Saat memasuki rumah, pasukan Tjakrabiwa terlihat menembaki beberapa perabotan dan disaat yang bersamaan D.I Panjaitan berada di lantai dua.
Dirinya sedang berkaca dan memakai seragam lengkap serta ditemani oleh istri ditambah anaknya.
Tembakan pun terjadi di lantai satu dan membuat istri serta anak D.I Panjaitan merasa ketakutan.
D.I Panjaitan pun turun secara perlahan setelah mendengar adanya tembakan dari lantai satu.
Kabar lain pun terucap dari salah satu asisten rumah tangga D.I Panjaitan yaitu kedua keponakannya, Albert dan Viktor terkena tembakan.
Mendengar berita tersebut, D.I Panjaitan tetap tenang ketika disaat yang bersamaan juga harus menghadapi pasukan di lantai satu.
Ketika sudah sampai di lantai satu, D.I Panjaitan diberikan sebuah kabar bahwa ia dipanggil oleh Presiden terkait adanya kondisi darurat.
Setelah mendapat laporan tersebut, D.I Panjaitan menyempatkan terlebih dahulu untuk berdoa.
Hal yang dilakukan oleh D.I Panjaitan itu menyulut amarah dari pasukan Tjakrabirawa.
Bahkan salah satu anggotanya sampai memukul D.I Panjaitan menggunakan popor senapan tetapi berhasil ditangkis olehnya.
Kemarahan pun menghinggapi seluruh pasukan dan membuat D.I Panjaitan ditembak dan tewas seketika.
Jasadnya pun dimasukkan ke dalam truk dengan kondisi darah mengucur dan berceceran di teras rumah.
Adegan selanjutnya adalah yang paling menyayat hati yaitu pada saat yang bersamaan proses penembakan hingga tewasnya D.I Panjaitan juga disaksikan oleh putri sulungnya, Catherine.
Selanjutnya, dirinya mendatangi tempat ayahnya tewas ditambah mengusapkan darah yang berceceran ke wajahnya.
Itulah salah satu adegan dari film G30S.
Untuk kisah lengkapnya, Anda dapat menonton di tvOne nanti malam.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait G30S