Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Arie Puji Waluyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyanyi dan musisi Rayi Putra (33) sangat kehilangan sosok ibunda, Rahayu Joesmintarti yang meninggal dunia pada Kamis (8/10/2020) pukul 22.45 WIB karena sakit.
Rasa kehilangan tersebut dikarenakan Rayi Putra mengakui dirinya sangat dekat dengan sang ibunda secara personal sampai ia sudah menikah.
Tak hanya itu saja, Rayi mengakui ibundanya yang meninggal menambah dukanya, setelah ayah dari sahabatnya, Nino RAN meninggal lima hari sebelumnya.
"Bagi saya 2020 bisa dibilang tahun duka. Tapi bukan duka aja, saya mungkin menjadi tahun yang penting," kata Rayi Putra di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat, Jumat (9/10/2020) usai pemakaman ibunya.
Rayi mengatakan bahwa ibunya dan ayah dari Nino adalah pahlawan untuk grup vokal musik RAN, yang sudah berkarier selama lebih dari 10 tahun ini.
"Om Agung Ayah Nino dan ibu saya, bu Rahayu, berperan besar sekali untuk terbentuknya RAN," ucapnya.
Rayi menjelaskan kalau ibundanya lah yang mencetuskan nama RAN dari singkatan Rayi, Asta, dan Nino. Sementara ayah Nino yang membawa demo RAN ke produser musik.
"Jadi kalau bukan karena dua orang tua kami yang berjasa besar ini, kami nggak akan kejadia," jelasnya.
"Dibilang berduka iya, tapi ini tahun yg membuat kita lagi lagi teringat untuk bersyukur dan menghargai tiap detik dalam hidup ini," tambahnya.
Diluar itu, rasa duka yang mendalam adalah Rayi kehilangan sosok gurunya dalam bermusik. Ia mengaku kalau ibundanya lah yang menjerumuskannya ke dunia musik.
"Dia (ibunda) sukanya berbagi ilmu. Ada jiwa pendidiknya. Dia dulu punya sekolah musik namanya Indonesian Youth Orchestra. Saya, kakak, dan adik saya belajar musik dari situ," katanya.
Lebih lanjut, Rayi Putra menganggap kalau saat ia kecil tidam masuk sekolah musik ibunya, ia tidak akan bisa sukses dan terkenal seperti sekarang.
"Berkat beliau bakat musik saya terasah dan bisa menghidupi keluarga saya, serta keluarga besar," ujar Rayi Putra.