News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Trend Kenaikan Kasus Covid-19 di Indonesia Kemungkinan Akibat Sub Varian BA.4 dan BA.5

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Covid-19 pada anak. Trend Kenaikan Kasus Covid-19 di Indonesia Kemungkinan Akibat Sub Varian BA.4 dan BA.5

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Saat ini terjadi kasus Covid-19 mengalami peningkatan.

Penambahan kasus dalam seminggu terakhir bahkan tembus seribu.

Terjadinya tren kasus ini kemungkinan berasal dari sub varian BA.4 atau BA.5.

Baca juga: Pakar Epidemiologi: Sub Varian BA.4 dan BA.5 Miliki Beberapa Karakter yang Serupa dengan Delta

Hal ini disampaikan oleh Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman. Menurutnya ini berdasat konteks saat ini yaitu sub varian BA.4 dan BA.5 sudah merebak, di berbagai kawasan dunia termasuk Indonesia,

Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman (Dokumentasi Pribadi)

Saat ini tengah terjadi peningkatan kasus lebih dari 25 persen, dalam waktu relatif singkat yaitu kurang dari dua minggu.

Kemudian kata Dicky, situasi ini berada di tengah terbatas nya minimnya testing.

Baca juga: Booster Vaksin Covid-19 Masih Efektif Mencegah Keparahan dan Angka Kematian

"Artinya yang datang ini bukan karena masif di testing. Tapi sebagian dari mereka ini bergejala dan ada fenomena gunung es. Di situlah kemungkinan disebabkan oleh BA.4 dan BA.5," ungkapnya pada Tribunnews, Senin (21/6/2022).

Tanda lainnya adalah di tengah cakupan vaksinasi dan modal imunitas yang tinggi, tetap terjadi trend kenaikan kasus. Dan BA.4 dan BA.5 memiliki kemampuan untuk mengurangi efikasi vaksin Covid-19.

Vaksin mencegah covid. Trend Kenaikan Kasus Covid-19 di Indonesia Kemungkinan Akibat Sub Varian BA.4 dan BA.5(Pexels)

"Jelas ini peningkatan di berbagai daerah, kemungkinan itulah BA.4 dan BA.5 . Di Eropa misalnya, kasus infeksi yang meningkat dalam waktu relatif cepat, kemudian 2-4 minggu kemudian di tambah dengan beban fasilitas kesehatan," papar Dicky lagi.

Terutama pada kelompok orang lanjut usia dan belum divaksinasi. Hal ini menjadi fenomena trend yang akan dihadapi banyak wilayah.

Baca juga: BREAKING NEWS Update Corona 20 Juni 2022: Tambah 1.180 Kasus Baru, 667 Pasien Sembuh

Walau pun kata Dicky tentu potensi perberatan atau keparahan lebih kecil dibandingkan varian Delta. Namun pada kelompok yang berisiko, harus diwaspadai.

Misalnya seperti anak di bawah lima tahun yang belum eligible divaksinaai. Atau pun kelompok lansia dengan komorbid dan proteksi sudah menurun.

"Ini yang harus diwaspadai karena mereka bisa mengalami keparahan atau fatalitas," tegas Dicky.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini