TRIBUNNEWS.COM - Pengadilan Distrik Barat Seoul telah memutuskan drama Korea JTBC berjudul Snowdrop tetap bisa tayang, Rabu (29/12/2021).
Hal itu merupakan putusan dari gugatan yang dilayangkan kelompok sipil The Declaration of Global Citizens in Korea pada Rabu (22/12/2021), yang menuntut Snowdrop berhenti tayang karena dianggap melenceng dari sejarah Korea Selatan.
Pengadilan beralasan bahwa peluang publik menerima distorsi sejarah dalam Snowdrop sebagai fakta, amatlah kecil.
"Bahkan jika Snowdrop didasarkan pada distorsi sejarah, kemungkinan publik akan menerima (distorsi itu sebagai fakta) secara membabi buta adalah rendah," kata pengadilan seperti dikutip Soompi.
Selain itu, saat ini tidak ada undang-undang yang melindungi gerakan pro-demokrasi dari distorsi sejarah.
Baca juga: Sering Muncul di Drakor, Ini 6 Jenis Kue Beras Korea yang Manis
Baca juga: Disebut Scene Stealer, Ini Fakta Jung Yoo Jin dalam Drama Snowdrop
Adapun jika undang-undang itu memang ada, Snowdrop tetap bisa tayang, karena drama itu tidak melibatkan kelompok sipil tertentu.
"Kecuali jika konten drama secara langsung melibatkan (kelompok sipil), sulit untuk membantah bahwa itu melanggar hak (grup)," lanjut pengadilan.
Sementara itu, JTBC terus berargumen bahwa tuduhan distorsi sejarah adalah kesalahpahaman yang akan diluruskan di episode mendatang.
Minggu lalu, JTBC juga telah memilih mengubah jadwal siarannya untuk menayangkan tiga episode Snowdrop secara berturut-turut dalam upaya membuktikan kesalahpahaman tersebut.
Lebih lanjut, menurut JTBC, Snowdrop menceritakan kisah para pemuda yang terlibat dalam konspirasi politik yang mendalam selama pemilihan demokratis Korea Selatan pada 1987.
Drama tersebut tidak memiliki niat untuk mendistorsi gerakan demokrasi mahasiswa tahun 1987, jelas JTBC.
Snowdrop Diminta Berhenti Tayang
Setelah penayangan perdana Snowdrop pada 18 dan 19 Desember lalu, netizen di Korea Selatan, Knetz mengungkapkan kemarahan dan kritik mereka terhadap drama itu.
Mereka mengklaim bahwa pemeran utama pria dalam Snowdrop, seorang mata-mata politik, disalahartikan sebagai pengunjuk rasa mahasiswa.
Kritik itu juga menyoroti karakter pria kunci lainnya, seorang agen untuk Badan Perencanaan Keamanan Nasional, yang digambarkan sebagai karakter baik yang dipaksa untuk bergabung dengan agensi tersebut karena alasannya sendiri.
Lebih dari 300.000 warga menandatangani petisi Nasional Blue House yang meminta agar Snowdrop dihentikan penayangannya.
Pengguna online beramai-ramai ke komunitas online Korea, The Qoo, dan bersatu untuk memboikot perusahaan yang muncul dalam drama.
Seorang pengguna tidak hanya mengawasi semua merek yang disebutkan dalam drama, tetapi juga memperbarui komunitas online tentang penarikan sponsor untuk Snowdrop.
Drama yang menjadi debut Jisoo Blackpink dan juga dibintangi Jung Hae-In ini sebelumnya telah menuai protes pertama pada bulan Maret.
Saat itu warga yang khawatir mengatakan Snowdrop mendistorsi sejarah dan mengolok-olok para pendukung gerakan demokrasi, termasuk mereka yang meninggal setelah disiksa dan dibunuh ketika pemerintah mencoba untuk menekan kerusuhan politik.
JTBC menjelaskan bahwa karakter tersebut tidak mewakili organisasi pemerintah tetapi tampaknya, hal itu tidak meredakan kekhawatiran tentang drama itu.
Pengiklan, termasuk P&J Group, telah mengumumkan keputusan mereka untuk menarik dukungan untuk drama tersebut Senin (20/12/2021).
P&J Group mengatakan mereka tidak mengetahui 'konten' dari Snowdrop ketika mereka melakukan investasi awal.
P&J adalah sponsor terbesar drama tersebut, kata Koreaboo seperti dikutip IB Times.
Merek makanan organik Ssarijai juga mengumumkan penarikan sponsor.
Baca juga: Aktor Korea Kim Soo Hyun akan Diproduksi dalam Bentuk Manusia Digital 3D
Baca juga: Sutradara Ungkap Alasan Pilih Jisoo BLACKPINK dan Jung Hae In Untuk Bintangi Snowdrop
Merek fashion Ganisong mengatakan tidak pernah diberitahu tentang sinopsis naskah dalam permintaan sponsor.
Diketahui, Snowdrop menceritakan kisah mata-mata Korea Utara yang dikira sebagai pemrotes mahasiswa.
Terluka dan kelelahan karena pengejaran panjang oleh pihak berwenang, Suho yang diperankan oleh Jung Hae-In berakhir di asrama universitas.
Dia ditemukan oleh Young Ro yang diperankan oleh Jisoo, yang peduli padanya berpikir dia adalah seorang aktivis pro-demokrasi.
Pasangan ini menghindari pihak berwenang saat pihak berwenang mencari Suho.
Sebagai infromasi tambahan, ini bukan pertama kalinya Knetz mengajukan protes terhadap sebuah drama.
Serial kontroversial Joseon Exorcist juga dihentikan pada bulan Maret, tepat setelah dua episode menyusul kritik atas ketidakakuratan sejarah dan penggunaan alat peraga China.
Baca juga artikel lain terkait Drama Korea
(Tribunnews.com/Rica Agustina)