Anak - anak mereka yang lainnya telah dikirim untuk tinggal bersama bibinya sampai masalah Maggie selesai.
Suatu sore, Maggie memotong jarinya yang mulai mengeluarkan cairan hitam dan membuangnya ke tempat pembuangan sampah.
Wade diberi tahu seorang dokter yang memberinya tiga pilihan tentang apa yang harus dilakukan dengan Maggie.
Satu, dia bisa membawanya ke karantina, namun dia menolaknya.
Dua, dia bisa memberinya koktail yang akan mereka berikan saat di karantina, sehingga setidaknya dia bersama dengan ayahnya di sisinya dan tidak dengan sekelompok orang asing, dan pilihan ketiga adalah "make it quick".
Wade memutuskan untuk memanfaatkan hari-hari terakhirnya bersama Maggie.
Mereka selalu bersama, bercanda dan membicarakan tentang ibu kandung Maggie.
Saat kondisi Maggie mulai memburuk, dia pergi ke hutan dan bertemu rubah kecil.
Dia kemudian berlari kembali ke rumahnya dengan wajahnya berlumuran darah.
Caroline mendesak Wade untuk memanggil pihak berwenang agar membawa Maggie pergi.
Beberapa petugas kemudian muncul, tetapi Wade berkelahi dengan salah satu dari mereka.
Maggie masuk dan meyakinkan mereka bahwa dia baik-baik saja sehingga mereka tidak akan membawanya pergi.
Wade membawa Maggie ke taman, tempat ibunya menanam aster putih.
Ini adalah hal terakhir yang Wade bisa tunjukkan pada Maggie untuk membuatnya merasakan kedamaian, dia mengatakan padanya bahwa dia tidak akan pergi ke mana pun.