"Walaupun berbeda beda tetapi tetap satu yaitu satu tumpah dara, satu Bahasa dan satu Bangsa, Indonesia," sambungnya.
Maruli menegaskan, karena tujuan membuat lagu ini untuk seluruh masyarakat di dunia, ia pun membuat liriknya dengan bahasa Inggris.
Tak mudah bagi suami Mita Soedarjo itu menggarap lagu ditengah pandemi COVID-19 yang membatasi jarak dan interaksi.
"Projectnya kita sudah mulai awal pandemi tapi terbentur dengan kapan bikin video klipnya. Video klipnya sendiri baru selesai beberapa hari lalu. Live recording sudah mulai lama, baru keluarnya sekarang ini karena pandemi," ujarnya.
Dalam projek musik ini, Maruli mengajak sederet musisi papa atas Indonesia yang sangat berbakat seperti Andi Rianto, Dennis Nussy, Rayendra Sunito, Andre Dinuth, Bonar Abraham, Group Vocal Renewal, dan Choir Melody Bali Voice untuk berkerjasama menggarap dua single megah ini.
Aransenem musik diakui Maruli sangat lah indah dan megah, karena digarap bersama Andi Rianto, serta sentuhan Dennis Nussy yang meng aransemen semua lagu agar lebih lebih dinamis.
Tak hanya itu saja, Andre Dinuth nuha mengisi gitarnya dengan lead rock, lalu diramaikan dengan choir dari Bali yaitu Melody Bali Voice, vocal group Renewal yang dipimpin oleh Bung Olloph, dan masih banyak lagi.
"Walaupun kita tengah menghadapi pandemi COVID-19, tetapi harus kita ketahui bahwa hati yang gembira adalah obat yang manjur. Jadi kita pun harus juga mengucap syukur dalam segala hal," kata pria kelahiran Jakarta, 26 Maret 1987 itu.
Lebih lanjut, Maruli Tampubolon berharap, walaupun momentum Natal dirayakan ditengah pandemi covid-19, masyarakat bisa tetap merayakannya dengan hangat bersama keluarga tercinta.
"Jadi, rayakan natal bersama keluarga saja agar kita tetap ikuti anjuran Pemerintah tentang protokol kesehatan," ujar Maruli Tampubolon.