TRIBUNNEWS.COM - Profil Nasida Ria ramai dibicarakan publik setelah tampil di Jerman.
Nasida Ria merupakan grup musik kasidah yang berasal dari Semarang, Jawa Tengah.
Lagu-lagu dari Nasidah Ria cukup banyak dikenal masyarakat luas, di antaranya adalah Kota Santri, Perdamaian, Sholawat Badar, dan Bom Nuklir.
Untuk mengenal lebih jauh, berikut ini Tribunnews sajikan profil Nasida Ria, dihimpun dari berbagai sumber.
Awal Terbentuk
Grup Nasida Ria terbentuk tahun 1975, dipimpin oleh H Malik Zain dan sang istri Hj. Mudrikah Zain.
Awal mula Nasida Ria dibentuk adalah untuk misi menyebarkan dakwah dan kebaikan dengan cara bermusik.
Baca juga: Grup Kasidah Nasida Ria Konser di Jerman, Bawakan Lagu Perdamaian di Documenta Fifteen
Baca juga: Nasida Ria Meriahkan Festival Musik di Jerman, Sukses Bikin Para Bule Histeris hingga Berjoget
Dikutip dari Buku Biografi Visual Grup Kasidah Modern Nasida Ria dari Jurnal Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida), kisah awal mula Nasida Ria, grup musik kasidah ini memiliki sembilan anggota.
Mereka yakni Rien Jamain, Musyarofah, Umi Kholifah, Nur Ain, Nunung, Mutoharoh, Alfiyah, Kudriyah, dan Ibu Hj. Mudrikah Zain.
Sembilan personel awal Nasida Ria ini merupakan siswa dari H. Muhammad Zain.
Nama Nasida Ria kemudian mencuat setelah gelaran MTQ di Bandar Lampung pada 1975.
Selama ini, musik yang dibawakan Nasida Ria adalah lagu-lagu Nasyid yang banyak berisikan nasihat dan petuah dalam hidup.
Adapun pemberian nama Nasida Ria berasal dari kata Nasyid dan Ria.
Nasyid berarti lagu-lagu atau nyanyian dan ria yang memiliki arti gembira atau bersenang senang.
Jadi, meskipun lagu-lagunya banyak berisi petuah dan nasihat, tapi lagu tersebut tetap dibawakan dengan irama yang ria.
Lagu Perdamaian yang Familiar
Meski terbentuk pada akhir '70-an, namun Nasida Ria tidak langsung populer.
Popularitas Nasida Ria melejit berkat lagu berjudul Perdamaian di album kelima yang dirilis tahun 1980-an.
Album ini sukses di pasaran dan menjadi tonggak kepopuleran Nasida Ria. Salah satunya lagu adalah Kota Santri.
Lagu ini terlahir setelah terjadi beberapa perubahan pada Nasida Ria.
Grup musik asal Semarang, Jawa Tengah ini awalnya melaunching album pertama pada 1978 dengan judul album Alabaladil Mahbub.
Saat itu, Nasida Ria mengikat kontrak dengan label Ira Puspita Record.
Musik Nasida Ria terinspirasi dari musik dakwah Arab, bahkan tiga album mereka banyak lagu yang menggunakan Bahas Arab.
Baca juga: Ramaikan Industri Musik Indonesia, Band Asal Cianjur Rilis Lagu Sahabatku Kekasihmu
Baca juga: Gandeng Melly Goeslaw, Zia Debut di Industri Musik Lewat Single Mantan Temanku
Namun seusai mendapatkan saran dari Kyai Ahmad Buchori Masruri, dakwah Nasida Ria melalui musik akan lebih efektif jika berbahasa Indonesia.
Gaya Nasida Ria pun diubah dan Masruri juga menulis lagu untuk mereka dengan nama samaran Abu Ali Haidar.
Dari situlah musik Nasida Ria yang baru mulai populer melalui lagu legendaris seperti Pengantin Baru, Tahun 2000, Jilbab Putih, Anakku, dan Kota Santri setelah sebelumnya hits dengan lagu Perdamaian.
Dikutip dari laman Pemprov Jateng, pada 2020 lalu, Nasida Ria sudah memiliki 36 album.
Bahkan saat pandemi, mereka berhasil menelurkan album berjudul 45 Tahun Berkarya dengan tujuh lagu baru dan lagu andalannya bertajuk 'Kebaikan Tanpa Sekat'.
Saat ini, Nasida Ria digawangi oleh 12 personel, yakni Afuwah (vokalis dan gendang), Nazla (vokalis), Hamidah (suling), Nadhiroh dan Nur Hayati (biola), Nur Jannah (biola dan vokal), Sofiyatun dan Siti Romnah (keyboard), Rien Jamain (bass dan tamborin), Ana (bass), Titik Mukaromah dan Towiyah (gitar) ini masih aktif menciptakan lagu.
Tour hingga ke Mancanegara
Lagu Nasida Ria banyak diputar di radio, dan mulai muncul di telivisi nasional.
Nasida Ria akhirnya bisa melakukan tur di seluruh Indonesia.
Dengan nada-nada yang mudah diingat dan pesan yang dapat dimengerti semua kalangan, Nasida Ria menjadi primadona.
Nuansa yang semarak dan ceria pun melekat pada diri Nasida Ria.
Hal tersebut didukung dengan ciri khas mereka, kostum meriah dan penuh warna yang tetap berpedoman pada syariah islam ini menjadi identitas mereka.
Tahun 1988, Nasida Ria tampil di beberapa Negara, di antaranya Malaysia untuk memperingati 1 Muharram.
Mereka juga pernah diundang ke Berlin, Jerman oleh Haus der Kulturen der Welt untuk bermain di Die Garten des Islam (Pameran Budaya Islam) pada tahun 1994.
Pada Juli 1996, mereka kembali ke Jerman untuk Festival Heimatklange, dengan acara di Berlin, Mülheim, dan Düsseldorf.
Viral di 2022
Di pertengahan Juni 2022 ini, nama Nasida Ria kembali menjadi perbincangan publik.
Nasida Ria tampil di gelaran Documenta Fifteen yang diselenggarakan di Jerman.
Dalam acara tersebut, Nasida Ria tampil membawakan sejumlah lagu di event lima tahunan tersebut.
Dikutip dari Instagram Nasida Ria, @nasidariasemarang, mereka sukses menghibur penonton yang berada di Kota Kassel, Jerman, lokasi dihelatnya Documenta Fifteen.
Grup kasidah yang dikenal dengan lagu "Perdamaian" itu menjadi salah satu penampil pertama dari event yang diselenggarakan hingga 25 September 2022 tersebut.
Nasida Ria mengucapkan terima kasih kepada Ruangrupa, organisasi seni rupa di Jakarta yang membawa mereka tampil di Benua Biru.
"Special Thanks!! The one and only @ruangrupa
Yang sudah membawa Nasida Ria bisa kembali show di Germany. Semoga keberkahan, kebaikan dan kemanfaatan selalu menyertai kalian semua
Semangat dan sukses untuk event @documentafifteen yang masih berjalan 98 hari lagi," tulis Nasida Ria.
(Tribunnews.com/Tio, Yunita, Gilang)