TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Jerinx mengaku tak mengerti isi dakwaan yang dibacakan saat sidang perkara dugaan ujaran kebencian kembali digelar secara virtual atau online, Selasa (22/9/2020).
Sidang kemarin sempat diwarnai dua kali diskor oleh majelis hakim, karena tim penasihat hukum telat hadir dan adanya gangguan teknis koneksi jaringan internet, akhirnya digelar.
Jerinx pun telah didampingi tim penasihat hukumnya.
Dari jalannya sidang dengan agenda pembacaan kembali surat dakwaan oleh tim jaksa, Jerinx dan tim penasihat hukumnya menyatakan, keberatan atas dakwaan jaksa penuntut.
Awal sebelum sidang dimulai, Hakim Ketua Ida Ayu Nyoman Adnya Dewi terlebih dahulu menanyakan kepada Jerinx, apakah dirinya pada sidang sebelumnya mengerti atas dakwaan jaksa yang telah dibacakan di persidangan.
"Pada persidangan yang lalu, saat majelis memerintahkan penuntut umum membacakan dakwaan, saudara memilih walkout dan dakwaan dibacakan penuntut umum. Terhadap dakwaan yang telah dibacakan itu, apakah saudara terdakwa sudah mengerti. Karena dari awal persidangan saudara sudah ditanyakan, dan telah menerima surat dakwaan dari penuntut umum," tanya Hakim Adnya Dewi.
"Maaf Yang Mulia, saya tidak mengerti karena saya tidak mendengarnya langsung," sahut Jerinx dari balik layar monitor.
Baca: Terus Upayakan Sidang Tatap Muka, Kuasa Hukum Optimis Jerinx Berpotensi Bebas
Baca: Jalani Sidang Lanjutan Kasus Dugaan Ujaran Kebencian, Jerinx SID: Salah Saya Apa Sih?
Lantaran Jerinx menyatakan tidak mengerti, majelis hakim pun memerintahkan tim jaksa membacakan kembali dan menjelaskan isi dakwaan.
Saat jaksa akan membacakan surat dakwaan, Jerinx kembali menegaskan, dirinya menolak sidang online dan meminta sidang digelar secara offline.
"Maaf Yang Mulia, saya sebagai terdakwa tetap menolak sidang online, dan meminta sidang offline atau tatap muka. Karena kepentingan sidang bukan hanya untuk korban tapi untuk saya. Bukan juga untuk jaksa penuntut umum dan hakim. Selebihnya saya serahkan ke penasihat hukum untuk membela kepentingan hukum saya. Terima kasih, Yang Mulia," tegas Jerinx.
Permintaan Jerinx itu diperkuat kembali oleh anggota penasihat hukumnya, Sugeng Teguh Santoso.
Ia menyampaikan bahwa persidangan ini adalah upaya pencarian kebenaran materiil dan harus mengakomodasi kepentingan korban serta terdakwa.
"Kami sampaikan mewakili kepentingan Jerinx. Persidangan ini adalah upaya pencarian kebenaran materiil. Di sana kepentingan keadilan dari korban harus diakomodir. Kepentingan juga pencarian keadilan untuk terdakwa diakomodir. Kita para officer keadilan harus mengakomodasi. Parameter-parameter penegakan hukum untuk mendapatkan keadilan yang cermat, presisi telah ditetapkan dalam Undang-Undang yaitu KUHAP," jelasnya.
Untuk mengakomodasi kepentingan pencarian keadilan itu, Sugeng meminta sidang dilakukan secara offline agar didapat satu persidangan yang legitimate dan tidak mengesampingkan tujuan keadilan.
Baca: Komentar Jerinx Usai Jalani Sidang, Hanya Ingin Diskusi Soal Status Instagramnya
Baca: Permohonan Penggantian Majelis Hakim Ditolak, Sidang Jerinx Hari Ini Digelar dengan Hakim yang Sama