Anjuran kampanye yang digaunkan pemerintah selama ini adalah datang ke bioskop menonton film nasional.
"Bolehlah menayangkan satu film asing diputar di empat atau lima layar di satu bioskop, tapi tak perlu mengorbankan satu layar yang memutar film nasional," kata Erros Djarot.
Kekecewaan Christine Hakim pada Cinema XXI/21 bermula saat film Tjoet Nja Dhien diputar ulang hanya di lima bioskop mulai 20 Mei 2021.
Saat itu film Tjoet Nja Dhien diputar ulang di bioskop jaringan XXI/ 21 yang ada di Plaza Senayan, Pondok Indah Mal , TransMall Cibubur, Blok M Square dan Megamall Bekasi.
Dua hari kemudian, setelah ada sambutan penonton film, film Tjoet Nja Dhien dapat tambahan dua layar di bioskop Bintaro XChange dan Karawaci Mall.
Seiring berjalannya hari, film Tjoet Nja Dhien yang juga sempat ditonton sejumlah tokoh politik, tamu VVIP dan VIP lainnya, akhirnya tersisa tiga layar penayangan.
Film Tjoet Nja Dhien tayang di Plaza Senayan, Blok M Square dan Pondok Indah Mal.
Sayangnya, film Tjoet Nja Dhien di Pondok Indah Mal harus diturunkan meski menurut Christine Hakim, raihan penontonnya masih baik.
"Saya ikut menggalakkan kampanye pemerintah kembali ke bioskop dan nonton film nasional. Tapi tetap diperlakukan tidak adil pembagian layarnya," kata Christine Hakim.
Hanya karena ada film baru dari Hollywood yang mulai diputar Rabu (26/5/2021) dan pakai empat sampai lima layar di satu bioskop, film Tjoet Nja Dhien harus diturunkan.
"Setelah saya check, film Hollywood itu tidak lebih banyak dari penonton film Tjoet Nja Dhien yang dalam satu layar bisa 25-30 penonton," kata Christine Hakim.
Kritik Pemerintah
Christine Hakim sekaligus mengkritisi program pemerintah, yakni Kemenparekraf, yang menggaungkan kampanye kembali ke bioskop menonton film nasional.
"Seharusnya dipertegas dan diperjelas, demi menempatkan film nasional sebagai prioritas utama dan pertama," ujar Christine Hakim.