TRIBUNNEWS.COM - Penyanyi Gisella Anastasia alias Gisel terang-terangan mengungkap kehidupannya pasca bercerai dengan Gading Marten.
Gisel mengaku menyesal telah membuat keputusan itu dan ia mengakui saat itu dirinya overthinking memikirkan masa depannya.
Pengakuan tersebut diungkapkan Gisel saat berbincang bersama Daniel Mananta di kanal YouTube Daniel Mananta Network.
Baca: Ungkap Faktor Penyebab Cerai dengan Gading, Gisel Akui Overthinking dan Tak Berserah ke Tuhan
Baca: Gisel Ungkap Rasa Bersalah Pada Anak Seusai Cerai dari Gading Memisahkan Waktu Gempi sama Papanya
Berikut 5 hal tentang pengakuan Gisel soal perpisahnnya dengan Gading Merten yang Tribunnews.com himpun, Jumat (18/9/2020).
Menyesal
Gisel mengakui keputusannya bercerai dengan Gading Marten adalah hal yang salah.
Gisel menyebut jika dulu ia terlalu egois dalam mengembil keputusan.
"Berdasar pengalamanku kemarin, jelas-jelas kayak aku divorce kemarin segala macam itu keputusan salah ya," kata Gisel.
Gisel juga menyayangkan kala itu mengambil keputusan tanpa mengonfirmasi atau bertanya dulu.
"(Keputusan) yang aku ambil, yang enggak nanya dulu, mengonfirmasi konfirmasi sendiri dengan pengetahuan aku dan segala macam, ego segala macem. Jadi enggak mau gitu," tambahnya.
Baca: Bicara Perceraian, Gisel: Hanya Timbulkan Perasaan Bersalah dan Ketidakdamaian
Merasa Bersalah
Setelah mengambil keputusan tersebut, Gisel juga merasa bersalah karena telah memisahkan putrinya dengan sang ayah.
Meski tak ada aturan dan tak ada pembatasan untuk bertemu, tetap saja ia merasa bersalah.
Walaupun gak ada aturannya, maksudnya bebas boleh ketemu kapan aja, boleh main kapan aja.
"Tapi kan ya gitu, Mas (Gading) kan juga ada kegiatan, sibuk. At least dia kehilangan waktu bobok sama papanya di kasur. Bangun pagi mestinya dia bisa lihat papanya, itu gak bisa," kata dia.
Overthinking
Gisel juga mengaku dirinya terlalu berlebihan alias overthinking saat memikirkan masa depannya bersama Gading.
Ketika mengahadapi suatu permasalahan, keduanya selalu menggunakan caranya sendiri-sendiri.
"Jadi ada permasalahan apapun yang diapakai otakku sendiri, otak mas Gading sendiri, hatiku sendiri, hati mas Gading sendiri," kata Gisel.
Selain itu, dia dan Gading terlalu sibuk dengan hobinya masing-masing hingga tak fokus dengan rumah tangga mereka sendiri.
Baca: Gisel Selalu Bingung Beri Jawaban Apabila Mendapat Pertanyaan Ini
"Mas Gading sibuk dengan hobi-hobinya, aku nggak lama abis itu punya Gempi sibuk dengan Gempi sibuk dengan pekerjaan, dengan pertemanan yang ada, ya udah kayak nggak fokus sama apa-apa," beber Gisel.
Pada suatu titik, Gisel meresakan kekhawatiran akan masa depannya jika terus seperti itu.
"Overthinking yang tadi aku bilang, enggak mau aku kalau harus hidup 15 tahun 20 tahun kayak orangtuaku gitu, aku enggak mau."
"Itukan overthinking gila, ngapain mikirin 15-20 tahun ke depan, yang ini aja belum dijalanin, ibaratnya gitu," ungkapnya.
Tak Hadirkan Tuhan
Gisel juga mengaku ketika membangun rumah tangga bersama Gading, keluarganya itu tak melibatkan sosok Tuhan ditengah-tengahnya.
Runner Up Indonesian Idol 2008 itu merasa saat itu dirinya keasyikan dengan dunia pekerjaannya hingga melupakan tentang Tuhan.
"Kita Kristen dari lahir, dia gereja sama papanya, aku juga kadang-kadang gereja kadang-kadang engga, udah keasyikan kerja."
"Jadi emang Kristen tapi nggak ditaruh, cuma agama doang tapi nggak dipake," kata dia.
"Waktu itu memang aku sama mas Gading nggak 'naruh' Tuhan dalam kehidupan kami," aku Gisel.
Jadikan Pembelajaran
Gisel pun mengaku, seharusnya rumah tangganya dengan Gading bisa lebih baik dari yang kemarin.
"Apakah hubunganku yang lalu sebenarnya bisa lebih baik dari yang kemarin, sebenarnya bisa kalau aku nempatin Tuhan di tengah-tengahnya," kata dia.
Ia pun juga menyarankan kepada teman-temannya untuk tidak bercerai.
"Enggak enak rasanya (bercerai). Enggak semenyenangkan yang kau pikirkan. Dari situ akan timbul masalah baru, hanya akan timbul ketidak damaian, akan ngerasa bersalah.
Kini Gisel mengatakan jika dirinya sudah berubah menjadi lebih baik.
Gisel yang sekarang merasa selalu ingin melibatkan Tuhan dalam segala hal, termasuk mengambil keputusan hidup.
(Tribunnews.com/Tio)