Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Arie Puji Waluyo
TRIBUNNEWS.COM - Penyanyi jebolan Indonesian Idol Mark Natama rupanya sejak kecil sudah punya mimpi main film.
Mimpi itu baru kali ini kesampaian. Ia menerima tawaran membintangi film "Pulang" karya Azhar Kinoi Lubis.
Perannya sebagai sebagai Beno, lawan main Ziva Magnolya yang memerankan karakter Rindu.
"Memang sejak kecil aku udah mimpi main film. Baru terwujudnya sekarang," kata Mark Natama dalam jumpa pers film Pulang, di kantor Falcon Pictures, di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Senin (4/4/2022).
"Pas SMA tuh aku aktif main teater," sambungnya.
Baca juga: Bintangi Film Pulang, Mark Natama Bantah Cinlok dengan Ziva Magnolya
Langkahnya ke dunia akting diakui pria berusia 20 tahun itu cukup berat. Sebab, ia sempat gagal mendapatkan tawaran padahal sudah melakukan casting.
Ketika ditawari film Pulang, Mark pun meminta skripnya lebih dulu untuk dipelajarinya sebelum casting.
"Sampai akhirnya aku keterima dan berperan sebagai Beno," ucapnya.
Tapi, penyanyi jebolan ajang pencarian bakat Indonesian Idol tersebut takut saat mengetahui lawan mainnya adalah Ringgo Agus Rahman dan Imelda Therinne.
"Awal sempet takut aduh kayak pemeran senior banget. Waktu gue tau ada Ziva, ada teman yang relate sama gue di film ini," jelasnya.
Beruntung Ringgo Agus Rahman dan Imelda Therinne yang dianggap Mark Natama senior, justru membantunya untuk bisa berakting dan menyelesaikan project film Pulang.
"Memang cerita film ini tentang keluarga. Suka banget sama hal-hal berbau keluarga, ketika ada lagu, short film tentang keluarga, gue pengen cari tahu," ujar Mark Natama.
Film Pulang bercerita tentang Rindu (Ziva Magnolya) dan ayahnya, Pras (Ringgo Agus Rahman) yang melakukan perjalanan ke Yogyakarta, yang sudah dinantukan oleh Santi (Imelda Therinne) dan Biru, ibu dan adik Rindu.
Dalam perjalanannya, Rindu dan Pras banyak berbicara, hingga beberapa rahasia terbongkar, mulai dari tato yang dimiliki Rindu, sampai hubungan ayah dan ibunya yang hampir bercerai.
Rindu syok saat mengetahui hubungan orang tuanya sedang tidak baik, hingga Rindu bertanya kepada ayahnya itu terkait alasan ingin bercerai.
Dari perbincangan tersebut, Pras seperti tersadar dan menelpon Santi, istrinya. Perjalanan itu membuka mata hati Pras, bahwa yang dibutuhkan selama ini adalah pulang.
Pulang kedalam kenangan terindah dalam dirinya, yang menyisakan perjalanan panjang.