Namun menurut Tessa Thompsons sendiri, Thor: Love and Thunder tidak memiliki cukup plot untuk mengeksplorasi kontroversi itu.
Dalam sebuah wawancara dengan Yahoo, Tessa Thompson mengungkapkan, dalam film ini dia masih teguh berdiri dengan karakter biseksual, namun tidak terlalu menjadi perhatian film ini.
Tessa Thompson membuat poin bagus tentang Thor: Love and Thunder tidak harus menggambarkan Valkyrie dengan minat romantis pada gender tertentu agar dia menjadi biseksual.
Seperti yang dia katakan, seseorang tidak ditentukan oleh minat romantis atau seksual mereka, dan apakah Valkyrie menemukan cinta dengan seseorang dengan jenis kelamin atau orientasi apa pun.
Valkyrie masih merupakan karakter yang aneh.
Konon, topik representasi biseksual di media adalah topik yang sangat kontroversial dan didiskusikan.
Menurut Tessa, ini adalah topik besar sehubungan dengan seksualitas Valkyrie.
Film Thor: Love and Thunder secara implisit berkontribusi pada perdebatan ini.
Baru-baru ini Disney sering disorot karena tekanan yang besar untuk mewakili masalah LGBTQ, meski tidak mengakuinya.
Selain Disney, Pixar juga sempat diperbincangkan setelah merilis film Lightyear yang menampilkan adegan singkat yang tidak senonoh antar sesama jenis.
Sebagian penonton menyoroti kontroversi sosial yang menurut mereka sangat tidak pantas menyajikan gagasan cinta dan hubungan sesama jenis dalam sebuah film yang ditargetkan untuk anak-anak.
Mereka menganggap adegan singkat itu adalah upaya minimal tertentu yang ditayangkan dalam film.
Terkait dengan kontroversi film-film Disney, Thor: Love and Thunder akan memiliki beberapa kontroversi yang menyertainya, tetapi seksualitas Valkyrie mungkin bukan satu-satunya.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Thor Love and Thunder