Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mohammad Alivio
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Happy Salma memerankan sosok Inggit Garnasih dalam teater musikal bertajuk Inggit Garnasih: Tegak Setelah Ombak.
Menuru Happy Salma, tak mudah menampilkan pentas monolog yang dihadirkan dalam bentuk teater musikal tersebut.
Apalagi, setelah persiapan cukup lama, pementasan teater ini terpaksa harus ditunda selama dua tahun akibat pandemi Covid-19.
Baca juga: Happy Salma Persembahkan Teater Musikal Bertajuk Inggit Garnasih: Tegak Setelah Ombak
Baca juga: Cucu Inggit Garnasih Ungkap Cerita di Balik Akta Cerai Soekarno, Sebut Pernah Ditawar Rp 100 Miliar
"Untuk saya sulit banget memotivasi diri untuk menghapal lagi, apalagi ini naskahnya berbeda dari 11-12 pertunjukan yang pernah saya lakukan," kata Happy Salma di Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (19/5/2022) malam.
"Jadi sejujurnya lebih ruwet buat saya. Jadi kalau mau ditanya susah, apalagi ada menyanyi segala," lanjutnya.
Meski sempat pesimis, adapun cara untuk memotivasi diri yang dilakukan artis kelahiran Sukabumi ini.
Ia berprinsip, apabila sesuatu yang sudah dimulai harus diselesaikan, itu sebagai bentuk rasa tanggung jawabnya.
"Saya sampai keringat dingin, sampai ada momen saya kayak orang linglung karena saya merasa tidak mampu, tapi saya belajar lagi. Karena saya harus menyelesaikan sesuatu sampai tuntas," pungkasnya.
Selain Happy Salma, adapun peran penting lainnya dalam pelaksanaan teater musikal ini, yaitu Marsha Timothy selaku Co Produser, Ratna Ayu selaku penulis naskah, Wawan Sofyan selaku sutradara, Avip Priatna selaku konduktor dan pimpinan Jakarta Concery Orchestra, serta masih banyak lagi.
Pementasan ini akan berlangsung pada Jumat 20 Mei dan Sabtu 21 Mei 2022, pukul 20.00 WIB di Ciputra Artpreneur Theatre, Kuningan, Jakarta.
Sebagai informasi, Inggit Garnasih adalah istri kedua dari Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno.
Selama 20 tahun pernikahan, Inggit telah setia mengantar Soekarno lulus dari sekolahnya di Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB), mendukung ekonomi keluarga saat Soekarno memulai pergerakan awalnya dalam berorganisasi.
Ia menghidupi Soekarno dengan berjualan jamu, alat-alat rumah tangga dan pertanian, merawat semangatnya saat Soekarno ditahan di penjara Sukamiskin, mendampinginya dalam pengasingannya di Ende dan Bengkulu.
Ketika Bung Karno akhirnya akan sampai di gerbang Istana menjelang kemerdekaan bangsa yang didamba, Inggit mengemas barang-barang dan kenangan dalam koper tuanya dan kembali ke Bandung.
Inggit memilih mempertahankan martabatnya sebagai perempuan dan menolak dimadu ketika Soekarno menyatakan ingin menikah lagi.
Meski Inggit dijanjikan menjadi istri utama, Inggit memilih mengatakan tidak kepada Bapak pendiri bangsa ini.