Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Arie Puji Waluyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belum lama ini, penyanyi Winaya berangkat ke Garut, Jawa Barat ke Penangkaran atau konservasi Hewan Kukang liar.
Kedatangan Winaya ke konservasi Kukang Liar untuk melakukan magang, serta menjalani riset mencari hewan Kukang.
"Jadi aku mencari kukang disana dengan menggunakan frekuensi radio. Bukan Kukang aja disana juga riset untuk burung dan musang," kata Winaya kepada Wartakotalive.com, Rabu (9/3/2022).
"Ternyata Kukang, Musang, dan burung ini membantu petani menghasilkan kopi luwak dan kopi lainnya," sambungnya.
Riset yang dilakukan tersebut diakui Winaya karena keinginan pribadinya.
Baca juga: Tak Hanya Bernusik, Winaya Selesaikan Pendidikan Zoologi dan Kesejahteraan Hewan
Baca juga: Kolaborasi dengan Asta RAN dan Handy Soulvibe, Winaya Rilis Single Love Game
Wanita berusia 24 tahun itu ingin mencari ilmu lagi untuk mempelajari tentang hewan lain.
Selama melakukan riset bersama Kukang Liar, Musang, dan burung diakui Winaya sangat seru. Bahkan, ia mau melakukan itu lagi.
Hanya saja wanita kelahiran Jakarta, 4 Maret 1998 itu belum mempelajari betul soal Kukang sebelum melakukan riset.
"Kukang itu binatang nokturnal yang hidupnya malam sampai subuh. Disana itu diantara hutan dan kebun, rindang, menakutkan, dan banyak bambu. Jujur aja aku takut sama hal ghaib, jadi pas ngejalaninnya mikir lagi aku mau gak kerja dengan binatang yang hidupnya malam," jelasnya.
Saat melakukan riset, Winaya melakukannya berdua bersama orang lokal yang tahu medannya.
"Ya aku ngerasa seram sih. Alhamdulillah engga ada gangguan. Melakukan setiap hari setiap malam. Hasilnya, pertama kali lihat Kukang aku mau nangis," ungkapnya.
"Kenapa nangis? Karena aku melihat Kukang di Barito biasa dijual. Aku lihat asli, berinteraksi dengan lain, ya membuat aku mau nangis," sambungnya.
Tak hanya itu saja, setelah melakukan riset, diakui wanita bernama lengkap Winaya Satasya, warga sekitar konservasi merasa terancam dengan keberadaan Kukang Liar karena dekat dengan pemukiman.
"Kadang Kukangnya ada yang kesetrum dan kemakan anjing juga. Tapi tempat konservasinya menjembatani, sampai warga mengerti manfaat Kukang yang memakan serangga dan hama dari tamaman mereka," terangnya.
Selain melakukan riset, Winaya mengaku mengisi waktu luang menulis lirik. Ia memanfaatkan waktu dengan kondisi keterbatasan.
"Disana wifi gak ada dan internet juga susah. Kemudian aku merasa peacefull dan menulis lirik tentang warga sekitar yang hidup berdampingan dengan Kukang," ujar Winaya.