"Tolonglah kita semua berempati, kami bukannya menghalangi Bapak Saipul Jamil mencari nafkah, monggo."
"Semua orang butuh hidup, tapi janganlah di televisi atau di media sosial," bebernya.
Roostien berujar hingga kini televisi masih menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia mendapat hiburan.
Sehingga apabila kasus Saipul Jamil masih ditampilkan, yang ditakutkan akan menormalisasi pelecehan seksual.
"Dan bisa dibayangkan apa yang ada di benak mereka 'kalau gitu nggak apa-apa'."
"Saya nggak ngerti ya, apakah yang namanya televisi masih punya nurani," ujar Roostien.
Ia turut berharap pemerintah turut memiliki peran besar dalam kasus pelecehan seksual anak.
Roostien takut korban pelecehan seksual justru takut untuk melaporkan para pelaku.
"Makin mereka melihat kemunculan pelaku kekerasan seksual pastilah nggak akan melaporkan lagi."
"Karena apa? Nggak ada gunanya juga, toh mereka nanti juga bebas, nyaman," tandasnya.
Baca juga: Bebas dari Penjara, Saipul Jamil Mengaku Rindu Bertemu Dewi Perssik
Baca juga: Saipul Jamil Tak Risau soal Kabar Dirinya Diboikot Tampil di TV, Anggap Haters Hanya Sesaat
Sementara itu, Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait menyerukan untuk memboikot Saipul Jamil.
Sikap ini menyusul adanya petisi soal penampilan mantan napi kasus pelecehan seksual anak.
"Saya ingin sampaikan secara tegas, boikot Saipul Jamil dari seluruh tayangan televisi," kata Arist.
Arist turut berharap agar sejumlah stasiun televisi melakukan hal serupa dengan pihak Komnas PA.