TRIBUNNEWS.COM - Film Penyalin Cahaya tengah jadi sorotan publik.
Beredar kabar salah satu kru Penyalin Cahaya diduga terlibat kasus pelecehan seksual di masa lalu.
Terkuaknya kasus pelecehan seksual oleh salah satu kru Penyalin Cahaya bermula dari laporan sebuah komunitas.
Komunitas tersebut melaporkan adanya kasus pelecehan seksual oleh kru Penyalin Cahaya pada pihak Rekata Studio dan Kaninga Pictures.
Baca juga: FAKTA-FAKTA Kru Film Penyalin Cahaya Disebut Jadi Pelaku Pelecehan Seksual hingga Namanya Dihapus
Baca juga: Film ‘Penyalin Cahaya’ dan Pesan Penting Pemberantasan Kekerasan Seksual di Kampus
Kabar ini membuat geger publik, lantaran film Penyalin Cahaya sendiri menceritakan tentang korban pelecehan seksual.
Menanggapi hal tersebut, aktris sekaligus aktivis Hannah Al Rashid buka suara.
Istri Nino Fernandez ini menuliskan sebuah utas tentang peristiwa ini di akun Twitter pribadinya @HannahAlrashid, Selasa (11/1/2022).
Hannah Al Rashid mengaku kecewa sekaligus bingung saat mendengar kabar tersebut.
Terlebih, Hannah merupakan penyitas yang turut membagikan kisahnya pada tim produksi Penyalin Cahaya.
"Sebagai penyintas, yang ikut berbagi pengalaman pribadi dalam proses awal film ini,
saya amat sedih dan bingung mendengar berita ini," tulis Hannah dalam utas tersebut.
Terlebih selama berbagi pengalamannya tentang kasus pelecehan seksual, Hannah berusaha memilah dan mengabaikan perasaannya.
Hannah menilai Penyalin Cahaya adalah upaya kolaboratif dari banyak orang yang tulus dan berniat baik.
"Selama berbicara mengenai isu ini, sebuah mekanisme yang telah saya kembangkan adalah untuk memilah-milah dan mengabaikan apa yang saya rasakan, dan fokus pada masalah yang ada.
PC adalah upaya kolaboratif dari banyak orang yang tulus dan berniat baik, yang seperti saya tidak menyadari kejadian ini," sambung Hannah.
Lebih lanjut, Hannah menyebut jika Penyalin Cahaya seharusnya bisa menjadi alat untuk banyak orang memahami isu pelecehan seksual.
Tak hanya sebagai tindakan preventif, melainkan juga untuk para penyitas.
"Saya yakin kita semua tahu bahwa film ini bisa dan harus menjadi alat bagi jutaan orang untuk memahami masalah ini secara lebih mendalam dan yang terpenting berada di pihak dan berempati dengan penyintas.
Sebagai penyintas, saya tahu betul pentingnya hal ini," terang Hannah.
Meski menyakitkan, namun Hannah menyebut kejadian ini adalah pelajaran berharga.
"Berita ini mengejutkan, membingungkan, menyakitkan, tetapi juga merupakan pelajaran berharga," tutup Hannah.
Baca juga: Pernah Alami Kekerasan Seksual di Kampus, Hannah Al Rashid Dukung Permendikbud 30/2021
Baca juga: Hannah Al Rasyid Unggah Foto Nikah dengan Nino Fernandez, Desainer Didiet Maulana: Happy Anniversary
Pernyataan sikap
Dalam keterangan yang ditulis oleh Rekata Studio dan Kaninga Pictures, diunggah dalam twitternya, mereka memutuskan untuk menghapus nama terlapor dari kredit film Penyalin Cahaya dan di materi-materi publikasi film.
Pihak terlapor juga sudah tidak lagi menjadi bagian dari film Penyalin Cahaya dan Rekata Studio.
Berikut isi keterangannya:
"Kami Rekata Studio dan Kaninga Pictures berkomitmen untuk memberikan ruang aman dan bebas dari pelecehan seksual dan kami akan selalu berpihak pada penyintas. Menjaga lingkungan produksi film yang bebas dari pelecehan seksual adalah juga merupakan misi utama kami. Proses syuting film 'Penyalin Cahaya' yang berjalan dengan aman selama 20 hari di Januari 2021 adalah bukti komitmen kami.
Berdasarkan informasi yang kami terima dari suatu komunitas yang mengelola pelaporan terhadap peristiwa pelecehan seksual kami mendapati sebuah nama dari tim film Penyalin Cahaya tercatat sebagai terlapor akan dugaan perbuatan di masa lalunya.
Sebagai tanggung jawab etik atas komitmen kami dan untuk menghormati pelaporan dan proses yang akan terjadi setelahnya kami memutuskan untuk menghapus nama terlapor dari kredit film Penyalin Cahaya dan di materi-materi publikasi film. Pihak terlapor tersebut tidak lagi menjadi bagian dari film Penyalin Cahaya dan Rekata studio.
Rekata Studio dan Kaninga Pictures sangat serius dalam menyikapi kejadian ini dan kami berharap proses-proses yang terjadi setelah pelaporan ini berjalan dengan mengakomodir kepentingan penyintas dan dapat terselesaikan sesuai Jalur yang tepat.
Terima Kasih."
Namanya dihapus
Sesuai dalam keterangan yang ditulis Rekata Studio dan Kaninga Pictures, nama tim produksi yang menjadi terlapor dihapus dalam kredit film.
Bahkan tidak lagi menjadi bagian dari film.
Keterangan serupa juga diunggah oleh sang sutradara film Penyintas Cahaya, Wregas Bhanuteja, melalui akun twitternya @Wregas.
Identitas
Diambil Tribunnews dari berbagai sumber, kru Film yang diduga menjadi pelaku pelecehan seksual itu yakni Henricus Pria.
Saat ditelusuri dari laman website rekata.co, nama Henricus Pria pun tak lagi tertulis dalam deretan nama kru film Penyalin Cahaya.
Padahal Henricus Pria termasuk sebagai penerima penghargaan Piala Citra FFI 2021 kategori Penulis Skenario Asli Terbaik, bersama dengan Wregas Bhanuteja.
Dalam daftar nama, kolom penulis diisi Wregas Bhanuteja sendiri.
Hingga berita ini ditulis, Tribunnews belum mendapat konfirmasi dari Henricus Pria perihal tuduhan tersebut.
Baca berita terkait Hannah Al Rashid dan Penyalin Cahaya lainnya
(Tribunnews.com/ Dipta/ Garudea Prabawati)