TRIBUNNEWS.COM - Citayam Fashion Week hingga kini masih jadi sorotan dan dibicarakan publik di berbagai platform media sosial.
Bahkan kian heboh saat Baim Wong melalui perusahaannya, yakni PT Tiger Wong Entertainment, mendaftarkan merek Citayam Fashion Week ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (Ditjen HKI) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Netizen ramai-ramai menghujat langkah Baim Wong tersebut.
"Created by the poor, stolen by the rich," demikian satu di antara suara netizen terkait pendaftaran merek Citayam Fashion Week oleh suami model Paula Verhoeven tersebut.
Padahal, Baim sudah mengatakan langkah yang dilakukannya itu untuk memajukan dunia fashion Indonesia.
Ia berencana menggelar acara fashion show tersebut di Sarinah, Agustus mendatang.
Sosiolog dari Universitas Indonesia, Hari Nugroho, angkat bicara mengenai fenomena Citayam Fashion Week yang mereknya didaftarkan Baim Wong ke Ditjen HKI.
Menurut dia, ajang itu berpotensi dikuasai oleh kalangan menengah ke atas yang memiliki sumber daya sosial dan ekonomi lebih.
Apabila itu terjadi, bukan tidak mungkin para remaja dari Citayam, Bojonggede, Depok dan Dukuh AtasĀ yang mempopulerkan Citayam Fashion Week tersingkir.
"Arena ini potensial hanya akan diambil alih oleh mereka yang punya power and resources lebih besar yaitu kalau bukan anak muda kelas menengah Jakarta, atau ya mereka yang mau pakai untuk keperluan panggung politik," kata Hari seperti diberitakan Kompas.com, Minggu (24/7/2022).
Baca juga: Dihujat Daftarkan Merek Citayam Fashion Week, Baim Wong Ungkap Maksudnya: Majukan Fashion Indonesia
"Dan akhirnya anak-anak itu (remaja Citayam) akan tersingkir atau sekurangnya hanya menjadi penopang saja, bukan subjek utama arena," tutur Hari.
Hari juga memprediksi tren 'Citayam Fashion Week' tak akan bertahan lama.
Hal ini dikarenakan, kemunculannya yang spontan membuat fenomena Citayam Fashion Week mudah dilupakan pula.
"Menurut saya itu tidak akan bertahan lama, karena itu hanya respons populer saja."
"Kemunculannya itu adalah sebuah komunitas cair yang tidak terstruktur, yang terkonstruksi secara spontan," ujar Hari.
Hari juga menilai kemunculan Citayam Fashion Week muncul tanpa adanya tokoh penggerak yang utama atau inti.
"Meskipun ada beberapa nama yang ditokohkan di antara komunitas Citayam itu, tapi mereka bukan pemimpin penggerak sepertinya," tutur Hari.
Baca juga: Citayam Fashion Week yang Sedang Viral, Ternyata Menuai Pro dan Kontra
"Jadi, menurut saya, fenomena Citayam ini hanya fenomena populer saja, dari ketiadaan ruang bagi anak muda di kota satelit Jakarta untuk berekspresi untuk membangun identitas mereka."
"Dan kebetulan tempat di kawasan Sudirman itu menyediakan arenanya," tandas Hari.
Kritik publik terhadap Baim Wong
Tak hanya netizen awam yang melayangkan kritik terhadap upaya Baim Wong mendaftarkan merek Citayam Fashion Week ke Ditjen HKI.
Tercatat ada artis, penulis, hingga pejabat, yang tak setujud dengan upaya Baim Wong tersebut.
Diberitakan sebelumnya pendaftaran merek Citayam Fashion Week (CFW) ke Kementerian Hukum dan HAM dilakukan oleh PT Tiger Wong, perusahaan milik artis Baim Wong dan istrinya, Paula Verhoeven tersebut.
Citayam Fashion Week yang diajukan PT Tiger Wong diterima pada 20 Juli 2022 tersebut ditulis dalam permohonan sebagai hiburan dalam peragaan busana hingga podcast.
Citayam Fashion Week, yang didaftarkan perusahaan Baim Wong, juga akan menjadi layanan penyedia video online yang tidak dapat diunduh di bidang mode, organisasi peragaan busana untuk tujuan hiburan, pelaksanaan pameran, peragaan busana, dan pameran kebudayaan untuk tujuan hiburan.
Lantas berikut kritik-kritik tersebut, dikutip Tribunnews dari berbagai sumber:
1. Ridwan Kamil
Melalui akun twitter miliknya, @ridwankamil, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta pendaftaran Citayam Fashion Week ke HAKI oleh Baim Wong dan istri dicabut saja.
Ridwan Kamil pun menyarankan agar kepengurusan dilakukan oleh kaum muda yang bergerak di Citayam Fashion Week sendiri.
"Dear Baim Wong dkk."
"Nasehat saya, tidak semua urusan di dunia ini harus selalu dilihat dari sisi komersial. Fenomena #CitayamFashionWeek itu adalah gerakan organik akar rumput yang tumbuh kembangnya harus natural dan organik pula.
Baca juga: Ridwan Kamil Sarankan Baim Wong Cabut Pendaftaran Merek Citayam Fashion Week
Sekalinya diformalkan & dimewahkan, apalagi oleh orang luar, malah akan hilang tujuan & maksudnya. Dan biasanya gerakannya malah akan mati muda. Biarkan ini jd cerita, bahwa fashion jalanan tetap di jalanan. Bukan di Sarinah, bukan di podcast, bukan pula harus menginternasional.
Biarkan tetap Slebew bukan Haute Couture. Ada kalanya mereka hanya butuh ruang ekspresi. Dan tidak perlu negara turut campur terlalu jauh. Tidak perlu pula individu2 di luar komunitasnya ikut-ikutan mengatur-ngatur.
Jikapun ingin diorganisasikan lebih baik, biarlah mereka sendiri yang mengurusnya melalui komunitasnya. Oleh mereka bukan anda. Anda dan istri sudah hebat punya kerja-kerja luar biasa. Lanjutkan. Tapi bukan untuk inisiatif yang ini.
Saran saya, pendaftaran HAKI ke Kemenkumham dicabut saja. Terima kasih jika bisa memahaminya. Hatur Nuhun."
2. Wakil Gubernur DKI Jakarta Riza Patria
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menanggapi soal aksi Baim Wong daftarkan merek Citayam Fashion Week ke HAKI.
Riza menegaskan bahwa "Citayam Fashion Week" adalah merek yang tumbuh secara organik dan dimiliki publik.
"Kalau 'Citayam Fashion Week' didaftarkan sebagai HAKI oleh Baim Wong, ya itu punya publik," kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (25/7/2022).
Riza menjelaskan, remaja yang berasal dari Citayam, Bojonggede, Depok, dan sekitarnya melakukan catwalk di jalan yang berada di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat, dan dimiliki oleh Pemerintah Provinsi DKI (Pemprov) Jakarta, dilansir oleh Kompas.com.
Dengan demikian, kata dia, sudah seharusnya "Citayam Fashion Week" dimiliki oleh publik karena kawasan yang digunakan juga milik pemerintah.
"Silakan aja Baim Wong, cuma itu (Citayam Fashion Week) kan milik publik, jalan itu milik publik, milik pemerintah, ada jalan pemerintah pusat, jalan Pemprov," ujar dia.
3. Penulis Okky Madasari Beri Komentar Pedas
Penulis ternama Okky Madasari memberikan kritikan pedas terhadap aksi Baim Wong dan Paula Verhoeven.
Lewat twitter pribadinya @okkymadasari, pihaknya juga mengkritik soal konten Paula Verhoeven yang mendatangi rumah Bonge.
Bonge merupakan remaja yang kerap viral bersamaan dengan adanya Citayam Fashion Week.
Dalam konten tersebut, Paula membawa dua koper berisi uang saat datang ke rumah Bonge tersebut.
"Datang ke rumah pemuda Citayam dengan duit cash dua koper."
"Mendaftarakan Citayam Fashion Week ke HAKI Pada akhirnya ini memang soal bisnis. Tapi sungguh contoh bisnis yang norak, nggak tahu malu, miskin imajinasi & kreativitas."
"Malu woy ama anak Citayam!"
4. Ernest Prakasa
Aktor, Produser hingga sutradara Ernest Prakarsa juga turut serta menanggapi soal fenomena pendaftaran ke HAKI tersebut.
Walaupun tak secara eksplisit menyebut Baim Wong dan Paula Verhoeven, namun konteks cuitan Ernest Prakarsa senada dengan adanya pendaftaran brand Citayam Fashion Week ke HAKI tersebut.
Dalam cuitannya di twitter pribadinya, @ernestprakasa, dirinya menyebut:
"HAKI itu dibuat untuk melindungi kreator, agar pekerja kreatif bisa sejahtera dari ide & karya mereka sendiri. Bukannya dulu-duluan maen sikat mumpung belom ada yang daftarin. Tolong lah dipake akal sehat & hati nuraninya."
"HAKI itu H-nya adalah Hak. Kok bisa-bisanya merasa berhak atas sesuatu yang bukan ciptaan mereka sendiri. Gak tau malu."
"Daftarin OPEN MIC ke HAKI. Daftarin ROASTING ke HAKI. Daftarin CITAYAM FASHION WEEK ke HAKI. Serakah banget jadi manusia."