Laporan Wartawan Tribunews.com, Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ST BASTIENS akan merilis single pertamanya berjudul Das Schönste Arschloch' pada 11 Maret 2022.
Tetapi single ini tidak usai dalam satu jilid. Akan bermunculan, beranak-pinak, menjadi kesatuan yang terus menyeruak.
Band ini berkomposisi dua orang, yang menjadi pilar; Yakni, Sebastian Boenardi alias Prinz Sebastian von Wolf sebagai vokalis, Trisnoize alias Trisnosferatu sebagai bassist.
"ST BASTIENS memboyong edisional yang ciamik dari band bawah tanah di Bandung yang tidak diragukan lagi ke piawaiannya," ungkap Sebastian Boenardi.
Lahirnya rilisan baru setelah single ini, dijelaskan Sebastian Boenardi akan didukung dengan upaya kolaborasi bersama musisi-musisi kenamaan tanah air.
Dengan landasan gaya New-Gothic, yang merupakan gaya baru dalam bermusik suguhan ST BASTIENS.
Baca juga: Suara Kayu Gandeng Musisi Asal Malaysia Di Single Obat Rindu
"New-Gothic ini berarti mereka berfokus untuk mengambil aura perubahan, revolusioner dan kebebasan berekspresi. Gothic tidak ingin mereka kaitkan lagi dengan hitam dan kegelapan, tapi lebih menjadi bentuk aktualisasi diri dan menjadi lambang buat setiap pribadi untuk berani berkarya. Berbuat sesuatu yang positif dan berani mengekspresikan dirinya menjadi dirinya sendiri," jelas Sebastian Boenardi.
Dianalogikan dengan perubahan menjadi vampire, suatu persona yang kuat, cepat, dan punya kemampuan serta berani berdiri di tengah kegelapan yang melanda untuk menjadi dirinya sendiri.
"New-Gothic adalah paduan musik antara New Wave, Gothic dan Rock yang menjadi aura dari band ini. Seperti motto yang mereka usung dalam single pertamanya, yakni In Goth We Trust," jelas Sebastian Boenardi.
Yang memiliki arti percaya pada diri sendiri dijelaskannya untuk berekspresi dan beraktualisasi.
"GOTH yang dimaksud disini adalah sebuah akronim dari Get Out The Habits, yang berarti keluar dari kebiasaan yang telah biasa orang normal lakukan," ujar Sebastian Boenardi.
Bahwa tidak apa-apa menjadi berbeda, tidak masalah menjadi lain dari pada yang lain, tidak apa-apa untuk keluar dari comfort zone.
ST BASTIENS akan turut menghingarkan telinga pendengar, baik di Indonesia maupun di Jerman. Atau dinegara-negara lain.
Rencananya, setelah tour di bumi pertiwi, ST BASTIENS diakui Sebastian Boenardi akan melakukan tour lanjutan di negeri fatherland, salah satu tanah kelahiran para filsuf kenamaan. Akankan para pemikir yang sudah wafat itu turut berjingkrak-jingkrak saat kedatangan vampire darah belasteran ini?
"Vampire disini, merujuk pada konsep band yang akan diusung oleh ST BASTIENS dalam setiap lagu-lagunya. Dengan kesegaran yang “baru” mulut pemamah darah, taringnya siap mengigit panggung-panggung tempat beraksi, serta kuping dari para pendengar untuk dibuat bingar," papar Sebastian Boenardi.
Belasteran yang dimaksud, dijelasakan Sebastian Boenardi dapat berarti fisikal maupun esensial. Antara Indonesia dan Jerman.
Sang vokalis, Sebastian Boenardi mempunyai darah Jerman, dan sempat hidup dinegara tersebut, walaupun kini, ia memilih Indonesia untuk tujuan bermusik dan berkehidupan. Dengan alasan-alasan lain yang personal.
Dua negara ini, dimana diketahui bersama mempunyai latarbelakang kebudayaan serta sejarah yang berbeda. Tetapi dibalik perbedaan yang hadir, telah mengisi serta membuat resepsi, inspirasi dan gaya artikulasi dalam proses pengkaryaan band ini. Serta tengah menjadi pergaulan intelektual dalam bermusik.
Pergaulan yang dimaksud; dua latar belakang kultural, telah atau tengah diramu sedemikian rupa untuk dijadikan sesuatu yang khas dari tangan band ini, melalu pilihannya menjadi sebuah band bergenre New-Gothic.
Dengan gaya Jermanistik dalam penamaan personil, nama-nama yang terlibat dalam projek ini, juga diubah : Iing Rosemary menjadi Furst Von Schwarze Rosen (Gitar 1), Deana menjadi Engel Des Todes (Keyboardist), Akew Nectura menjadi Der Schwarze Raben (Gitar 2), Rifky menjadi Freitag Der 13 (Drummer).
Single pertama yang akan segera dirilis ini akan menjadi lagu pembuka dalam rangkaian projek kolaborasi ST BASTIENS bersama musisi Indonesia lainnya, yang juga akan mengusung tema vampire sehingga nama-nama besar yang telah ada akan kembali menjadi 'nol' karena perubahan nama menjadi gaya Jermanistik.
ST BASTIENS akan mengembalikan nama-nama besar musisi Indonesia kembali seperti bayi di dunia vampire. Sehingga kedatangan ST BASTIENS akan menjadi titik-tolak seorang musisi untuk kembali struggling tanpa nama besar mereka yang telah menempel sebelumnya.