TRIBUNNEWS.COM – Berikut ini profil seniman legendaris Betawi, Benyamin Sueb yang pernah menjadi anggota Melody Boys.
Melody Boys adalah sebuah grup yang berdomisili di sekitar Cengkareng, mengantarkan nama Benyamin menjadi penyanyi terkenal di Indonesia.
Lagu-lagu hits yang pernah dibuat dan dinyanyikannya, yakni Nonton Bioskop dan Hujan Gerimis, sebagaimana dilansir Kompas.com.
Benyamin Sueb mengawali kariernya saat terjun ke dunia musik pada tahun 1950-an.
Semasa hidupnya, Benyamin telah mempopulerkan budaya Betawi kepada masyarakat Indonesia dengan membintangi lebih dari 50 film.
Kemudian, juga menjadi komposer bagi lebih dari 300 lagu karyanya.
Baca: Seniman asal Betawi Ini Muncul di Google Doodle, Peringati Peresmian Taman Benyamin Sueb
Diketahui, hari ini Google Doodle menampilkan gambar tokoh yang jadi penyanyi hingga sutradara itu di tampilan laman pencarian Google, Selasa (22/9/2020).
Melalui laman resmi Google, ilustrasi tentang almarhum Benyamin Sueb dilengkapi maskot khas Betawi ini merupakan karya seniman asal Indonesia, Isa Indra Permana.
Ilustrasi tersebut untuk mengenang mendiang Seniman Betawi, Benyamin Sueb.
Selain mengenangnya, hari ini genap dua tahun peresmian Taman Benyamin Sueb di Jakarta.
Taman Benyamin Sueb merupakan sebuah pusat budaya yang didedikasikan untuk menjunjung tinggi warisan budaya Betawi yang menjadi dedikasi Benyamin semasa hidupnya.
Profil dan Perjalanan Karier Benyamin Sueb
Benyamin Sueb lahir pada 5 Maret 1939 di Jakarta.
Tokoh yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia ini pertama kali memasuki dunia musik pada 1950-an sebagai anggota dari Melody Boys.
Melody Boys adalah sebuah band yang menarik berbagai pengaruh internasional.
Kemudian, Benyamin mengandalkan idiom musik Betawi yang lebih tradisional untuk menulis lagu hits termasuk "Nonton Bioskop" ("Menonton Film") dan "Hujan Grimis" ("Gerimis").
Dia juga membantu merevitalisasi gaya gambang kromong melalui lagu-lagu kesayangan seperti "Ondel-Ondel" (Boneka Raksasa).
Selain piawai dalam bermusik, karier merambah ke dunia akting dimulai pada awal tahun 70-an.
Dia pernah berperan dalam film "Intan Berduri" ("Thorny Diamond," 1972) dan "Si Doel Anak Modern" ("Doel the Modern Child," 1976),
Jerih payahnya pun mendapat pujian karena berhasil melukiskan budaya Betawi yang lebih akurat.
Dari kedua film tersebut, berhasil membuatnyamendapatkan penghargaan Aktor Terbaik pada Festival Piala Citra.
Bahkan, pada tahun 1990, Benyamin mendirikan Radio Ben, satu-satunya stasiun radio di Indonesia yang didedikasikan untuk Betawi.
Hingga kini, Radio Ben masih terus memainkan musik Sueb.
Tentang Taman Benyamin Sueb
Taman Benyamin Sueb merupakan sebuah pusat budaya yang didedikasikan untuk menjunjung tinggi warisan budaya Betawi yang menjadi dedikasi Benyamin semasa hidupnya.
Diberitakan Kompas.com, 22 September 2018, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meresmikan Taman Benyamin Sueb atau pusat kebudayaan Betawi, di Jalan Jatinegara Timur, Jatinegara, Jakarta Timur, Sabtu (22/9/2018).
Peresmian taman tersebut dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Taman tersebut, dibangun di bekas Gedung Kodim 05/05 Jatinegara, Jakarta Timur yang mengalami pemugaran sejak 2013.
Di Taman Benyamin Sueb terdapat sebuah museum yang menyimpan benda-benda koleksi peninggalan seniman Betawi tersebut.
Sebelumnya, pihak keluarga Benyamin telah menyetujui agar barang-barang Benyamin diletakkan di museum ini.
Adapun beberapa barang tersebut seperti foto-foto, pakaian, poster film, serta benda peninggalan sejarah lainnya.
Baca: Google Doodle Kenang Benyamin Sueb, Seniman Legendaris Betawi yang jadi Penyanyi hingga Sutradara
Beberapa karya yang pernah dibawakan (Solo), dilansir Wikipediar.org:
1. Kancil Kesasar/Kue Onde (Mesra Records)
2. Si Jampang (Melodi Record)
3. Oom Senang (Mesra Record)
4. Brang Breng Brong (Diamond Record)
5. Jangkrik Genggong (Mutiara Record)
6. Apollo (Indah Records)
7. Tukang Tuak (Undah Records)
8. Nonton Pecoen (Remaco)
9. Keluarga Gila (Remaco)
10. Tukang Sado (Remaco)
11. Tukang Becak (Remaco)
12. Terus Turun (Remaco)
13. Steambath (Remaco)
14. Dul-Dul Tjak (Mutiara Records)
15. Patjaran (Indah Records)
16. Ngupi (Remaco)
17. Nyari Kutu (Indah Records)
18. Tukang Loak (Indah Records)
19. Ngibing (J&B)
20. Maredel (Remaco)
Film-film
1973:
- Si Doel Anak Betawi (Sjumandjaja)
- Akhir Sebuah Impian (Turino Djunaidy)
- Jimat Benyamin (Bay Isbahi)
- Biang Kerok Beruntung (Nawi Ismail)
1976:
- Zorro Kemayoran (Lilik Sudjio)
- Hippies Lokal (Benyamin S)
- Si Doel Anak Modern (Sjumandjaja)
1986:
- Komedi Lawak 88 (Syamsul Fuad)
1989:
- Si Kabayan Saba Kota (Maman Firmansjah)
1992:
- Si Kabayan Saba Metropolitan(Maman Firmansjah)
Penghargaan
· Piala Citra 1973 dalam film Intan Berduri (Turino Djunaidy, 1972) bersama Rima Melati
· Piala Citra 1975 dalam film Si Doel Anak Modern (Sjuman Djaya, 1975)
· Jalan Landas Pacu Kemayoran diubah menjadi namanya. Hal ini menyebabkan nama Jalan atas namanya lebih panjang daripada nama Jalan Engkongnya Haji Ung.
· Penghargaan Bintang Budaya Parama Dharma dari PresidenSusilo Bambang Yudhoyono, di Istana Negara, Jakarta, Selasa, 8 November 2011
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Kompas.com/Ryana Aryadita Umasugi/Firda Janati)