"Aku sih bukan mau suudzon, ya. Cuman, maksudnya itu pasti udah ada perjanjian dong."
"Nggak mungkin tiba-tiba diatur jadi live," ujar Tsania Marwa.
Menghadapi situasi tersebut, Tsania Marwa mencoba menyuarakan protesnya karena ada 10 orang anggota keluarga Atalarik Syach di sana.
Berbeda dengan Tsania Marwa, mereka diperbolehkan membawa ponsel dan merekam dirinya.
Selain itu, Tsania Marwa memprotes adanya media di rumah itu ketika ia dilarang membawa ponsel dan kamera.
Akan tetapi, protes itu tidak diindahkan oleh pihak mantan suaminya dan justru ia mendapat jawaban yang tidak memuaskan.
"Balik lagi, mereka dengan catatan, 'Ini rumah saya, saya bisa melakukan apa yang saya mau."
"Mau rekam, mau ada siapapun bisa.' Di situ saya juga, oh... aku merasa, sori, tapi nggak ada azas keadilan."
"Ini cerita kita mau fokus eksekusi anak jadi kayak melebar ke mana-mana," jelas Tsania Marwa.
Dengan adanya media yang meliput dan keluarga Atalarik Syach di rumah saat eksekusi berlangsung, Tsania Marwa merasa bahwa hal itu tidak adil.
Karena Tsania Marwa berpikir bahwa anaknya akan diserahkan baik-baik untuk pulang bersamanya.
Ia tidak menyangka bahwa proses menjemput kedua anaknya bisa berlangsung begitu alot.
Baca juga: Reaksi Tsania Marwa setelah Setahun Tak Bertemu Anak Justru Dikira Ingin Menculik: Drop Banget
Baca juga: Ungkap Kondisi Sebenarnya saat Eksekusi Penjemputan Anak, Tsania Marwa Merasa Tak Ada Keadilan
Baca juga: Tsania Marwa Syok Saat Eksekusi Penjemputan Anak Lihat Sudah Ada Kamera di Rumah Atalarik Syach
"Aku dateng boro-boro anaknya disiapin, Bun. Orang anaknya ngunci di dalem kamar."
"Terus juga ya, dengan keadaan ternyata pengadilan tidak bisa menindak tegas banyak pihak-pihak yang tidak berkepentingan tapi hadir."
"Nggak bisa disterilisasi, gitu. Aku pikir akan disterilisasi," pungkas Tsania Marwa.
Baca berita terkait lainnya Tsania Marwa.
(Tribunnews.com/Nadine Saksita)