Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pembelajaran tatap Muka telah dilaksanakan sejumlah daerah sejak satu pekan terakhir.
Kebijakan ini dikeluarkan dengan menyesuaikan status level Covid-19 pada tiap daerah.
Menurut Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro dalam pembelajaran tatap muka ini, ada poin yang paling penting.
Baca juga: Agar PTM Lancar, Orang Tua Diminta Dorong Anaknya Ikut Vaksinasi Covid-19
Baca juga: 3 Kondisi Ini Bisa Membuat Sekolah Tatap Muka Dihentikan, Apa Saja?
Yaitu tidak ada unsur paksaan. Orangtua bisa memilih anak melakukan pembelajaran tatap muka atau jarak jauh.
Semua keputusan ada di tangan orangtua dan sebelumnya harus berdialog dengan anak.
Menurut dr Reisa, orangtua sebisa mungkin menginformasikan sekaligus menjadi teladan untuk anak dalam menerapkan protokol kesehatan.
"Dan orangtua harus aktif melibatkan anak berdiskusi. Tentunya dengan bahasa dipahami sesuai usia anak. Sehingga mengerti apa yang diinginkan si anak," ungkapnya pada siaran Radio Kesehatan, Selasa (7/9/2021).
Sehingga, kata dr Reisa, anak dapat memahami betul kondisi ketika masuk sekolah selama pandemi Covid-19. Tentunya ada perbedaan pada pembelajaran sebelum Covid-19.
Di sisi lain, orangtua harus memastikan anak-anak dalam keadaan sehat.
Mengonsumsi Makanan bergizi dan menjaga terus kesehatan fisik.
"Kalau ada kondisi gak sehat, demam, batuk flu tidak diizinkan dulu melakukan pembelajaran tatap muka. Kalau ragu, orangtua bisa menanyakan ke pihak sekolah. Mengenai mekanisme detail saat sekolah tatap muka," kata Reisa lagi.
Selain itu jika anak sudah berusia 12 tahun segera daftarkan untuk vaksin Covid-19 agar terlindungi dari virus SARS-CoV-2. Begitu juga dengan keluarga yang berada di sekitar anak.
--