kode etik dunia kesehatan dalam kaitannya pengambilan foto tersebut.
"Pertanyaan saya tentang poin kedua masih berlaku, karena saya belum menemukan jawaban yang memuaskan dari sisi kode etik medis terhadap pasien covid-19 dan keluarganya," tegas Anji.
Ia pun akan menerima menerima dengan terbuka jika ada yang mengajaknya untuk mendiskusikan jawaban atas pertanyaannya tersebut.
"Silakan jika ada jawaban yang bagus untuk didiskusikan, Terimakasih untuk semua pihak yang begitu perhatian," tutup Anji.
(Tribunnews.com/Anita K Waradhani/Tio)