News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mengenal Anafilaktik, Reaksi Alergi Berat Usai Vaksinasi

Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI Vaksin: 4 Pertanyaan yang Belum Terjawab Mengenai Vaksin Pfizer, Apakah Aman Bagi Orang Tua?

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI) Hindra Irawan menuturkan, reaksi anafilaktik akibat vaksinasi sangat jarang terjadi.

Diketahui, anafilaktik adalah syok yang disebabkan oleh reaksi alergi yang berat. Syok Anafilaktik membutuhkan pertolongan yang cepat dan tepat.

Dari satu juta dosis vaksin, terjadi sebanyak satu atau dua kasus. Selain disebabkan vaksin, reaksi Anafilaktik juga bisa terjadi akibat faktor lain.

“Anafilaktik dapat terjadi terhadap semua vaksin, terhadap antibiotik, terhadap kacang, terhadap nasi juga bisa, terhadap zat kimia juga bisa,” kata Hindra dikutip dari websiter Kementerian Kesehatan, Jumat (23/2/2021).

Baca juga: Disuntik Vaksin Corona Moderna, Dokter di Amerika Alergi Hebat, Pusing dan Jantung Berdebar Kencang

Prof. Dr. Kusnadi Rusmil, dr., Sp.A(K), MM. yang merupakan guru Besar UNPAD sekaligus Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Sinovac menambahkan, kejadian anafilaktik pasti terjadi untuk penyuntikan skala besar.

Sehingga sudah menjadi tugas fasilitas pelayanan kesehatan harus siap mengantisipasi kemungkinan kejadian tersebut.

“Kalau kita lakukan vaksinasi 1 juta saja, 1-2 orang akan pingsan. Kalau yang disuntik 10 juta maka yang pingsan 10-20 orang, orang akan ribut, medsos akan bertubi tubi, media sibuk. Padahal memang seperti itu. Jadi kita harus siap-siap” ungkap prof Kusnadi.

Baca juga: Cara Merawat Organ Pernapasan Agar Tetap Sehat dan Terhindar dari Alergi, Penyakit, Infeksi

Prof Kusnadi menegaskan, vaksinasi memiliki manfaat yang lebih besar dibanding resikonya. Vaksin yang saat ini dipakai dalam program vaksinasi aman, sesuai dengan rekomendasi WHO, memiliki reaksi lokal dan efek sistemik yang rendah, memiliki imunogenitas tinggi serta efektif untuk mencegah COVID-19.

Seorang petugas kesehatan Honduras menyiapkan dosis vaksin Moderna melawan COVID-19 di Rumah Sakit Maria di Tegucigalpa, pada 25 Februari 2021. (Orlando SIERRA / AFP)

Jika terjadi reaksi Anafilaktik pasca Vaksinasi Covid-19, pemerintah telah mengaturnya dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) nomor 12 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.

Dalam Permenkes tersebut tercantum anafilaktik sebagai upaya preventif apabila terjadi kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).

Baca juga: Satgas Covid-19: Vaksinasi di KPK Sudah Melalui Pertimbangan yang Berbasis Data

Disebutkan pasal 1 nomor 8 bahwa peralatan anafilaktik adalah alat kesehatan dan obat untuk penanganan syok anafilaktik.

Petugas menyuntikkan vaksin Covid-19 kepada tenaga pengajar dalam acara vaksinasi massal di SMA Negeri 70 Bulungan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (24/2/2021). Sebanyak 600 orang guru, dosen, dan tenaga pendidikan mengikuti acara tersebut. Pemerintah memulai tahap vaksinasi Covid-19 untuk guru, tenaga pendidikan, dan dosen dengan target sebanyak 5.057.582 orang se-Indonesia. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/Jeprima)

“Sudah ada di Peraturan Menteri Kesehatan, sudah ada kit anafilaktik yang harus disediakan, sudah ada petunjuk mengenal gejala nya, sudah ada tanda petunjuk untuk cara pelaksanaan vaksinasi,” ucap Prof. Hindra.

Reaksi Anafilaktik tergolong ke dalam KIPI serius, sehingga apabila terjadi KIPI serius, setiap kejadian harus segera dilaporkan secara berjenjang yang selanjutnya diinvestigasi oleh petugas kesehatan yang menyelenggarakan imunisasi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini