TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabar gitaris Slank Abdi Negara Nurdin alias Abdee Slank dan menjadi komisaris baru Telkom cukup membuat publik heboh. Pro kontra pun muncul.
Pengangkatan sosok musisi menjadi salah satu komisaris menuai pro-kontra.
Ada pengamat ekonomi menyatakan tidak setuju, namun sesama musisi mengatakan sangat tepat.
Seberapa pantas sebenarnya seorang Abdee Slank jadi Komisaris? Berikut ulasan Tribunnews.com.
Seperti diberitakan, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) menyetujui Bambang Permadi Brodjonegoro menjadi komisaris utama perseroan.
Baca juga: Abdee Slank Jadi Komisaris Telkom, Komisi VI DPR: Jabatan BUMN Bukan untuk Balas Jasa
Baca juga: Abdee Slank Dapat Dukungan dari Mantan Istri Usai Diangkat Jadi Komisaris PT Telkom
Dari daftar yang diterima Tribun, selain Bambang Brodjonegoro selaku eks Menteri PPN, ada juga gitaris Slank Abdi Negara Nurdin dan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga di posisi komisaris baru Telkom.
Perombakan jajaran dewan komisaris tersebut dikatakan Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah saat konferensi pers usai RUPST.
"RUPST juga menyetujui perubahan susunan pengurus dewan komisaris dan dewan direksi perseroan. Terkait perubahan susunan pengurus perseroan, Komisaris Utama Bapak Bambang Permadi Brodjonegoro," ujarnya, Jumat (28/5).
Ririek menambahkan, sepanjang tahun 2020, Telkom secara aktif terus mendukung upaya pemerintah dalam penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional melalui dukungan konektivitas, platform, dan aplikasi digital selain juga bantuan sosial.
Meski industri telekomunikasi terdampak atas adanya pandemi Covid-19, Telkom mampu membukukan laba bersih sebesar Rp 20,8 triliun atau tumbuh double digit 11,5 persen dibandingkan 2019.
Telkom, lanjut Ririek, juga mencatat total pendapatan sebesar Rp 136,46 triliun atau tumbuh 0,7 persen dibandingkan tahun 2019. "Di samping itu, EBITDA perseroan tercatat sebesar Rp 72,08 triliun atau tumbuh 11,2 persen.
Dengan fokus pada tiga domain bisnis digital, Telkom mampu mencatat kinerja pendapatan yang tumbuh positif dengan tingkat profitabilitas yang cukup baik meski adanya pandemi Covid-19 serta persaingan bisnis yang ketat di industri telekomunikasi," pungkasnya.
Adapun susunan dewan komisaris dan dewan direksi hasil RUPST tahun buku 2020 adalah sebagai berikut:
Dewan komisaris:
Komisaris Utama/Komisaris Independen: Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro
Komisaris Independen: Wawan Iriawan
Komisaris Independen: Bono Daru Adji
Komisaris Independen: Abdi Negara Nurdin
Komisaris: Marcelino Pandin
Komisaris: Ismail
Komisaris: Rizal Mallarangeng
Komisaris: Isa Rachmatarwata
Komisaris: Arya Mahendra Sinulingga
Dewan direksi:
Direktur Utama: Ririek Adriansyah
Direktur Strategic Portfolio: Budi Setyawan Wijaya
Direktur Enterprise & Business Service: Edi Witjara
Direktur Keuangan & Manajemen Risiko: Heri Supriadi
Direktur Network & IT Solution: Herlan Wijanarko
Direktur Wholesale & International Service: Bogi Witjaksono
Direktur Digital Business: Muhamad Fajrin Rasyid
Direktur Human Capital Management: Afriwandi
Direktur Consumer Service: FM Venusiana R.
Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, Menteri Riset, Teknologi, dan Badan Riset Inovasi Nasional Kabinet Indonesia Maju, 2019 - 2024 (Richard Susilo)
PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) juga memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp 16,64 triliun. Angka tersebut meningkat sebesar 9 persen dibandingkan tahun lalu atau 80 persen dari perolehan laba bersih tahun buku 2020.
"Sementara itu, sisanya sebesar 20 persen atau Rp 4,16 triliun dialokasikan sebagai laba ditahan," ujar Ririek.
Dengan besaran tersebut, ini berarti dividen yang akan diterima pemegang saham adalah sebesar Rp 168,01 per unit saham. "Dengan harga saham pada penutupan Kamis (27/5) sebesar Rp 3.380 maka dividend yield TLKM adalah sebesar 4,97 persen," kata Ririek.
Adapun, dia menambahkan, pembayaran dividen tahun buku 2020 tersebut akan dilakukan selambat-lambatnya pada tanggal 2 Juli 2021. "Pemegang saham yang berhak menerima dividen adalah yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan per tanggal 10 Juni 2021 sampai dengan pukul 16.15 WIB," pungkasnya.
Pengamat Indef Nilai Abdee Pantasnya di Pariwisata, Ekonom Core Lihat Sosok Penusaha Sang Gitaris
Menanggapi penunjukan musisi itu, Direktur Eksekutif Institute Development on Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan Abdi Negara Nurdin atau Abdee Slank tidak pantas menduduki posisi Komisaris Independen PT Telkom Indonesia (Persero).
Tauhid Ahmad mengatakan, seseorang yang menjabat komisaris perusahaan, seharusnya memiliki latarbelakang pengetahuan yang sama dengan perusahaan itu sendiri.
"Saya melihatnya kurang cocok Abdee Slank di Telkom, komisaris itu harus punya pengetahuan atau latarbelakang, katakanlah sama dengan perusahaan itu," ucap Tauhid saat dihubungi, Sabtu (29/5/2021).
Menurutnya, Abdee terlihat lebih pantas duduk sebagai komisaris di perusahaan BUMN yang bergerak di sektor wisata, seperti PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC).
"Saya melihatnya lebih pas di pariwisata, karena pemahaman, pengetahuan yang sama dengan perusahaan itu sangat penting," ucap Tauhid.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah menilai Abdi Negara Nurdin atau Abdee Slank memiliki kompetensi untuk menjabat sebagai komisaris PT Telkom Indonesia (Persero).
"Abdee itu bukan hanya seorang musisi. Dia itu penggerak banyak hal dan sudah terlibat dibanyak hal terkait dunia usaha, dia punya perusahaan-perusahaan," ujar Piter saat dihubungi, Sabtu (29/5/2021).
Menurutnya, setiap orang memiliki banyak sisi, namun masyarakat saat ini menilai Abdee hanya sebagai personel grub band Slank yang tidak memiliki latar belakang dunia usaha.
"Sering kita terjebak dengan cara pandang hanya melihat satu sisi yang terlihat. Misalnya, saya terlihat sebagai ekonom, padahal saya juga menggarap pendidikan, aktivis seni tapi itu kan tidak terlihat," paparnya.
Oleh sebab itu, Piter pun tak setuju dengan pandangan penempatan Abdee sebagai Komisaris Independen Telkom, sebagai balas jasa Presiden Joko Widodo karena pernah dibantu Abdee saat pemilihan presiden.
"Bukan balas jasa, Pak Jokowi lebih percaya dan bersangkutan mampu dengan latarbelakang yang dia miliki," ujarnya.
Piter menilai, Abdee hanya sebagai komisaris independen, bukan sebagai komisaris utama dan tugasnya mengawasi jajaran direksi Telkom.
"Peran Abdee di Telkom menurutku tidak besar. Dia tidak bisa menentukan arah Telkom kemana, karena tugasnya mengawasi tugas dari direksi," paparnya.
Diketahui, Abdee saat ini juga menduduki jabatan di sejumlah perusahaan seperti Komisaris PT Sugih Reksa Indotama sejak 2020 dan Komisaris PT Negara Sains Ekosistem sejak 2021.
Abdee turut tercatat sebagai Co-Founder dan Founder di PT Hijau Multi Kreatif, Maleo Music, dan Give.ID.
--
Kompetensi Individu
Sebelumnya, Senior Vice President Corporate Communication & Investor Relations Telkom Indonesia Ahmad Reza mengatakan, setiap pengangkatan komisaris perseroan sudah mempertimbangkan kompetensi dari masing-masing individu.
Reza menyebut, Abdee Slank selama ini juga banyak berkecimpung dalam dunia digital, serta memberikan perhatian yang besar terhadap masalah hak kekayaan intelektual.
“Industri digital sangat bersinggungan dengan Hak Atas Kekayaan Intelektual. Dari rekam jejak, bisa diketahui bahwa beliau punya perhatian yang besar terhadap masalah Hak Atas Kekayaan Intelektual,” kata Reza.
Siapa Abdee Slank? Ini Profilnya
Dikutip dari Wikipedia, Abdee Negara atau Abdee Slank lahir di Donggala, Sulawesi Tengah, 28 Juni 1968 (umur 52 tahun).
Ia dikenal sebagai gitaris berkebangsaan Indonesia.
Selain itu dia juga tampil sebagai vokalis pendukung, penulis lagu dan produser.
Abdee salah satu gitaris Slank dengan gitaris lainnya, Ridho dan pernah bermain dengan gitaris nasional dan internasional lainnya, salah satunya Paul Gilbert.
Selain Slank, band utamanya, Abdee juga memproduseri band Indonesia lainnya, Seurieus.
Sejak memulai karier musiknya, Abdee selalu bermain dan mempersembahkan gaya rock-blues. bahkan dia pernah bergabung dengan Band Enemest 1990 bersama Sandi (Pas Band).
Di luar kesibukannya bersama Slank, pada tahun 2000, Abdee dipercaya sebagai produser Serieus Band.
Abdee juga mendirikan Maleo Music yang telah memproduseri band The Painkillers dan Marshanda. Selain itu, Abdee berkolaborasi dengan Sherina Munaf, Agnes Monica, hingga The Brandals.
Pada 2015, Abdee menjadi perhatian karena mengalami sakit gagal ginjal stadium akhir. Kondisi tersebut telah diderita Abdee sejak sekitar 2010 tersebut mengharuskan dirinya cuci darah dua kali setiap pekan.
Ia bahkan harus memutuskan cuti dari Slank hingga setahun karena mesti beristirahat dan santer diberitakan keluar dari band tersebut. Namun Abdee sempat mengaku hanya cuti dan beristirahat.
Politik
Abdee Negara pada 2014 menyatakan dukungannya kepada pasangan Jokowi-JK.
Kala itu, ia percaya bahwa bakal calon presiden (capres) Joko Widodo atau Jokowi dan bakal calon wakil presiden (cawapres) Jusuf Kalla atau JK merupakan pasangan figur yang akan membawa perubahan untuk Indonesia menjadi lebih baik, jika kelak mereka terpilih untuk memimpin negeri ini selama 2014-2019.
"Mereka figur baru yang memiliki approach untuk membawa perubahan ya," kata Abdee dalam wawancara per telepon oleh Kompas.com di Jakarta, Jumat (23/4/2014).
Abdee berharap pasangan Jokowi-JK bisa memprioritaskan beberapa program kerja yang penting demi perubahan itu.
Vincent Raditya, Menteri Perhubungan Budi Karya, Chief Public Policy & Government Relations Gojek Group, Shinto Nugroho, Abdee Negara dan mitra Gojek sedang berfoto bersama saat merayakan hari Raya Iduladha bersama, di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (11/8/2019) lalu. (Ist)
"Seperti program penegakan hukum, program ketahanan pangan, program yang menyejahterakan rakyat," tutur Abdee.
Hingga saat ini, Abdee menduduki jabatan di sejumlah perusahaan. Sebut saja jabatan Komisaris PT Sugih Reksa Indotama sejak tahun 2020 dan Komisaris PT Negara Sains Ekosistem sejak tahun 2021.
Abdee juga tercatat sebagai Co-Founder dan Founder di PT Hijau Multi Kreatif, Maleo Music, dan Give.ID.
Ahmad Dhani Apresiasi Jokowi, Anggap Abdee Slank Tepat Jadi Komisaris Telkom
Menurut Ahmad Dhani, dari semua keputusan yang pernah diambil Presiden Jokowi,
menjadikan Abdee Slank sebagai Komisaris Telkom adalah keputusan tepat.
"Abdee Slank sebagai Komisaris Telkom adalah keputusan yang paling tepat," kata Ahmad Dhani, Sabtu (29/5/2021) pagi.
Pentolan Band Dewa 19 itu yakin Abdee Slank bahkan sudah disiapkan Presiden Joko Widodo sebagai salah satu menterinya.
"Abdee Slank sudah disiapkan Presiden Jokowi jadi menteri mengingat hampir 7 tahun setia mengabdi dan memang kompeten," kata Ahmad Dhani.
Setahu Ahmad Dhani, Abdee Slank juga dikenalnya baik, jujur dan sederhana.
"Kepercayaan Presiden Jokowi pada musisi patut diapreasi," ujar Ahmad Dhani.
Seingat Ahmad Dhani, presiden terakhir yang menjadikan seorang pelukis atau seniman menjadi Gubernur DKI adalah Presiden Soekarno.
Saat itu Heng Ngantung menjadi Gubernur DKI Jakarta.
"Sejak itu hampir tidak ada Seniman yang diberi kepercayaan menjadi seorang birokrat oleh Presiden Indonesia," ucap Ahmad Dhani.
Ahmad Dhani berharap, Abdee Slank bisa memperjuangkan nasib para musisi yang sekarang ini semakin terpuruk.
Iwan Fals:Mantab
Terpisah, musisi legendaris Iwan Fals juga memberikan tanggapan atas pengangkatan Abdee Slank.
"Wuiiih mantab Abdi, semakin gondrong semakin rock n roll, sehat & bahagia. Semoga Amanah," tulis Iwan Fals.(tribunnews/Seno/Willy/Wartakotalive.com/Irwan Wahyu Kintoko)