News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dikenal dengan Nama Kuda Poni, Siapa Selebgram RR? Polisi Ungkap Identitasnya

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jajaran Polresta Denpasar merilis kasus pornografi melalui aplikasi mango live dengan menghadirkan tersangka inisial RR beserta barang bukti di Mapolresta Denpasar, Senin 20 September 2021.

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Kabar penangkapan selebgram RR membuat jagat hiburan heboh. Apalagi sang selebgram ditangkap tanpa busana (bugil) saat siaran langsung.

Dilansir Tribun Bali (Tribunnews.com Network), RR ditangkap Satreskrim Polresta Denpasar saat melakukan live pornografi (masturbasi).

RR sedang live (siaran langsung) di sebuah apartemen di Jalan Taman Pancing, Denpasar, Jumat (17/9/2021) dini hari sekitar pukul 02.00 Wita

Baca juga: Saat Beraksi Live Tanpa Busana, Selebgram RR Ditangkap, Mengaku Raup Rp50 Juta per Bulan

Baca juga: Drivernya Diduga Aniaya Selebgram Petrick Sutrisno, Perusahaan Jasa Kurir Ekspedisi Meminta Maaf

Siapa RR? Polisi Bongkar Identitasnya

Lantas siapa RR? Ia  dikenal dengan nama Kuda Poni. Ia juga memakai nama Bintang Live

Hal itu dikatakan Kapolresta Denpasar Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan saat pers rilis di loby depan Mapolresta Denpasar, Senin 20 September 2021.

Jajaran Polresta Denpasar merilis kasus pornografi melalui aplikasi mango live dengan menghadirkan tersangka inisial RR beserta barang bukti di Mapolresta Denpasar, Senin 20 September 2021. (Tribun Bali/Rizal Fanany)

"Keuntungan untuk kehidupannya sehari-hari. Statusnya janda anak satu. Jadinya sudah tidak perawan lagi, janda anak satu,"

Lebih lanjut, dikatakan Kapolresta Denpasar RR asal Cianjur, Jawa Barat yang sudah tinggal di Bali selama kurang lebih empat tahun.

Pekerjaan Sebelum Bikin Konten Pornografi
RR mengaku melakukan aksi pornografi lantaran untuk kebutuhan sehari-hari.

RR mengaku melakukan aksi tersebut karena kebutuhan ekonomi, lantaran ia menjadi tulang punggung keluarga dan memiliki seorang anak.

"Usia anaknya 8 tahun, sementara pelaku sendiri berusia 32 tahun," ujar Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan, Senin 20 September 2021.

Sebelumnya bekerja sebagai ladies companion (LC) disalah satu tempat hiburan karaoke.

Namun karena pandemi, tempat kerjanya sepi dan sempat tutup.

Ia kemudian mencoba terjun ke dunia maya dengan melakukan kegiatan pornografi.

Jansen menyebut, RR sudah melakukan kegiatan pornografi selama sembilan bulan melalui aplikasi Mango.

"Ya karena pandemi. Selama ini kan dia kerjanya LC, saat covid-19 ini kan tempat hiburan atau mungkin tempat karaoke kan sepi pengunjung," terangnya.

"Kalaupun tidak ditutup secara resmi, tapi karena pengunjungnya sepi ya kebanyakan tutup," tambah Jansen.


Live Bugil Seminggu Empat Kali
Lebih lanjut, RR mengaku melakukan kegiatan pornografi yang mempertontonkan dirinya yang bugil dan tengah mastrubasi.

Dalam seminggu ia bisa melakukan hingga empat kali, dengan durasi selama satu jam.

"Ya durasi sampai klimaks lah ya. Kurang lebih setengah jam (sampai) satu jam," terang Jansen.

Sementara itu, ditanya mengenai keuntungan yang didapat dari pekerjaan dunia maya, RR bisa meraup keuntungan selama sebulan Rp 25 sampai Rp 50 juta.

Dibandingkan dengan pekerjaan yang dulu, Kapolresta Denpasar menyebut pendapatan pelaku jauh lebih kecil dari itu.

"Ya pasti bedalah, dia sembilan bulan menjalaninya pasti lebih banyak," pungkasnya.

Ilustrasi konten pornografi ((Shutterstock))

Kata Sosiolog

Seperti diwartakan, jagat media digemparkan dengan ditangkapnya selebgram RR oleh kepolisian di Kota Denpasar, Bali, karena pornoaksi yang disiarkan secara langsung melalui aplikasi media sosial.

Tak tanggung-tanggung dari aksi mengumbar tubuh molek dan kecantikannya mempertontonkan bagian intim kewanitaan secara live di aplikasi tersebut, RR mampu meraup pundi-pundi hingga puluhan juta rupiah per bulannya.

Peristiwa ini kemudian mendapat sorotan dari Sosiolog Universitas Udayana Bali, Wahyu Budi Nugroho yang menilai bahwa masyarakat dunia telah melalui tiga revolusi besar dalam sejarah, yaitu revolusi pertanian, revolusi industri, dan kini yang sedang terjadi: revolusi ekonomi-informasi.

"Era ekonomi-informasi saat ini memang memberikan kemudahan dalam transaksi ekonomi. Hal inilah yang turut mendorong munculnya berbagai usaha ekonomi secara digital (e-commerce)," ujar Wahyu kepada Tribun Bali, Sabtu 18 September 2021.

Ilustrasi (Thinkstock/AndreyPopov)

Namun demikian, lanjut Wahyu, era ekonomi-informasi ini juga menyimpan berbagai sisi negatif, salah satunya adalah kerentanan pihak-pihak yang memanfaatkan kemudahan transaksi untuk memperoleh keuntungan dengan cara-cara yang menyalahi nilai, norma, dan budaya sosial, dengan kasus RR contohnya.

Dalam kajian sosiologis, dijelaskan Wahyu, kasus ini menunjukkan betapa teknologi kehilangan sentuhan kemanusiaan, sehingga justru berdampak pada degradasi atau menurunnya nilai-nilai kemanusiaan.

"Seperti penggunaan dunia maya untuk menyebarkan berikut mempertontonkan hal-hal berbau pornografi dan pornoaksi misalnya," tuturnya.

Bagi masyarakat Barat, pekerjaan yang dilakoni RR mungkin tak dipersoalkan, karena memang masyarakat Barat bercorak liberal dan individualis.

"Artinya, selama pekerjaan individu itu tidak mengganggu dan merugikan pihak lain, maka itu tak jadi soal. Tetapi bagi masyarakat kita yang masih memegang teguh nilai, norma, dan budaya sosial, tentu ini menjadi persoalan," kata dia.

Di sisi lain, penilaian moralitas kita seyogyanya tidak hanya tertuju pada RR, tetapi juga pada para laki-laki yang sengaja menggunakan dunia maya untuk hiburan semacam itu—berbau pornografi dan pornoaksi.

"Kasus RR ini kiranya menjadi cermin tantangan nilai, norma, dan budaya sosial yang tengah kita hadapi saat ini. Apabila dahulu sosialisasi atau pewarisan nilai, norma, dan budaya sosial cenderung bersifat liniear, dalam arti dari kakek-nenek, orangtua, lalu ke anak cenderung berada dalam lingkup keluarga," ucap Wahyu.

Dosen Sosiologi itu menyambung, di era globalisasi, wujud sosialisasi cenderung “meloncat” di mana keluarga dan masyarakat tak lagi menjadi satu-satunya sumber sosialisasi nilai, norma, dan budaya sosial melainkan pula, dan terutama kini bahkan, media dari berbagai belahan dunia.

"Inilah yang seringkali menyebabkan keterbelahan identitas sosial, yang juga berpengaruh pada cara individu bersikap atau bertindak," lanjutnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Selebgram RR Berstatus Janda Anak Satu, Sebelum Live Bugil Pernah Menjadi LC di Tempat Hiburan Malam, 
Penulis: Firizqi Irwan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini