Baca tanpa iklan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Bayu Indra Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Film aksi yang dibumbui drama komedi 'Ghostbusters: Afterlife' kembali menghadirkan geng pemburu hantu.
Tribunnews.com mendapat kesempatan untuk ikut dalam penayangan perdana film tersebut di Indonesia.
Artikel ini akan berisi ulasan tentang sensasi dalam menyaksikan film yang penuh nostalgia bagi anak era 90 sampai 2000.
Ghostbusters: Afterlife menampilkan generasi baru dalam gengpembasmi hantu.
Film ini berfokus pada para cucu Egon Spengler yang diperankan Harold Ramis di seri aslinya.
Baca juga: 8 Film Indonesia yang Tayang Desember 2021, Ada YUNI hingga Yowis Ben Finale
Baca juga: Sinopsis Film Olympus Has Fallen, Aksi Gerard Butler Selamatkan Presiden AS
Dua cucu Egon yakni Phoebe dsn Trevor terlibat dalam aksi memburu hantu-hantu yang berada di kota.
Seperti film Ghostbusters selama ini, hadirnya para hantu tak hanya memberikan ketegangan namun juga kadang aksi kocak.
Aksi anak-anak remaja tersebut dalam memburu hantu-hantu di kota memberikan aksi kocak dan sedikit bumbu ketegangan.
Belum lagi aksi menembakkan senjata proton pack untuk menangkap hantu menjadi nostalgia tersendiri bagi para pecinta series film tersebut.
Ketegangan yang hanya beberapa persen itu masih terasa menegangkan dalam beberapa adegan jumpscare.
Namun, lugunya para bocah yang ternyata memiliki rasa berani jadi hiburan tersendiri selama menyaksikan film tersebut.
Baca juga: Bintangi Film Makmum 2, Titi Kamal: Saya Berpikir Lebih Dalam Ketika Ditawarkan Main Film Horor
Efek-efek yang digunakan pun rasanya tak berlebihan dan tak menimbulkan polusi mata.
Belum lagi bagi para pecinta Ghostbusters akan dibuat nostalgia lebih lagi dalam adegan yang rasanya menjadi golden scene di film tersebut.
Secara keseluruhan film Ghostbusters: Afterlife tetap aman dan nyaman disaksikan untuk pecinta film yang takut menonton horor.
Hal menarik dari Ghostbusters: Afterlife ini, karena digarap Jason Reitman, putra Ivan Reitman, yang membesut dua film asli Ghostbusters pada era 80-an.