Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Arie Puji Waluyo
TRIBUNNEWS.COM - Selain masalah keuangan, grup idola JKT48 mengalami masalah lain yang begitu serius.
Seorang member JKT48 diduga menjadi korban asusila atau pelecehan di Instagram.
Member JKT48 yang mengalami dugaan pelecehan seksual di instagram, yakni Ni Made Ayu Vania Aurellia alias Aurel JKT48.
Baca juga: Imbas Pandemi, Manajemen JKT48 Empot-empotan, Melody Laksani Beri Penjelasan
Aurel mengaku menerima dugaan pelecehan seksual oleh salah satu akun instagram, yang mengirimkan foto-foto dan video seronok lewat Direct Message (DM) instagram.
General Manajer Theater JKT48, Melody Laksani angkat bicara soal kasus Aurel. Ia membenarkan bahwa salah satu membernya menerima dugaan pelecehan seksual dan sudah melapor ke polisi.
"Untuk Aurel memang ada kejadian yang tidak mengenakan yang dialami, baik itu ada chatnya dan pengiriman gambar yang tidak seronok gitu," kata Melody Nurramdhani Laksani ketika ditemui di gedung Trans TV, Jalan Kapten Tendean, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Jumat (13/11/2020).
"Atas kejadian ini, dia (Aurel) syok dan trauma," tambahnya.
Baca juga: Membernya Jadi Korban Asusila, Pihak Menejemen JKT48 Akui Belum Ada Surat Panggilan dari Kepolisian
Melody mengatakan, untungnya Aurel memberanikan diri mengadu ke manajemen JKT48, yang kemudian langsung diproses dengan membuat laporan kepolisian.
"Jadi sekarang Aurel sudah tenang dan dia sudah merasa terlindungi karena kita manajemen support dia," ucapnya.
Mengenai pelakunya, Melody mengatakan kalau yang mengirimkan chat dan foto seronok itu adalah akun anonim.
Hanya saja JKT48 ingin melindungi psikologis membernya, dengan melaporkan kejadian itu ke Polda Metro Jaya beberapa hari lalu.
"JKT48 punya member 70 orang anak gadis semua dan itu harus kita lindungi dan kita jaga," ungkapnya.
Lebih lanjut, Melody Laksani menegaskan saat ini laporan Aurel sudah ditangani penyidik dan JKT48 menunggu proses pengembangannya.
"Ini pun harus kita beritahu ke semuanya, kasus itu (pelecehan seksual) bisa berdampak untuk orang yang menjadi korban yang syok dan trauma. Walau anonim, kita harus sama-sama saling menghargai," ujar Melody Laksan