Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Arie Puji Waluyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ifan Seventeen ingat kisahnya saat mengalami kejadian naas menjadi korban dari tsunami di Tanjung Lesung, Banten, 22 Desember 2018.
Saat menjadi korban tsunami, Ifan sedang manggung bersama Seventeen di acara PLN, disebuah vila di kawasan Tanjung Lesung, Banten.
Ifan Seventeen berbagi cerita perjuangannya selamat dari tsunami Tanjung Lesung.
Baca juga: Ucapan Syukur Ifan Seventeen setelah Ayah Dylan Sahara jadi Saksi Pernikahannya dengan Citra Monica
Baca juga: Film Kemarin Tayang di Netflix, Kisahkan Band Seventeen dalam Tragedi Tsunami
Ia awalnya lompat dari atas panggung, saat air laut menghantam acara tersebut.
"Abis lompat, rijing dan panggung tuh niban gua. Ya gua pingsan," kata Ifan Seventeen dalam kanal youtube Curhat Bang Denny Sumargo, dikutip Wartakotalive.com, Selasa (12/4/2022).
"Gua bisa selamat karena mukzizat," sambungnya.
Dibawah alam sadarnya, pria berusia 39 tahun itu merasa dirinya kegulung air yang bercamPur dengan besi dan panggung.
"Gua merasa ini mimpi apa kiamat nih?," ucapnya.
Dalam keadaan pingsan, Ifan mengaku instingnya memintanya naik keatas gumpalan air yang menggulungnya itu, dengan badan yang terlilit kabel.
"Kemudian gua sadar. Gua lepasin lilitan kabel dan gua naik keatas. Ternyata gua udah ada ditengah laut," ungkapnya.
"Tapi sebelum naik, ya gua sebisa mungkin tidak buka mulut. Menafas dari sisa-sisa udara didalam diri gua," tambahnya.
Ketika naik keatas permukaan air, masih dalam keadaan mengambil nafas dan memenuhi kesadarannya, vokalis grup band Seventeen itu baru mengetahui ia kehantam badai tsunami.
"Gua nangis mengeluh sambil nyelamatin diri, 'ini apaan sih'. Gua mikir itu mimpi. Pas berhenti kok airnya mundur, narik ke tengah laut. Gua ke laut. Ada orang narik tangan gua, dari situ gua tau ini saatnya orang saling tarik menarik satu sama lain," jelasnya.
"Gua masih sadar saat dihantam tsunami, karena gua merasa fisik gua sedang fit karena sering muaythai," sambungnya.
Ketika berjuang hidup ditengah laut, mantan suami Dylan Sahara itu tak menampik tangannya ditarik orang yang berusaha menyelamatkan diri agar tidak kelelep di laut.
Ifan pun panik dan menyikut orang tersebut agar ia juga bisa selamat ditengah laut.
"Gua bilang, 'jangan pegang tangan gua, pegang barang lain. Kalau narik tangan gua kita berdua mati'. Gua sikut kepalanya, ya panik semua," terangnya.
Baca juga: Ifan Seventeen Bersama Mertua Ziarah ke Makam Dylan Sahara, Ingin Lepas Rindu dalam Iringan Doa
Baca juga: Ifan Seventeen Menangis saat Sungkem ke Orangtua Almarhumah Dylan
"Tapi gak tau kenapa dia bisa dengar instruksi gua. Ya ada meja dia pegang itu. Kita berdua sama sama megang meja itu masih ngapung," tambahnya.
Ketika mengapung diatas laut sambil memegang meja, muncul korban selamat lain yang juga memegang meja yang ada bersama Ifan dan kemudian mereka tenggelam.
"Gua sempat nyerah, udah cukup deh usaha gua, 'ya Allah udah cukup gua. Gua udah capek gak ada tenaga lagi. Terima gua baik atau buruknya, gua bukan hamba lu yang baik. Gua pulang' gitu," katanya.
Namun, Ifan pun baru sadar akan fungsi tubuh, dimana setiap lubang yang ada ditubuhnya akan menutup otomatis yang bertahan selama 20 menit.
"Pilihannya antara gua buka mulut mati cepat atau gua tahan matinya 15-20 menit lagi. Bayangan gua di film, lemas capek nanti gua pingsan ada nelayan yang nyelamatin gua," ucapnya.
"Pikiran itu tertanam dalam memori otak gua. Gua memilih matinya 20 menit lagi siapa tau diselamatin. Gua baca lah dua kalimat syahadat, kenapa? Karena takutnya tidak selamat gua lupa baca itu," tambahnya.
Dewi fortuna seakan memihak Ifan. Ketika sedang berontak di dalam laut karena tenggelam sambil mendengar denyut nadinya sendiri, ia memegang sebuah peti yang ternyata adalah hardcase lighting.
"Mata gua udah redup ya melek lagi. Apaan nih. Gua naik keatas dan berenang lagi dan pegang kotak tersebut. Ada cewe dan cowok berenang dan pegangan kotak juga. Terus gua minta mereka dorong kotak ini jauh dari kerimunan di laut itu," jelasnya.
Saat berusaha selamat dengan pertolongan kotak, Ifan pun mendengar teriakan permintaan tolong. Dari teriakan yang ramai sampai keheningan karena korban yang tak selamat.
"Ngapung ditengah laut tiba tiba mayat nyentuh badan gua. Mayat ngelewatin kita banyak banget. Udah hening ada anak kecil dan ibu ibu. Di kotak berlima hidup semua," katanya.
"Gua satu kotak itu lima orang, satu diantaranya pegawai hotel yang ngefans sama gua," sambungnya.
Ketika melihat sekitar, Ifan melihat setitik cahaya yang berasal dari daratan. Ia bersama yang lainnya mendorong peti kearah daratan agar bisa selamat.
"Abis itu, si pegawai hotel teriak teriak ke daratan, 'Ifan Seventeen disini'. Dia seakan nyelametin gua. Dia jual nama gua. Gua minta dia gak teriak, 'semua orang kalau pa Jokowi ada disini gak akan diselamatin' gitu," terangnya.
Selama dua jam terombang ambing ditengah laut, Ifan membaca salawat nabi karena ia tak tahu kemana arah dari peti ini mengapung, meski ia berusaha mendorongnya ke daratan.
"Kemudian, ternyata nyentuh karang. Gua berdiri, air laut seleher gua. Nah pegawai hotel ini dia kelelep gitu akhirnya gua pegangin. Satu tangan gua pegang karang, satunya peganf pegawai ini. Orang yang di peti otomatis teriak teriak nangis nangis," jelasnya.
"Gua cuma bisa teriak, semangat semangat. Posisi mereka berdua ada diatas kotak. Terus peti menjauh dari gua dan keseret ke tengah laut lagi," tambahnya
Ifan Seventeen mengakui, ia selamat sampai ke tepi laut karena mengikuti arus ombak yang mengarah ke daratan.
"Jadi gua ikutin arusnya sampai akhirnya gua sampai daratan dan selamat. Ketemu orang dan gua dibawa ke klinik," ujar Ifan Seventeen.