Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Survei terbaru dari Manulife, setahun sejak wabah Covid-19 dimulai, masyarakat Indonesia kini semakin aktif dalam mengelola kesehatan diri dan keuangannya.
Termasuk juga dalam mendapatkan perlindungan asuransi dan merencanakan masa pensiun sebagai bagian dari persiapan menghadapi dampak jangka panjang pandemi.
Ryan Charland, Presiden Direktur & CEO Manulife Indonesia mengatakan, di Indonesia, pihaknya melihat minat yang tinggi terhadap perlindungan kesehatan dan perencanaan pensiun selama pandemi.
"Kami memahami di tengah situasi yang menantang ini, masyarakat ingin dapat lebih mengendalikan kondisi kesehatan serta kemapanan finansialnya," papar Ryan dalam keterangannya belum lama ini.
Berbekal pengalaman dan keahlian Manulife, kata dia, Manulife menyediakan rangkaian solusi komprehensif meliputi MiUltimate Health Care untuk perlindungan kesehatan.
Baca juga: Efek Pandemi, Pengunduh Aplikasi Asuransi Online Ini Melonjak
Kemudian MISSION dan MISSION Syariah untuk perlindungan kesehatan, jiwa maupun investasi untuk mendukung kebutuhan nasabah kami dan membuat semakin hari semakin baik.
Perencanaan masa pensiun dirasa kian penting
Sebanyak 88 persen responden Indonesia menyatakan, sejak Covid-19 terjadi, perencanaan masa pensiun kini dipandang semakin penting.
Angka ini sangat tinggi dan berada jauh di atas rata- rata Asia yang berada pada tingkat 73 perseb.
Minat tinggi terhadap perencanaan masa pensiun ini mencerminkan kekhawatiran yang dirasakan 40 persen responden terhadap kemungkinan menurunnya kesejahteraan akibat Covid-19.
Minat ini juga mencerminkan ketertarikan mereka terhadap perencanaan keuangan sebagai jalan menuju kemapanan finansial di tengah situasi yang tidak menentu.
Keinginan mengendalikan kondisi kesehatan dan keuangan sejalan dengan minat memiliki polis asuransi baru.
Di Indonesia, hampir tiga perempat (72 persen) responden menyatakan ingin membeli polis baru dalam enam bulan ke depan—sedikit lebih tinggi dari rata-rata kawasan (71 persen).
Perlindungan dari penyakit kritis, perlindungan kesehatan secara umum, dan asuransi untuk pendidikan anak adalah beberapa hal yang diutamakan dalam rencana investasi nasabah.
Hampir tiga dari lima responden Indonesia (58 persen) menyatakan merasa lebih nyaman mengelola polis menggunakan sarana digital seperti aplikasi ponsel, termasuk untuk mengajukan klaim dan memproses pembayaran, dibandingkan dengan rata-rata kawasan (52 persen).
Survei ini juga mengungkap bahwa 58 persen responden pernah berkonsultasi dengan tenaga pemasar tentang pembelian polis, persentase yang cukup tinggi mengingat tren digital yang tumbuh pesat di Indonesia.
“Preferensi nasabah terhadap layanan digital dan pendampingan oleh tenaga pemasar yang cukup seimbang menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia menyukai kenyamanan dari perangkat digital, tetapi juga mementingkan interaksi manusia,” tambah Ryan.
Disebutkan, banyak nasabah yang masih aktif berkomunikasi dengan tenaga pemasar mereka.
Jadi, meskipun tren digital tampaknya akan bertahan dalam jangka panjang, kehadiran para tenaga pemasar tetap sangat berharga.
Dalam distribusi produk, pendekatan yang kami ambil adalah omnichannel yaitu pendekatan yang memaksimalkan layanan digital dan kemampuan tenaga manusia yang unggul dalam hal berempati, membangun rasa percaya, dan memahami kebutuhan para nasabah secara menyeluruh.
Manulife Asia Care Survey menyoroti isu-isu utama bagi nasabah serta prioritas dan aspirasi hidup mereka.
Survei ini menjaring sekitar 4.000 responden di seluruh Asia yang sudah memiliki polis asuransi atau berencana membeli polis dalam enam bulan ke depan. Di antara seluruh responden, terdapat 519 responden dari Indonesia.